Chapter 22: Its a long Journey.

147 12 1
                                    

Hasil dari keputusan dari rapat kemarin malam sudah ditentukan dan hasilnya adalah kelompok kami yang terdiri dari Robi, Alice, aku, dan Juniati pergi mencari enchanted Diamond Sword di temani dengan seorang perempuan salah satu dari ksatria trinity.

Yah, sebaiknya tidak meremehkan kemampuannya.

Sisanya mempersiapkan pertahanan di istana.

Kami tidak diberikan waktu lama, hanya satu hari istirahat yang sudah kami lalui, dan paginya bersiap di gerbang bagian barat kota untuk pergi memulai perjalanan menuju pedang merepotkan itu. Padahal jujur saja, aku sangat kelelahan saat ini. Untungnya ada kereta kuda yang akan membawa kami sehingga aku bisa tidur diperjalanan... kuharap.

Kemarin aku mengunjungi dojo sebentar, hanya sekedar untuk mampir dan menyampaikan sedikit salam perpisahan disertai doa restu dari master Oars.

Dan juga malamnya setelah pulang dari dojo, aku membeli banyak bahan makanan dan juga alat - alat masak, aku tahu bahwa Juniati dan Eka bisa masak, tapi aku juga ingin mencoba membuat masakan Bumi disini. Memang ada masakan yang sama seperti di Bumi, hanya saja rasanya sedikit berbeda, seolah ada yang hilang dari masakan itu. Hm... anggap saja aku ingin mencoba hal baru.

Sepertinya semuanya sudah bersiap di gerbang, aku bisa melihat mereka dari balik keramaian penduduk kota yang berkerumun disini. Mungkin mereka menunggu aku datang.

Aku datang agak sedikit terlambat, atau bisa dikatakan aku datang tepat waktu, hanya saja mereka berenam lebih cepat datangnya. Dasar, kenapa mereka sangat bersemangat seperti itu?.

Yah sudahlah, mereka menatapku sedikit cemas saat melihatku muncul dari balik kerumunan orang - orang kota. Apa mereka mencemaskanku seandainya aku tidak ikut pergi dan kabur begitu saja?. Masuk akal.

Aku menghampiri mereka dengan setengah berlari, yang pertama menyambutku itu adalah Robi dengan perlengkapan jirah kerajaan yang diberikan oleh Notch. Kami semua mendapatkan baju besi itu, bahkan saat ini mereka memakainya, kecuali aku. Aku masih memakai Baju berwarna merah disertai jaket hitam dan celana panjang berwarna hitam.

"Hei, kemana baju besimu?." Tanya Robi saat melihatku yang memakai baju biasa dan menarik perhatian dari semua warga.

"Didalam inventori, kenapa?." Aku balas bertanya, sementara yang lainnya hanya menatap sebentar kemudian mempersiapkan kuda serta keretanya.

"Kau tidak ingin mencolok ya?." Robi justru balik bertanya dengan senyuman khas miliknya.

Aku mengangguk.

"Kau justru menarik perhatian semua orang." Lanjutnya pula.

Karena aku sedang malas berbicara panjang lebar, maka aku mengabaikan perkataan Robi dan melangkah pergi menuju kereta kuda yang sudah siap untuk berangkat itu. Robi hanya bisa menatap bingung saat aku yang biasanya selalu punya jawaban untuk perkataan orang lain justru mengabaikannya.

Karena semua sudah siap, Robi juga sudah duduk ditempatnya. Akhirnya kami berangkat juga, tentunya dengan sorak sorai para warga yang antusias dengan perjalanan ini. Walaupun aku penasaran dengan tempat yang akan dituju.

Tempat yang cukup jauh, kira - kira 3 sampai 4 hari perjalanan jika memakai kuda.

Sayangnya saat ini kami tidak bisa melaju terlalu kencang dan waktu yang tersisa sebelum perang pertama dimulai itu 6 hari lagi.

*           *            *             *            *

Sudah 3 jam perjalanan, kerajaan Minecraft sudah tidak terlihat lagi. Sebagian besar sudah tertidur dalam posisi duduk, kecuali si kusir kuda saat ini, yaitu Juniati. Dia yang bertugas untuk menjadi kusir untuk beberapa jam kedepan, jadi dialah yang bertanggung jawab terhadap  4 ekor kuda putih ini.

Minecraft RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang