Chapter 25: Power Transfer?

172 17 4
                                    

"Perlu bantuan?"

Aku yang melihat sosoknya itu sedikit tersenyum dan mengangguk pelan. Saat itulah api biru miliknya langsung membakar tali yang mengikatku, tampaknya yang lainnya juga begitu.

"Nah, sekarang apa yang harus kira lakukan?." Tanyaku pada Bayu yang masih diselimuti api birunya.

Dia memegang luka di bahu kanannya dengan tangan kirinya menatapku.

"Ada yang ingin kucoba."

"Jika berhasil maka kalahkan mereka untukku."

Aku bingung dengan perkataannya dan hanya bisa mengikuti perkataannya saja.

Yang lainnya sudah berada di dekatku, para bandit itu juga sudah mengepung kami, ekspresi marah terlihat di wajah mereka, baik si pemimpin maupun anak buahnya.

Perlahan mereka mendekati kami. Ini tidak bagus, Bayu juga kulihat wajahnya semakin pucat. Itu wajar, dia kehilangan banyak darah.

Tapi hebatnya dia masih tersenyum, entah apa yang dia rencanakan.

Hm, dia menyentuh pundakku. Aku juga merasakan ada hawa hangat yang keluar, saat kusadari hawa hangat itu adalah api biru yang semakin besar dan membentuk sebuah bentuk yang sama dengan milik Bayu. Yang lainnya terlihat kaget, bahkan aku sendiri kaget.

Saat aku menoleh kesampingku, Bayu tersenyum pucat, api biru miliknya sudah tidak menyelimuti dirinya lagi.

"Apa yang kau lakukan?." Tanya Alice pada Bayu.

"Nanti saja menjelaskannya. Robi, jangan biarkan satupun dari mereka lolos..." Setelah berakhirnya ucapan itu, tubuhnya linglung hampir terjatuh, dia pasti sudah mencium tanah jika tubuhnya tidak ditangkap oleh Alice.

"Juniati, buat perlindungan batu untuk Alice dan Bayu!. Kau juga buatlah perlindungan untukmu!." Perintahku pada Juniati sambil melirik pada perempuan berambut putih di dekatnya.

Aku yakin dia kuat, hanya saja mentalnya lemah.

Setelah Juniati membuat sebuah shelter untuk dirinya dan kakaknya itu, akupun akhirnya bisa leluasa bertarung menggunakan kekuatan milik Bayu ini. Sepertinya ada batas waktu untuk pengaktifan ini, dan juga aku melihat sebuah bar hitung mundur yang bisa dihilangkan dihadapanku.

Jika benar, aku hanya punya waktu 30 menit saja.

"Saatnya beraksi!." Gumamku dan berlari menerjang mereka.

*            *             *             *            *

Ketiga perempuan yang berada di balik kubah batu buatan itu sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi pada Robi, tentang dia yang tiba - tiba mempunyai kekuatan yang sama seperti Bayu.

Suasana canggung juga terjadi di dalam kubah buatan Juniati itu.

"Maaf..." ucap perempuan berambut putih itu memecahkan suasana hening.

"Untuk apa?." Alice yang membantu adiknya mengobati luka Bayu menatap Shiro.

Perempuan itu memeluk lututnya sendiri, perlahan bulir air mata mengalir keluar.

"Karena... karena aku, temanmu terluka." Ucapnya terisak - isak.

Alice tersenyum kecil.

"Kalau begitu, tidak ada gunanya minta maaf pada kami." Ucap Alice sambil menatap Juniati yang tengah berkonsentrasi mengobati luka Bayu.

Dengan obat seadanya, luka itu sudah tidak mengeluarkan darah lagi.

"Sebaiknya kau melawan rasa takutmu itu." Ucap Alice lagi.

Minecraft RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang