"Sebaiknya kau bersiap"
Kalimat yang cukup pendek tapi memacu adrenalin. Lagi pula aku masih belum siap sehingga hanya bisa terpaku 2 - 3 menit di posisi duduk bersilaku ini.
"Ada apa? Kau takut?" Tanya kakek Oars dengan seringainya.
Aku hanya menggeleng dan berdiri diikuti oleh Rachel. Hanya bisa berharap tidak terlalu keras saja saat latih tarung nanti, apa lagi dia merupakan orang yang terkuat di kota ini, walaupun sudah tua pasti kemampuannya tidak dibawahku, apa lagi aku tidak mempunyai keahlian apa - apa, aku hanya seorang gamer yang telah memainkan banyak game.
"Baiklah, disini kita akan sedikit bertarung" ucap kakek Oars dengan santainya. Ternyata saat aku melamun tadi kami sudah sampai di halaman tengah yang berada tidak jauh dari ruangan tempat kami berkumpul tadi, halamannya cukup luas untuk lari - lari 10 kali keliling sudah bikin capek kaki.
"Rachel, tolong ambilkan pedang kayu untukku dan pemuda ini!" perintah si kakek.
"Baik!" Seru Rachel dan pergi ke sebuah ruangan kecil di belakang ku, tidak lama kemudian dia kembali dengan 2 pedang kayu dan menyerahkan 1 kepadaku, 1 lagi untuk kakek Oars yang sudah membuka kimononya, sehingga dia hanya memakai celana training atau semacamnya dan bertelanjang dada.
...........................
Aku mengikuti kakek Oars ke tengah halaman, saling berhadapan satu sama lain, menunggu aba aba dari kak Rachel yang tengah mengangkat tangannya keatas dan bertanya: "Apa kalian berdua sudah siap?, aku tidak akan bertanya untuk kedua kalinya." Aku hanya mengangguk kecil sambil menggenggam erat gagang pedang kayu ini dengan jantung yang berdebar - debar, perasaan yang sama seperti saat disuruh maju oleh guru untuk menyelesaikan sebuah soal di papan tulis padahal aku tidak tahu apa - apa.
"Mulai!!!" Ucap kak Rachel setengah berteriak sambil menurunkan tangannya.
Tidak menunggu lebih lama kakek Oars langsung melesat kearahku dengan cepatnya, pada saat itu dapat kurasakan jantungku berdetak dengan sangat cepat, pada saat itu pula semuanya terasa lambat, bahkan aku dapat melihat kakek Oars yang tengah menerjang sambil mengayunkan pedang kayunya kearah kepalaku, tapi, tentu saja gerakannya sangat lamban. Setidaknya jarak antara aku dan kakek Oars terpaut sekitar 2 meter atau kurang. Perlu diketahui gerakanku juga ikut lambat sehingga saat ini yang bergerak dengan cepat hanyalah mataku, seperti melihat sebuah slowmotion, hanya saja badanku ikut melambat.
Mengetahui ada sesuatu yang menyelamatkanku maka aku tidak akan menyia - nyiakannya, aku segera melompat kebelakang menjauh dari tebasannya. Saat aku sudah menjauh dari tebasannya dan sudah aman, serta merta waktu kembali normal.
Tidak menunggu lebih lama kakek Oars menyerang kembali, kali ini yang hendak di serangnya adalah dadaku dengan tebasan dari kiri ke kanan yang tidak kalah cepat dari serangan pertamanya, bahkan bisa dikatakan lebih cepat.
Sama seperti sebelumnya, saat jarak pedangnya berkisar 1-2 meter gerakannya menjadi lambat, sehingga memberi kemudahan untukku menghindar dari serangannya.
Saat melompat kebelakang aku menyadari ada yang aneh dengan pedangnya, karena pedangnya seperti diselimuti oleh energi aneh berwarna biru yang menyebabkan jangkauannya lebih panjang. Aku ingin menangkisnya tapi saat ini aku sudah dalam keadaan melompat mundur, alhasil pedang kayunya berhasil menyobek sedikit lengan baju kiriku.
Kakek Oars menyeringai saat melihat aku yang lengah dan tidak akan menyia - nyiakan kesempatan itu. Dengan muka beringasnya Kakek Oars kembali menebaskan pedang kayunya kearah kepalaku untuk membuatku pingsan, tapi saat beberapa senti lagi kepalaku mengenai pedang kayu tersebut dan pingsan, kakek Oars menghentikan serangannya, walaupun wajahnya sudah tua dan terlihat gagah tapi tetap tidak bisa menutupi wajah kagetnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft Reality
AventuraHanya karena sebuah seed (benih) menyebabkan seorang gamer yang bernama Bayu terlempar ke dunia minecraft. Mampukah Bayu keluar dari dunia itu? Saksikan di *cak tv live streaming jam 25:61 :D