Pagi hari sekitar jam 5.30, aku terbangun di sofa tempatku tertidur tadi malam, dan saat aku terbangun ada selimut yang menyelimutiku padahal tadi malam aku tidak memakainya.Seperti biasanya, bila aku bangun terlalu pagi kepalaku selalu pusing apalagi tadi malam aku pulang terlalu larut. Sebelum beranjak dari sofa aku terlebih dahulu membuka inventori dan mengambil selebaran pendaftaran yang diberikan oleh kak Rachel tadi malam.
Nama:
Umur:
Level:
Pernah berlatih sebelumnya: ya/tidak
Tanda tangan:"Udah itu aja sedikit sekali"gumamku, jika melihat lembarannya yang memang besar (kira - kira seukuran buku campus) tapi bila melihat isinya tidak sebanding, seperti kata pepatah 'jangan menilai kertas bila tidak melihat isinya', itu sih pepatah yang dibuat sendiri.
"Woi, Bayu" panggil Alice memecahkan lamunanku.
"Ada apa?" Jawabku dengan singkat sambil memalingkan pandanganku padanya.
"Ugh, cuci muka sana! Dasar malas" ucap Alice yang langsung ngeloyor masuk ke kamar mandi sambil membawa handuk, dia mandi jam segini? Padahal saat ini sedang dingin seperti sikapnya.
Akupun beranjak dari sofa dan pergi ke kamar mandi yang dikhususkan hanya untuk tempat cuci muka, walaupun begitu bukan berarti tidak bisa mandi disini, hanya masalah mau mandi atau tidak.
Setelah selesai mencuci muka, akupun pergi ke meja tulis yang terletak tidak jauh dari sofa tempatku tidur tadi, mengambil pulpen dan menulis biodata untuk memulai pelatihan di di dojo yang dikatakan oleh kak Rachel.
Tidak lama setelah aku menyelesaikan pengisian biodata Juniati sudah bangun dan langsung menyapaku.
"Hai" kira - kira seperti itu karena dia langsung pergi ke tempat cuci muka, sedangkan aku tidak begitu mendengarnya."Akhirnya selesai juga" ucapku sambil memandangi kertas yang sudah kuisi itu.
"Apa yang sudah selesai" tanya Juniati yang tanpa kusadari ternyata sudah berdiri di belakangku, sehingga aku langsung menyembunyikan kertas biodata ku dengan paniknya
"Ah bukan apa - apa" ucapku.
"Perlihatkan dong!" Pinta Juniati dengan muka memohon.
"Tidak boleh! Ini rahasia laki - laki" ucapku asal - asalan.
"Yah, tidak menarik"ucapnya sambil duduk di sofa dan dia tersenyum melihat selimut yang ada di sofa itu. Sungguh sebuah percakapan yang singkat di pagi hari yang dingin ini.
"Sudahlah mungkin aku akan pergi sekarang" ucapku sambil melangkahkan kakiku ke arah pintu, membuka nya, kemudian menutup nya dari luar.
"Pria yang menarik" gumam Juniati sambil tersenyum manis.
"Apa yang menarik?" Tanya Alice yang ternyata sudah menyelesaikan mandinya.
" Bu... bukan apa - apa kok" ucap Juniati dengan paniknya, dan sedikit tersipu, karena dia baru saja membicarakan seorang pria tamvan *eaaa, secara tidak langsung."Hmm... daripada itu dimana Bayu?" Tanya Alice lagi.
"Dia pergi barusan, belum lama" jawab Juniati sambil menunjuk kearah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft Reality
AdventureHanya karena sebuah seed (benih) menyebabkan seorang gamer yang bernama Bayu terlempar ke dunia minecraft. Mampukah Bayu keluar dari dunia itu? Saksikan di *cak tv live streaming jam 25:61 :D