Chapter 17: Kemampuan Yang Memperlihatkan Kematian Seseorang

214 17 4
                                    

"Undangan langsung dari kerajaan, sedikit mengkhawatirkan." Gumamku sambil memperhatikan Robi dan yang lainnya sudah mulai beres - beres setelah 1 jam lebih bersenang - senang di hari ulang tahunnya Juniati.

Aku sedikit khawatir dengan sistem level yang melindungi istana, tapi jika mereka mengundang orang lain yang statusnya mungkin masih berlevel rendah, mereka harusnya menurunkan sistem itu. Tapi aku yakin dengan pemikiranku tadi, sehingga aku tidak perlu khawatir. Sekarang yang perlu ku khawatirkan adalah tanggal dimana pesta itu diadakan, yaitu 2 hari dari sekarang, karena aku yakin mereka mengundang para peserta lainnya yang terluka. Apa yang membuat mereka yakin seseorang dengan kemungkinan sekarat 90 persen bisa sembuh dalam dua hari?, tapi sekali lagi, kekhawatiran ini terjawab saat mengingat bahwa hal yang mustahil di bumi, maka disini bukanlah hal yang mustahil, walau tidak semuanya.

"Woy! Bantu dong, jangan ngelamun!." Teriak Robi memecahkan lamunanku sehingga aku langsung berdiri untuk membantu mereka membereskan sisa - sisa dari ulang tahunnya Juniati.

Kami bekerja cukup keras, sehingga tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 01:12, yang berarti sudah 1 jam semenjak Juniati menginjak umur 16 tahun sepertiku, atau aku yang paling muda disini?.

                       ****

Karena sudah semuanya di bereskan, dan tempat ini kembali seperti sedia kala. Kami kembali ke hotel tempat dimana kami tinggal, setidaknya saat ini masih digratiskan. Robi dan timnya tinggal di lantai 1 dikamar nomor 7, bahkan sebelum berpisah dia mengatakan untuk sesekali mengunjungi dia, setelah itu mereka berlalu dengan senyumannya diikuti oleh Sera, Gary, dan Angga dibelakangnya.

Aku mungkin lupa menjelaskan, tapi hotel ini mempunyai 25 lantai, dimana setiap lantai mempunyai 15 kamar dengan fasilitas lengkap untuk 4 orang. Dikelola langsung oleh Notch. Dan aku di lantai dua tepatnya di kamar no 12.

Tanpa banyak perkataan yang keluar dariku, hanya obrolan dari para 3 bersaudari yang berada di depanku yang meramaikan suasana lorong sepi menuju kekamar no 12 dimana kami tinggal. Banyak hal yang mereka candakan, tapi aku tidak perduli dengan itu. Mungkin aku terlalu lelah dan mengantuk sehingga mengabaikan semua itu dan hanya ingin cepat sampai tidur, saat bangun nanti memikirkan rencana untuk ke pesta nanti, mungkin membeli baju, aku juga bisa bosan jika memakai baju merah ini terus.

Tidak lama kemudian kami sampai, para perempuan selalu duluan sehingga aku yang terakhir masuk harus menutup pintu. Hal pertama yang mereka lakukan setelah sampai di dalam hotel ini ialah berebut kamar mandi, kebiasaan mereka untuk mandi itu sangat aneh, jika di pagi hari, siang hari, dan sore hari itu biasa, tapi tengah malam itu sedikit aneh.

Karena tidak ingin mengikuti keributan yang tengah terjadi, aku langsung membuka pintu kamar mandi tanpa memperdulikan mereka bertiga yang tengah melakukan suit, aku masuk menutup pintunya dan mulai hal yang dilakukan orang saat mandi dengan ekspresi tanpa salah. Aku yakin saat ini mereka pasti tengah menungguku diluar dengan ekspresi wajah yang masam.

Setelah menyelesaikan kegiatan mandi, aku keluar dengan santainya masih memakai baju kesayanganku ini. Untungnya pihak hotel menyiapkan handuk dikamar mandi, sehingga aku tidak perlu memakai baju disaat badan masih basah.

Kita sudahi pembahasan tentang mandi, saat ini mereka bertiga tengah menungguku di depan pintu, seperti yang kuduga, mereka berwajah masam saat melihatku. Tapi aku tidak terlalu salah, toh sekarang mereka tidak bertengkar tentang urutan lagi, tapi lebih mementingkan yang tertua duluan, sehingga yang masuk selanjutnya adalah Eka, tentunya dengan wajah masam. Dalam diam aku tersenyum penuh kemenangan saat ini.

Tidak banyak perkataan yang keluar, jadi aku langsung merebahkan diri di sofa yang lembut dimana aku selalu tidur dengan nyenyak diatasnya. Saat sampai disini aku tidak pernah tidur di kasur, entah mengapa.

Minecraft RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang