31. Kejutan II

18.9K 762 82
                                    


"Tiiiiinnn tiiinnn."

"Bruaaaagh"

Adnan membanting setir ke arah kanan. Dan mobilnya menabrak pohon dengan arah berlawanan. Beberapa orang yang melihat kecelakaan itu menghampiri mobil Adnan.

Adnan memegang kepalanya yang sakit dan berdarah karena tertatap setir. Kemudian ia melihat Kanaya yang masih pingsan. Adnan segera keluar dan menggendong Kanaya. Ia tak perduli dengan mobilnya yang sudah ringsek.

Adnan melewati beberapa orang yang melihatnya. Adnan mencoba memberhentikan beberapa mobil, berharap akan ada mobil yang menolongnya.

Benar, ada mobil hitam yang berhenti di depan Adnan. Keluarlah kaki seseorang yang memakai high heels. Tampilannya yang begitu modis. Rambutnyanyang tergerai indah.

Adnan tidak memperhatikan wanita yang keluar dari mobil. Ia sibuk melihat wajah Kanaya yang semakin pucat. Selain itu kerudung Kanaya sudah tak beraturan. Untung saja Adnan sempat memakaikan kerudung instan kepada Kanaya. Meskipun letaknya yang tak beraturan karena terkena senggolan tangan Adnan yang  sedang menggendong Kanaya.

"Altha!"

"Althafariz!"

Adnan terkejut mendengar nama itu. Adnan ingat seorang wanita yang selalu memanggilnya berbeda dari yang lain. Adnan langsung menoleh ke arah wanita itu. Betapa terkejutnya Adnan melihat wanita yang menyebut namanya. Ia adalah Zahira. Mantan tunangannya.

Hampir saja ia menjatuhkan Kanaya karena terkejut. Tapi Adnan segera menyadarkan diri.

"Tolong aku ku mohon! antarkan aku ke rumah sakit!" ujar Adnan

"Itu siapa?" tanya Zahira.

"Nanti saja aku jelaskan"! sahut Adnan.

"Baiklah!" ujar Zahira.

Zahira segera membukakan pintu mobil belakang. Kemudian Adnan duduk di kursi belakang dan Kanaya berada di atasnya. Zahira menutup pintu mobil.

"Pak tolong urus mobil itu! mobil ini biar saya yang bawa!" perintah Zahira kepada sopirnya. Sopirnya langsung memtuhi perintah Zahira dan Zahira langsung tancap gas ke arah rumah sakit.

Tak ada percakaoan di dalam mobil. Adnan hanya diam sedangkan Zahira sesekali melirik ke arah belakang lewat kaca mobil.

Sesampainya di Rumah Sakit Adnan langsung berlari dengan menggendong Kanaya. Ia memanggil-manggil nama Suster.

"Suster-suster tolong istri saya!"

Adnan berteriak-teriak agar ada suster yang menolongnya. Dan benar suster yang mendengarnya langsung membawakan bangsal dorong ke arah Adnan. Kemudian Adnan meletakkan Kanaya di atas bangsal.

Sementara itu Zahira terus membututi Adnan. Zahira masih belum tahu kalau Kanaya istri Adnan karena saat Adnan memanggil suster dan menyebut Kanaya sebagai istrinya, Zahira masih memarkirkan mobilnya.

Zahira masih penasaran dengan Kanaya. Kenapa Adnan bisa bersama wanita lain. Padahal ia tahu kalau Adnan begitu memcintainya. Dan Zahira juga tahu kalau Adnan adalah tipe pria yang sulit melupakan masa lalunya.

Kanaya sedang berada didalam ruang penanganan sedangkan Adnan tidak boleh ikut masuk kedalam. Adnan terus mondar-mandir di depan pintu ruangan. Wajahnya yang penuh dengan keringat dan juga tampak jelas raut kecemasan di dalamnya.

"Sudahlah duduk dulu!"

"Lagi pula wanita itu siapa kamu?"

Zahira bertanya kepada Adnan dan menyentuh bahu Adnan. Zahira mencoba menyuruh Adnan duduk. Bahkan Zahira mencoba mengusap keringat yang ada di wajah Adnan. Tapi sentuhan tangan Zahira Adnan tepis dengan tangannya .

JODOH DI USIA MUDA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang