Ternyata lubang jebakan yang mereka buat ini cukup dalam, lebih seperti Ravine bagiku, kau tahu, sebuah lubang yang dalam seperti retakan, tapi menyimpan banyak hasil tambang.
Jadi menurutku, mereka hanya menutupnya dan memasang mekanisme redstone dan menunggu tim yang akan terkena jebakan ini.
Setelah terbang menuju kebawah selama 5 menit, aku telah sampai di dasar dari jurang yang dalam ini. Tapi saat sampai dibawah, aku melihat ada sebuah kolam air yang cukup dalam dan luas. Berarti mereka selamat, begitu pula dengan pemanah yang kulawan sebelumnya.
Sekarang yang ingin kutanyakan adalah, apakah mereka pergi menggali keatas?, atau menjelajah Ravine yang luas ini?. Semua pertanyaan itu terjawab oleh sebuah Torch (obor) yang tertancap di tanah. Dan juga sebuah jejak yang masih basah didekat obor itu. Jejak yang terlihat belum lama, tapi dari yang kulihat jejaknya mengarah kesebuah goa yang besar.
Tapi, permasalahannya terletak pada jejak ini, hanya ada satu jejak yang sangat jelas, seolah baru saja terjadi, dan tampaknya jejak yang masih baru ini juga mengikuti jejak basah yang sudah mulai mengering. Yang pasti pemilik jejak yang masih baru adalah perempuan pemanah yang hebat sebelumnya.
Berarti, kewaspadaan harus ditingkatkan. Aku tidak ingin tiba - tiba dipanah dari belakang. Walaupun tidak langsung terbunuh, tapi jantung nggak kuat terhadap jumpscare yang tiba - tiba.
Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya aku menghentikan perubahanku dan berjalan mengikuti jejak yang perlahan mulai mengering diserap tanah dan bebatuan yang kering.
Sepertinya aku sudah dekat dengan Eka dan Juniati, karena barusan aku melihat ada bayangan di dinding, tepat disebuah belokan yang ada Torch yang menerangi dinding goa.
Tapi saat melihat bayangan itu memegang busur, aku menjadi khawatir, karena dari yang kuingat Eka maupun Juniati tidak memakai busur. Karena tidak ingin mengambil resiko, akhirnya aku memperlambat jalanku, dan memilih untuk mengendap - endap secara perlahan seperti yang dilakukan oleh para agen rahasia di tv.
Ternyata benar, bayangan yang kulihat adalah perempuan pemanah yang sebelumnya jatih keperangkap yang dibuat oleh temannya sendiri. Dan dia sendiri terlihat seperti tengah membuntuti orang lain, dapat dilihat dari pose yang sangat... ah sulit dikatakan, tapi satu kata, yaitu menggairahkan. Dapat membangunkan "adik" kecil yang dibawah, jika situasinya tidak seperti ini.
Yak, sudahi dulu pembicaraan dewasa diatas, karena dia sudah bergerak layaknya para pemburu yang mengincar hewan buruannya. Aku kembali mengikutinya dari jauh, hanya karena perasaan ingin tahu, karena itulah aku melakukan ini.
Saat dia kembali hilang di belokan goa, tiba - tiba dia sudah berdiri dan menodongkan busurnya. Dapat ku ketahui karena bayangannya yang terpantul di dinding goa.
Saat kulihat, ternyata dia tengah berbicara dengan Eka dan Juniati, jika didunia nyata, dia seperti memegang pistol dan tengah menawan orang dihadapannya agar melakukan apa yang dia mau.
"Hm, sepertinya kalian selamat ya?" Ucap perempuan itu.
"Kupikir saat melihat lubang yang dalam ini kalian tidak mungkin selamat, siapa sangka ada air dibawahnya." Lanjutnya sambil tetap menodongkan busurnya.
"Terkadang kita selamat karena hal yang sepele." Ucap Eka sambil melindungi Juniati dibelakangnya.
"Dan apa yang kau lakukan disini?"
"Mencari kodok?" Ucap Eka dengan muka mengejek. Disaat seperti ini dia berbicara seperti itu dengan santai, sungguh keren.
"Yap, aku mencari kodok disini, dan kodoknya adalah kalian. Bersiaplah kembali ke lobby!" Seru si perempuan pemanah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft Reality
AdventureHanya karena sebuah seed (benih) menyebabkan seorang gamer yang bernama Bayu terlempar ke dunia minecraft. Mampukah Bayu keluar dari dunia itu? Saksikan di *cak tv live streaming jam 25:61 :D