DUA PULUH TUJUH

5.1K 174 8
                                    

Keesokan paginya.

Caramel berjalan dengan lesu menuju teman-temannya yang sedang bergurau ria di depan kelas.

"Rara." teriak Fani sambil melambaikan tangan kanannya.

Caramel tersenyum dan semakin mempercepat jalannya.

"Lo kenapa sih mukanya ditekuk terus ?" tanya Lisa, sesampainya Caramel di hadapan teman-temannya.

"Gue siang ini harus berangkat ke New York." ucap Caramel jelas.

"APA?!" pekik mereka bersamaan.

"Terus lo kesana sama siapa, Ra ?" Fani melontarkan pertanyaan pada Caramel.

"Sama tunangan gue."

"What?! Gue gak salah dengarkan, Guys ?" Sekarang fani kembali melontarkan pertanyaan nya pada sahabat yang lain.

Serentak mereka menjawabnya hanya menggelengkan kepalanya.

"Maksud lo apaan deh, Ra ?" tanya Karen.

"Lo udah punya tunangan, Ra ?" tanya Keshya penasaran.

"Lo kapan tunangannya, Ra ?" tanya Ardhila.

"Gila lo ya masa tunangan gak ngundang-ngundang kita sih." kata Lisa.

Caramel menarik napas kemudian menghembuskan nya perlahan, Ia bingung harus menjelaskan darimana dulu kepada sahabatnya.

"Karena sekarang waktu yang tepat gue bakalan ngejelasin ke kalian semua tapi gua mohon pas gue lagi ngejelasin jangan ada yang potong pembicaraan gua."

Kemudian cerita tersebut berjalan dengan mengalir dari mulutnya langsung. Tapi ada satu hal yang tidak ingin dia ceritakan pada mereka yaitu mengenai keretakan hubungannya dengan seorang bernama William Collins.

Keshya mendengus kesal lalu berdiri dari tempat duduknya. Ia kecewa dengan sahabatnya kali ini karena tidak menceritakan semua dari awal. Sedangkan sahabat-sahabatnya yang lain mereka malah memeluk Caramel.

"Kalau itu bisa mengurangi beban orang tua lo gua bisa bantu lo apa paling cuman bisa support lo aja, Ra." kali ini Ardhila yang bersuara dahulu memberikan support pada Caramel.

"Betul tuh Ra, disini kita cuman bisa bantu doa dan support lo aja semoga kedepan nya berjalan lancar." sahut Karen.

"Udah sekarang lo jangan sedih entar muka lo tambah jelek."

"Anak ini! Udah tau sahabat lo lagi gini malah dikatain." Dengan tidak sopannya Fani menoyor kepala Lisa.

"Eh! biasa aja dong gak usah gituin kepala gua." protes Lisa.

"Bacot banget lo ya jadi cewe." sahut Fani.

"Suka-suka gua lah, yang punya mulut kan gua." ucap Lisa kesal.

"Udah woi jangan berantem lagi gak enak di lihat sama mahasiswa yang lain." kata Ardhila.

"BODO AMAT!" sahut mereka berdua secara bersamaan.

Caramel berdiri dari tempat duduknya lalu merangkul Keshya, Karen, Ardhila dan mengabaikan Lisa dan Fani yang masih beradu mulut.

"Yuk mending kita duluan masuk ke dalam kelas aja biarin aja mereka berdua sampai puas." bisik Caramel.

Lalu mereka berempat meninggalkan Keshya dan Lisa secara diam-diam.

"Gua pusing deh sama mereka berdua kerjaannya adu mulut mulu kaya gak punya kerjaan aja." ucap Keshya.

"Ya namanya juga Tom and Jerry."

"Lama-lama gua gemes banget sama dua orang itu, untung aja gua sayang kalau engga rasanya pengen gua jatuhin ke tengah laut aja."

You Are My Destiny [Slow Update] // #Wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang