Latihan 06

376 24 49
                                    

"Kau bilang level 16!!!"ucap Alice setengah berteriak yang menyebabkanku sedikit bingung.

    "Memangnya ada apa dengan levelku?" Tanyaku padanya yang masih melongo heran seolah tidak percaya akan apa yang kukatakan sebelumnya.

       "Hey, ada apa ribut - ribut di situ?" Tanya Juniati yang sudah siap di depan menunggu Kakaknya yang tampaknya tengah mengambil tas kecil dikamarnya.

             "Ah. Tidak ada apa - apa" balas Alice sambil menoleh sebentar ke arah Juniati, dan kembali menatap tajam diriku yang kebingungan di depannya ini.
         "Apa - apaan dengan levelmu itu? Selama ini kau ngapain jak? Tidur?"ucapnya kepadaku dengan pertanyaan yang cukup sulit dijawab, wajar saja karena aku muncul disini baru tadi siang.

          "Kak kami pergi dulu, mungkin pulangnya agak malam!" Ucap Juniati sambil menutup pintu dan pergi mengikuti kakaknya yang sudah berada di depannya, Alice hanya mengangguk saja.

           Setelah menunggu beberapa saat Alice kembali berkata :
"Coba perlihatkan statusmu mustahil bila saat ini level mu baru level 9."
     
Tanpa pikir panjang aku langsung membuka statusku dan memperlihatkannya padanya.

      Dia mengeceknya sebentar, dan sepertinya dia membuka status screen miliknya, dilevel miliknya tertera angka 48 yang artinya dia sudah membuka fitur spesial miliknya.

              "Ugh... yang benar saja, kau benar - benar noob bahkan level mu lebih rendah daripada level anak - anak." Ucapnya sambil menutup status screen miliknya dan aku juga ikut menutup milikku juga.

             "Maksudnya.....? Lebih rendah dari level anak - anak"tanyaku padanya yang kini tidak menatapku lagi tapi kali ini yang di tatapnya adalah pemandangan kota yang kini sudah mulai ramai.

               "Level untuk usia sepertimu seharusnya sudah mencapai level 30!" Jawabnya tanpa mengalihkan pandangan seriusnya itu.

          "Bagaimana jika kukatakan bahwa aku dari dunia lain?" Ucapku kali ini dengan nada yang serius (biasanya nada suara ku berubah sesuai dengan mood saja.)

            "Dunia lain? Kau ingin aku percaya hal itu?" Tanyanya balik sambil mengibas rambutnya yang menghalangi telinganya.

        Aku hanya mengiyakan saja dan berharap agar ia percaya bahwa aku tidak pernah berhibernasi layaknya beruang.

      "Baiklah, mungkin aku akan percaya jika kau ceritakan seperti apa dunia mu itu, dan bagaimana ceritanya kau bisa sampai masuk kesini!" Ucapnya yang sedikit membuat perasaan lega, karena bisa saja dia mengeluarkanku hanya karena level saja, bisa hilang kesempatan untuk menemui Notch dan mendapatkan informasi cara keluar dari dunia ini.

           Yah tidak ada pilihan akhirnya aku menceritakan tentang bumi ,tentang kota tempatku berasal, apa yang kulakukan sebelum aku sampai disini, dan cerita itu menghabiskan hampir 1 setengah jam yang terkadang ada bagian yang membuat Alice terlihat tidak percaya, apalagi tentang game yang aku mainkan sebelum sampai kesini itu sama dengan nama dunia dimana aku berada saat ini.

"Jadi begitu. Yah sudahlah yang lalu biarlah berlalu"ucapnya sambil menghela napas.

   "Memangnya kenapa?" Tanyaku yang langsung mendapat respon.

Minecraft RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang