Chapter 32 : Death

107 11 51
                                    

Situasi perang semakin memburuk, apalagi sekarang kekhawatiran semakin melanda hati Alice, dia mempercepat langkahnya saat dia melihat Entity sedang bertarung dengan Bayu.

Dia terus maju dan terus menebas para monster yang menghalanginya, suara - suara disekelilingnya sudah tidak dihiraukannya lagi, bahkan suara suadara dan teman - temannya tidak dia hiraukan, saat ini dia hanya fokus untuk cepat sampai ke tempat Bayu sedang bertarung.

Eka dan Juniati serta kelompok Robi hanya mengikuti dibelakangnya, mereka tidak mengerti apa yang terjadi padanya, mereka hanya tahu satu hal, yaitu seberapa seriusnya dan khawatirnya wajah Alice saat ini.

"Woy, apa yang terjadi dengan kakakmu itu?." tanya Robi pada Juniati.

"Entahlah, tapi aku tidak pernah melihatnya seperti ini sebelumnya." jawab Juniati sambil menebas monster yang menyerangnya.

"Dia bisa membahayakan dirinya sendiri jika seperti ini terus." ucap Gary pula.

"Yah aku tahu." balas Juniati pula.

Mereka sudah tidak jauh dari tempat pertarungan Entity dengan Bayu.

"Sebentar lagi kita sampai, semoga raja tidak apa - apa."  ucap Sera yang sedari tadi sibuk memanah musuh yang datang dari depan, itung - itung membantu Alice.

Saat mereka sudah dapat melihat keberadaan Entity, mereka juga melihat bahwa Bayu sedang bertarung sengit melawan sosok lain, sosok itu terlihat berwarna hijau. Sementara Notch tampak sedang berada disebuah kurungan segel dimana dia berusaha keluar dari tempat itu dengan meninju dinding kurungan yang tidak terlihat.

Bagaimana dengan Entity?

Dia terduduk memegang perutnya yang terluka, sementara Script juga sudah tersender di tembok sebuah rumah.

Brine juga tidak terlihat dalam kondisi baik karena dia kehilangan tangan kanannya.

"Siapa itu!?. Seru Robi dan yang lainnya.

Alice tidak berkata apa - apa selain semakin mempercepat langkahnya, terlihat wajahnya semakin khawatir.

" kumohon sempatlah." pikir Alice.

Hanya tinggal sedikit lagi dia sampai ketempat mereka bertarung. Tiba - tiba saja sosok berwarna hijau itu berhasil menangkis serangan Bayu dan membuat Enchanted Diamond Swordnya terlepas dari tangannya, tanpa memberikan kesempatan untuk Bayu bereaksi, sosok itu menusuknya dengan pedang hijau miliknya tepat di jantung Bayu.

Robi dan yang lainnya kaget melihat itu, bahkan langkah mereka terhenti.

Alice juga begitu, langkah kakinya melambat sesaat, tetapi dia kembali mempercepat langkahnya dan menangkap pedang Enchanted Diamond yang terlempar tadi.

Dia menerjang kearah Sosok itu.

"AAARRGGHH!!!." Teriak Alice sembari mengayunkan pedang itu kearah sosok itu.

Dengan mudah sosok itu menangkis tebasan itu, walaupun terus - terusan dibombardir dengan tebasan yang tidak berhenti dari Alice, sosok itu tidak terlihat kesulitan, bahkan tampak bahwa yang kesulitan adalah Alice.

Bahkan Alice dipaksa mundur beberapa langkah sebelum akhirnya pedang ditangannya terlepas dengan sendirinya.

"Kemampuan berpedangmu lebih baik dari anak itu." ucap sosok hijau itu.

"Tapi sayangnya pedang itu tidak memilihmu." lanjutnya lagi sambil mengacungkan ujung pedangnya lehernya Alice.

"Dirt manipulation!." suara yang familiar terdengar dari belakang Alice.

Minecraft RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang