"Bertarunglah denganku!."
Ucapannya mengagetkanku dan juga Rena, sementara Alice masih mencoba baju yang tidak aku ketahui sudah yang keberapa.
"Maksudmu apa?" Tanyaku.
"Aku melihatmu di arena pertandingan, karena aku seorang peserta disana." Ucapnya sambil mendekatkan wajahnya.
"Kau terlalu dekat, dan aku tidak tertarik dengan tantanganmu!." Ucapku sambil mundur selangkah.
"Ayolah!, atau mungkin kau tidak mau bertarung disini?." Tanyanya. Seketika itu pula mata kanannya yang selalu tersembunyi di balik rambutnya itu mengeluarkan cahaya berwarna ungu yang sangat menyilaukan mata sehingga aku menutup mataku.
Saat aku membuka mata aku sudah berada di tempat lain, sebuah tempat yang berupa tempat yang luas, lapang, dan hijau. Sekitar 7 meter di hadapanku terlihat pria itu sudah muncul, terlihat dia tengah tersenyum.
"Sekarang kita bisa bertarung." Ucapnya.
"Dimana ini?." Tanyaku padanya sambil melihat sekeliling.
"Ini dimensi lain, salah satu dari kekuatanku. Dimana kita berdua bisa bertarung dengan bebas." Jelasnya lagi.
"Hm... kau memaksa sekali..."
"Bagaimana dengan lukamu?" Tanyaku lagi.
"Hanya luka kecil saja, sebetulnya sudah sembuh dari kemarin, hanya saja aku malas membukanya." Jawabnya pula sambil membuka perban di mata kirinya memperlihatkan pupil mata berwarna kuning.
"Sepertinya aku tidak bisa memilih pilihan lain, baiklah aku terima tantanganmu. Walau aku tidak tahu mengapa kau mengajakku bertarung." Ucapku sambil tersenyum kecil begitu pula dengan pria itu.
"Nah begitu dong. Active!." Serunya, saat itu pula kedua warna di rambutnya terlihat mengeluarkan aura hitam putih dan berkibar. Ditangan kanan terlihat aura putih, ditangan kiri terlihat aura hitam menyelimuti hingga siku tangannya. Saat aku melihat wajahnya, matanya juga mengeluarkan aura. Mata kanannya mengeluarkan aura ungu, mata kiri berwarna kuning.
"Apa - apaan ini. Dia pelangi atau apa." Pikirku sambil menyiapkan skillku.
Aku memasang kuda - kuda untuk bersiap dari serangannya. Benar saja, dia langsung menerjang maju kearahku. Gerakannya seolah terbang, karena tidak terlihat kakinya menapak tanah, hanya terlihat auranya saja.
Tidak perlu waktu lama untuknya berada di hadapanku, saat itu pula aku mengarahkan tinjuku, tapi yang kukenai hanya angin, karena dia sudah berada di belakangku dan menendang punggungku dengan keras. Kupikir dia hanya bermain dan tidak akan memukulkan dengan keras.
Seolah tidak memberikan kesempatan, dia terus menyerangku dari segala arah, yang dapat kukatakan saat ini kecepatannya sangat luar biasa. Karena itulah aku langsung mengaktifkan Phoenix Form.
Seketika dia menjauh dariku karena api yang keluar dari badanku dan mulai membentuk sebuah burung legenda itu. Bukan burung legenda dibalik celana.
Dia tersenyum dan kembali menyerangku, tapi kali ini berupa serangan jarak jauh, serangan yang tampak seperti laser keluar dari tangan kanannya.
Serangan itu dapat kuhindari dengan mudah, hanya perlu terbang menjauh saja sudah dapat menghindari laser itu. Ledakan besar terjadi di tempat yang terkena serangan laser itu, membuatku berpikir bahwa itu bisa saja membunuhku.
Aku membalas serangannya dengan Wing Slash guna memukul mundur dia lebih jauh, tapi tidak berguna, karena dia dengan santainya menerobos angin yang diciptakan oleh sayapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft Reality
AdventureHanya karena sebuah seed (benih) menyebabkan seorang gamer yang bernama Bayu terlempar ke dunia minecraft. Mampukah Bayu keluar dari dunia itu? Saksikan di *cak tv live streaming jam 25:61 :D