Perang telah di mulai, pasukan Aliansi melawan pasukan Entity.
Mereka (pasukan Aliansi), tidak tahu bahwa ada kegelapan yang menunggu didalam kota.
Kegelapan itu tersenyum melihat keamanan yang lemah di dalam kota...
Jika pasukan Aliansi kalah melawan pasukan Entity, maka tidak ada kerajaan lain yang dapat menang melawan Entity.
* * * *
Terbang dengan kecepatan tinggi saat melewati gurun pasir memang sangat memacu adrenalin, terutama disaat menghindari benda - benda yang beterbangan karena badai pasir.
Tapi setidaknya aku sudah keluar dari badai pasir itu, aku juga sudah dapat melihat desa yang kutuju sudah didepan mata.
Aku menukik turun kebawah langsung menuju rumah sang profesor.
Kemunculan ku yang sangat tiba - tiba itu cukup menarik perhatian penduduk desa, sehingga membuat sang profesor keluar dari rumahnya.
Penampilan yang masih sama dari sebelumnya, tidak ada perubahan selain wajahnya yang terlihat sangat cemas. Itu menumbulkan pertanyaan bagiku.
"Ah, kau sudah kembali. Bagaimana? Apa kau mendapatkan pedang itu?." Profesor itu langsung mendesakku dengan banyak pertanyaan.
"Tenanglah, aku sudah mendapatkan pedangnya."
"Ngomong - ngomong dimana yang lainnya?."
Ucapanku membuat sang profesor semakin memperlihatkan wajah cemas, begitu pula dengan warga desa yang berada di sekeliling ku.
"Mereka sudah kembali ke kerajaan, sudah 3 hari yang lalu jika aku tidak salah menghitung."
Bagaikan disambar petir, aku cukup kaget, walau tidak terlalu kaget juga. Karena aku sudah tahu bahwa pingsanku itu benar - benar mengacaukan segalanya.
"Aku ingin tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi, tapi sebaiknya kau segera kembali ke kerajaan saat ini juga, perang sudah dimulai." Ucapnya pula.
"Begitu, akan kutemui profesor nanti, jika menang perang tentunya." Sebuah candaan yang cukup gelap sebelum akhirnya aku terbang menuju ke kerajaan dengan kecepatan penuh tanpa mengucapkan kata apapun lagi.
Dengan kecepatan saat ini, aku hanya perlu beberapa belas menit, aku sendiri tidak tahu pasti.
"Kuharap belum terlambat."
...........
15 menit berlalu, atau seperti itulah yang kupikirkan. Semakin kau memikirkan waktu, maka semakin lama pula waktu itu berjalan. Berdasarkan kenyataan :v.
Akh sudah dapat melihat kerajaan, bahkan aku dapat melihat ledakan dimana - mana, kecuali didalam kerajaan. Sepertinya musuh belum berhasil mencapai dalam kerajaan.
* * * * *
Beberapa menit sebelum Bayu tiba di medan pertempuran.
"Sial, kapan si bodoh itu sampai?." Seru Shiro sambil mengayunkan tombak poseidonnya.
"Sudah kuduga, seharusnya kalian tidak mempercayai pemula itu." Ucap Script yang meninju 3 zombie pigman dalam sekali tinju.
"Kita harus tetap percaya..." balas Alice dengan nafas yang mulai tidak teratur.
"Bahkan kau sendiri meragukannya." Ucap Script pula.
Alice tidak membalas perkataan itu. Memang ada benarnya, dia dan yang lainnya memang meragukan bahwa Bayu selamat atau tidak. Sudah terlalu lama, bahkan sudah melewati batas waktu. Bagaimana jika ia terbunuh oleh monster yang dikatakan oleh profesor dan Notch itu, mereka mengatakan bahwa ada banyak monster yang kuat di gurun itu.
Yang pada kenyataannya tidak satupun dari makhluk itu menampakkan wujud mereka.
Pada dasarnya Alice dan yang lainnya masih pemula juga, sehingga menghadapi musuh yang cukup banyak ini sangatlah membuat mereka kelelahan. Pengecualian untuk Gary dan Robi. Mereka berdua tampak sangat bersemangat, seolah tidak ada beban sama sekali di punggung mereka.
Faktanya, walaupun tidak terlalu dekat dengan Bayu, Robi mempercayainya sepenuh hati, sementara Gary memang seorang yang sangat bugar.
Selain mereka berdua dan para trinity, mereka juga merasa sedikit lelah.
Hingga akhirnya cahaya merah tampak di kejauhan. Sedikit menarik perhatian pasukan, bahkan Entity sendiri melihat cahaya kecil yang mulai membesar itu. Tapi itu saja tidak akan menghentikan pertempuran.
Hingga tampak jelaslah sosok cahaya merah itu. Sang tokoh tamvan :v kita telah hadir dengan pedang berlian ditangan kanan dan pedang besi ditangan kiri.
Alice, Juniati, Eka, Robi, Gary, Angga, sera, Shiro, Script, Notch, dan para trinity langsung mengenali siapa orang itu, wajah mereka tampak cerah kembali saat melihat pedang Berlian ditangan kanannya itu. (Mampus gua sebut semua!. Kurang apa coba :v.)
semangat mereka menjadi membara, kecuali Script dia sedikit terlihat down. Mungkin karena sudah membuat prasangka buruk tentang Bayu?.
Nah, who knows.
"Battlefield, here i come!."
Ia mendarat dengan sangat hebohnya, bahkan ia langsung mengaktifkan skill Fire Pilar miliknya yang cukup besar.
Cukup untuk membuat daging babi panggang yang cukup untuk makan satu kampung. Shh....... haram.
Lol.
* * * *Welp, chapter comeback is rael ini sangatlah tidak terlalu panjang, soalnya kasihan gak dikerjain selama berbulan bulan. MOHON MAAF dan TERIMAKASIH buat para pembaca yang sudah setia membaca serta meminta saya melanjutkan.
Note: jadi ketua osis merepotkan ya... Caranya mengundurkan diri gimana sih?. Persyaratannya deh.
Keep in mind and I hope y'all have good day.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft Reality
AdventureHanya karena sebuah seed (benih) menyebabkan seorang gamer yang bernama Bayu terlempar ke dunia minecraft. Mampukah Bayu keluar dari dunia itu? Saksikan di *cak tv live streaming jam 25:61 :D