5. Hijrah

20.1K 985 43
                                    


Berhijrah menjadi lebih baik itu memang sulit. Akan ada banyak tantangan dan ujian yang harus di tempuh. Tapi pecayalah bahwa semua akan indah pada akhirnya.


****

Pagi yang cerah, menyapa semangat yang kian membara. Seperti biasa, Kanaya bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Mencari ilmu tuk menggapai cita. Kanaya diantar ayah sampai ke depan gerbang sekolah. Berjalan menuju ruang kelas. Belum sampai di kelas, Kanaya sudah  bertemu teman-temannya. Mereka terpaku melihat penampilan Kanaya.

"Kanaya, apa ini bener-bener nyata? Kamu pakai jilbab? Kamu gak ke sambet kan. Atau gak kamu cuma akting. Tapi gak apa lah, itu semua gak penting. Yang paling penting akhirnya temen ku ini dapat hidayah. Dan sungguh, kamu cantik!" pekik Anisya.

"Kau ini memuji, atau mencibir sih Anisya?" Dini menyahut.

"Tau nih Anisya, bukannya malah seneng liat temen sudah pakai hijab kayak kita malah di komentari. Pakai di puter-puter lagi Kanaya. Emang kamu pikir Kanaya itu apa kamu puter-puter kayak gitu," jawab Safira.

"Tauh nii Anisya, pusing tau di puter-puter kayak gini,"  jawab Kanaya dengan sedikit memajukan bibir ke depan.

"Yeeeh! Ya maaf, kan aku-nya kaget dan speachles liat Kanaya merubah penampilan."

Diam sejenak.

"Tapi, ngomong-ngomong ada angin apa kamu berubah. Selama ini kamu gak pernah ada niatan buat pake jilbab. Terus kemarin kamu juga masih pakai rok mini dan rambut yang terurai itu."

"Cerita panjang kayak kereta, nanti aja dech aku certain. Lagian ini juga udah mau bel masuk ayo kita ke kelas." Kanaya tersenyum lebar sambil menarik tangan ketiga sahabatnya itu, ia tidak memperdulikan tatapan murid yang lain yang merasa aneh karena penampilan dirinya.

Hari ini mereka berempat langsung masuk ke kelas sebelum bel berbunyi. Tidak seperti biasanya yang masih mampir ke kantin atau sekedar lewat ke depan kelas anak jurusan jasa boga yang dominan dengan anak laki - laki . Bukan untuk menemui gebetan, pacar, ataupun lelaki idaman. Mereka hanya ingin lewat dan siapa tau ada anak jasa boga membagikan makanan gratis, seperti yang sering mereka lakukan.

Ya, Kanaya dan teman teman bersekolah di sekolah kejuruan ternama di kota dan kebetulan mereka sama-sama menambil jurusan butik. Di sekolah nya ada banyak jurusan yang di tawarkan.

Kanaya dan sabahabat nya mengikuti pelajaran dengan khidmat. Kebetulan hari ini adalah jadwalnya kurikulum bukan praktek jadi mereka bisa sedikit santai.

Teeeet teeett ....

Bel istirahat berbunyi dan mereka duduk di kursi kayu yang berada di taman sekolah. Kanaya mulai menceritakan kejadian kemarin dari A sampai Z. Bahkan kejadian memalukan saat rokknya sobek. Safira dan Dini masih menjadi pendengar yang baik, tidak dengan Anisya yang mengomel sana sini seperti emak emak.

Kanaya POV'

Aku mulai bercerita kepada teman-temanku tentang kejadian waktu itu. Ku mulai bercerita dengan santai.

"Apaaaaa !!! kamu di tabrak sama cowok sampai kamu jatuh di kubangan lumpur!" Anisya berdiri dan berbicara dengan nada naik satu oktaf dan aku hanya mengangguk.

Sebenarnya aku malu, karena murid yang lain melihat ku dengan tatapan horor karena ekspresi Anisya. Tapi apa boleh buat, memang seperti itulah Anisya.

"Terus-terus," Dini menyahut sedangkan Safira menarik tangan Anisya agar ia duduk kembali dan aku melanjutkan ceritaku.

"Jadi rok kamu sampai sobek gara gara cowok itu, trus kamu diam aja gitu! Harusnya, kamu itu marah sama dia, terus jangan biarin dia pergi gitu aja." Lagi-lagi Anisya bersuara dengan nada marah.

"Udahlah, lagian aku kan yang kena tabrak kenapa kamu yang heboh sih," jawabku.

"Tau tuh Anisya, malu di liatin murid yang lain, malah jadi tontonan gratis kita. Udah yuk kita masuk kelas," sahut Dini dan hanya di balas anggukan oleh mereka bertiga .

****

Saat Kanaya dan kawan-kawan berjalan menyusuri koridor sekolah ....

"Awww ... sakiiit."

Ternyata ada yang menarik jilbab Kanaya sampai ia jatuh tersungkur dan kesakitan.

"Loe tu ya, gak pantes pakai jilbab. Percuma pakai jilbab kalau cuman buat cari muka sama cari sensasi doang  Mending loe lepas dech tu jilbab, bikin gua risih."

Ternyata itu Firgiani. Murid paling urakan di sekolah itu dan bisa di bilang paling cantik. Dia merasa iri pada Kanaya. Karena baru di hari pertama dia pakai jilbab, sudah banyak cowok yang tidak melepaskan pandangan nya dari Kanaya. Hanya saja Kanaya tidak sadar itu.

Safira dan Dini menolong Kanaya yang sedang jatuh tersungkur itu sedangkan Anisya....

"Loe ngapain narik - narik jilbab sahabat gue." Anisya marah dan membentak Firgiani.

"Kalau loe gak suka bukan gitu caranya , sini lawan gue kalau loe berani." Anisya menantang Firgiani.

Firgiani langsung pergi meninggalkan mereka karena mungkin, ia takut dengan Anisya. Bagaimana mungkin Firgiani tidak takut padanya, secara Anisya pernah menang juara 2 lomba karate se-jawa.

"Udah kamu lupain aja kejadian tadi, cewek gila itu memang kurang kerjaan." Anisya mencoba menenangkan Kanaya.

" Kamu jangan menyerah hanya karena kejadian tadi, semua orang yang mencoba behijrah ke jalan yang lebih baik pasti akan ada cobaan. Jadi kamu harus bener-bener sabar." Safira menjelaskan panjang lebar. Karena di antara mereka berempat memang Safira yang paling bijak. Betapa beruntung nya Kanaya mempunyai tiga sahabat yang selalu mensuport nya.

Kanaya membetulkan jilbabnya yang berantakan dan hampir terlepas karena kejadian tadi. Dan mereka kembai berjalan menuju kelas.

"Ya Allah, tabahkan-lah hamba. Jangan biarkan hati hamba menjadi goyah. Dan buatlah hamba semakin teguh dengan jilbab ini!" Kanaya berdoa di dalam hati sambil mengusap air mata yang sempat mengalir di pipinya. Dan sekarang senyuman mulai mengembang di bibir gadis cantik itu.

Vote kalin berharga.

Thank kyu...

Salam manis.

♡♡Ayin♡♡

JODOH DI USIA MUDA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang