Chapter 21: Enchanted Diamond Sword

140 17 2
                                    

"Sebuah pernyataan perang?" Ucap Notch dengan suara yang sedikit bergetar karena menahan amarah.

"Tuan, waktu kita sudah di tentukan. Berarti kita tidak punya banyak waktu." Ucap pelayan yang kini sudah berada di belakang Notch.

"Kau benar, kalian Kemarilah!." Perintah Notch pada Bayu dan yang lainnya.

Karena melihat ekspresi Notch yang terlihat berbeda, mereka langsung menghampirinya tanpa membuang waktu sedikit pun.

Kini mereka sudah berada di hadapan Notch, termasuk dengan pangeran Script dan juga putri.

"Sebetulnya, aku ingin kalian mencari sebuah pedang." Ucap Notch.

"Sebuah pedang yang berada cukup jauh dari sini, disebuah tempat dimana semua benda dapat membunuhmu, bahkan udara saja dapat membunuhmu." Lanjut Notch dengan ekspresi serius.

Dengan memberanikan diri Robi bertanya.

"Pedang seperti apa? Dimana? Dan apa fungsinya?"

"Pedang itu merupakan pedang berlian yang di segel di sebuah mesa temple, fungsinya untuk melawan Entity." Jawab Notch.

"Tapi mesa temple ini berbeda dari mesa biome yang lain, karena disana banyak sekali monster yang tidak dikenal dan kuat menjaga pedang itu. Bahkan udaranya saja mematikan." Lanjut Notch lagi.

"Tunggu, jika udaranya saja mematikan, bagaimana kita bisa mencapai pedang itu?" Bayu bertanya setelah terlebih dahulu mengangkat tangannya seperti seorang anak SD yang tengah mengajukan pertanyaan pada gurunya.

"Kau benar, tapi ada kerajaan bawah tanah yang membuat sebuah topeng yang dapat melindungimu dari bahaya udara disana." Ucapan Notch terhenti sebentar.

"Tapi mereka tidak suka dengan manusia." Lanjut Notch.

"Apa maksudmu?" Tanya Bayu lagi.

"Woy, jangan berbicara tidak sopan pada ayah, atau kau akan kuhajar!" Seru Script yang sudah mengaktifkan skill yang dipakainya saat melawan bayangan tadi.

Karena Bayu yang dari tadi sudah tidak senang dengan gaya bicaranya, kini juga mengaktifkan skill Phoenix Form miliknya, walaupun hanya sedikit aktif saja, sehingga hanya tampak seperti api yang menyelimuti tubuhnya. Tapi Bayu dapat membaca situasi, sehingga dia cepat - cepat me-nonaktifkan skill miliknya, melihat itu Notch tersenyum dan Script juga me-nonaktifkan skill miliknya diikuti dengan ekspresi wajah yang masam.

"Baiklah simpan masalah pribadi untuk nanti!, sekarang masalahnya menyangkut pada kehancuran dunia." Ucap Notch tanpa menurunkan nada bicaranya.

"Apakah kalian menerima misi untuk menyelamatkan dunia ini?" Tanya Notch pula.

Bayu dan yang lainnya terlihat tengah berpikir, hingga Juniati maju dan sedikit menunduk dengan tangan rangkap di depan dada di hadapan Notch sambil mengatakan:"Saya menerima Misi yang tuan berikan!"

Tampak yang lainnya kaget, tapi Angga tersenyum melihat itu dan ikut melakukan hal yang sama di hadapan Notch diikuti dengan perkataan yang sama.

"Aku juga!" Ucap Alice sambil melakukan hal yang sama, sementara Notch hanya diam saja dan tersenyum.

"Aku juga!" Ucap Bayu saat melihat Alice ikut menerima misi itu.

"Sepertinya tidak ada pilihan lain." Ucap Robi dan ikut maju( begitu pula dengan yang lainnya.

"Baiklah, aku menghormati keputusan kalian, ikuti aku!" Perintah Notch dan melangkah memasuki istana lebih dalam diikuti oleh Bayu dan yang lainnya.

Mereka terus melangkah lebih dalam ke istana, melewati koridor dimana taman yang indah menghiasi pemandangan sekitar. Hingga mereka sampai disebuah ruangan yang ada meja besar dimana ada peta di atasnya, tempat ini adalah ruangan strategi, dimana rapat membahas tentang rencana perang selalu dilakukan disini.

Minecraft RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang