"Sand Stone Spear!."
Yang pertama kulihat saat mendengar seruan itu adalah sebuah tombak dengan 2 ujung yang tajam muncul dari balik asap dan meluncur ke arahku dengan sangat cepat. Aku tidak akan bisa menghindari itu, karena jaraknya yang sudah terlalu dekat.
"Celaka!." Seruku saat tombak itu mengarah ke bahuku.
Dalam sepersekian detik saja tombak itu menembus bahu kananku dan membuatku terjatuh ke tanah.
"Bayu!." Seru Alice yang sudah tertangkap oleh para bandit, begitu juga dengan Robi. Mereka tidak bisa melawan terlalu banyak orang dengan kemampuan mereka.
Bahkan wujud Phoenix Form milikku langsung menghilang.
Rasa sakit di bahu kananku terasa sangat sakit, aku bahkan dapat melihat darah yang mengalir keluar dari luka yang masih tertancapi tombak itu. Beberapa bandit tersenyum melihatku.
"Itu jurus yang mengagumkan." Ucap si pemimpin bandit yang keluar dari balik asap.
"Kalian jangan ikut campur!." Perintah pemimpin bandit itu pada anak buahnya.
Sekarang aku tahu mengapa dia tidak mempan di bakar, karena wujudnya saat ini setengah pasir. Api tidak dapat membakar pasir.
Bandit itu mengangkat tangan kanannya keatas, seketika itu pula aku ikut terangkat keatas, aku merasa seolah bahu kananku yang terangkat, mungkin karena tombak ini.
Sial, aku tidak mampu menlepaskan tombak ini hanya dengan tangan kiri.
Aku juga tidak bisa meminta bantuan Robi dan yang lainnya, karena mereka juga tertangkap. Dari awal memang sudah berat sebelah, yang pertama dari kelompokku yang mempunyai kemampuan yang dapat digunakan untuk menyerang hanya satu selain aku. Robi hanya dapat membaca pikiran, untuk melawan orang banyak tidak berguna, Alice hanya bisa melihat ke segala arah, tidak berguna juga untuk melawan orang banyak, Juniati mempunyai skill menyerang, tapi sampai mana dia bisa bertarung?, dia juga belum siap mental terhadap para bandit dengan tampang garang ini. Ditambah dengan si perempuan itu malah terdiam karena ketakutan.
Aku paham dengan trauma yang kau alami, tapi demi tuhan, bantu dikit napa!.
"Cih, sial!." Ucapku sambil menahan sakit di bahuku, selama aku hidup belum pernah aku merasa takut dan sakit seperti ini. Aku juga merasa ngilu saat si bandit itu mengangkatku hingga cukup tinggi sehingga semua orang bisa melihat.
"Inilah yang akan terjadi bila kau melawanku." Ucap pemimpin bandit itu sambil menatap sekitar, matanya berhenti saat melihat si perempuan yang tengah ketakutan di dekat kereta.
"Apa yang kau lakukan?, cepat selamatkan Bayu. Kau ini Ksatria atau bukan?." Seru Alice pada perempuan itu.
"Tapi, aku..." gumam perempuan itu.
"Ayolah, Shiro. Kau harus melawan rasa takut itu!." Ucap Robi pula.
"..."
"Jadi namanya Shiro..." pikirku.
"Cocok dengan rambutnya."
"Hahaha, percuma saja. Dia sudah dilatih dengan baik untuk takut terhadapku." Seru pemimpin bandit itu semakin membuat takut Shiro.
Sementara aku masih melayang - layang di udara menahan rasa sakit.
"Mungkin kau harus menghilangkan tindakan sombongmu itu." Ucapku sambil tersenyum kecil.
Pemimpin Bandit itu mendengus dan menghentakkan tangannya ketanah, seketika itu pula aku ikut terhantam ke tanah.
BRAK!
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft Reality
AdventureHanya karena sebuah seed (benih) menyebabkan seorang gamer yang bernama Bayu terlempar ke dunia minecraft. Mampukah Bayu keluar dari dunia itu? Saksikan di *cak tv live streaming jam 25:61 :D