Saat senja mulai tenggelam kau akan berpikir warna di hidupmu akan hilang.
Namun sadarkah kau bila masih ada esok, fajar kan terbit menggantikan warna yang lebih indah di hidupmu.****
Keputusan antara kedua belah pihak telah di sepakati. Pernikahan akan di laksanakan satu bulan lagi. Dalam selama itu Adnan dan Kanaya bisa saling mengenal.
Persiapan demi persiapan mereka kerjakan. Mulai dari cathering, tempat dan baju. Semua persiapan keluarga Adnan yang mengatur.
Meski telah ditentukan tanggal pernikannya namun Kanaya dan Adnan sama sekali belum pernah bertemu. Selalu saja ada halangan untuk mereka bertemu. Berbeda dengan Adnan, ia pernah melihat Kanaya secara langsung. Tapi Adnan tidak mau menemuinya. Entah apa yang ada di pikiran Adnan.
****
Semakin hari Kanaya semakin memantapkan hati untuk pria yang akan menjadi suaminya. Meski sampai saat ini pun Kanaya belum pernah melihat Adnan secara langsung. Kanaya hanya tau dari foto yang diperlihatkan ibu Adnan.
Meski pernikahannya hanya kurang satu minggu namun Kanaya masih pergi kesekolah. Tentu saja pihak sekolah tidak ada yang tahu soal rencana pernikahan Kanaya. Hanya ketiga sahabatnya yang Kanaya beritahu. Dan Kanaya juga meminta merahasiakan dari pihak sekolah ini terlebih dahulu. Alasannya hanya satu. Kanaya tidak mau dianggap negatif oleh mereka. Biarkan mereka tahu dengan sendirinya kelak.
Kanaya, Dini, Safira dan Anisya berjalan berdampingan menyusuri koridor sekolah. Karena kebetulan meteka pulang lebih cepat hari ini . Maklum kenaikan kelas tinggal satu bulan lagi."Mulai kapan kamu gak masuk sekolah Kanaya?" pekik Dini.
"Dua hari sebelum pernikahan," jawab Kanaya seadanya.
"Terus setelah kamu menikah, apa kamu masih tetap bersekolah?" tanya Safira.
"Masih belum tahu, itu terserah suami aku nanti," jawab Kanaya.
"Tenang sja Kanaya, nanti aku yang bicara sama suami kamu biar dibolehin sekolah. Lagian juga tinggal beberapa bulan lagi kita sekolah. 'Kan sekarang udah mau kenaikan kelas Tiga."
"Selain itu, aku yakin kok, aku pasti bisa meyakinkan calon suami kamu itu," ujar Anisya dengan gaya percaya dirinya.
"Hemm ...," jawab Kanaya singkat. Tapi sesengguhnya Kanaya juga berpikir. Semoga saja suaminya nanti mengizinkan Kanaya untuk tetap sekolah. Semoga apa yang dikatakan Anisya dan temannya itu benar.
"Oh ya, katanya kamu mau ngasih tau foto calon suami kamu itu," ujar Safira sambil mengedikkan mata ke arah Kanaya.
"Seingat aku, kamu pernah bilang kalau namanya Adnan. Iya 'kan?" lanjut Dini.
"Oh iya, aku lupa. Maafin aku ya! Ayo kita cari tempat duduk dulu, nanti aku liatin foto Adnan," ujar Kanaya dengan menepuk jidatnya karena sifat lupa yang ia miliki.
"Hilangin tuh penyakit pikun kamu. Masak sudah mau nikah masih saja pikun sih Kanya!" ujar Anisya yang sebgaja mencibir Kanaya. Sementara Kanaya memanyunkan bibirnya dan menggerutu sendiri.
Mereka mencari tempat yang nyaman untuk duduk dan berbincang. Akhirnya, mereka memilih duduk di sebuah taman tidak jauh dari sekolah mereka.
Kanaya membuka tasnya. Mencari-cari foto calon Suaminya. Kanaya tidak ingat menaruhnya di mana, tapi ia ingat sudah memasukkannya. Cukup lama Kanaya hanya mencari sebuah foto, hingga akhirnya ketemu.
"Nih, aku liatin foto Adnan," ujar Kanaya sambil menyerahkan selembar foto kepada teman-temannya.
"Astagfirullah Kanaya, nih bener-bener calon suami kamu?" ujar Anisya dengan nada suara yang menggelegar. Ditambah lagi dengan suaranya yang melengking, membuat telinga menjadi sakit. Seperti biasa, semua orang yang ada di taman langsung menatap mereka dengan tatapan horor.
"Bisa gak sih, kalau bicara pelanin sedikit, malu tau diliatin orang. Jadi berasa kayak orang aneh," jawab Dini mencibir Anisya. Dini terlihat jengkel dengan sikap Anisnya. Sementara Anisya hanya cengengesan tanpa dosa.
"Tau tuh Anisya, sifat kayak gitu kok dipelihara. Selalu saja malu-maluin ." Ujar Kanaya sambil memberikan tatapan tajam kepada Anisya.
"Ya maaf!"
"Iya, gapapa. Meski kamu seperti itu, hanya kamu yang mudah membuat kita tertawa!" pekik Kanaya memuji Anisya. Lihatlah, Anisya kembali tertawa mendengat penuturan Kanaya.
"Tapi ini beneran calon suami kamu 'kan. Kamu gak lagi bohong 'kan?" Selidik Anisya seperti tidak percaya.
"Ngapain juga aku bohong. Gak ada keuntungannya Malah nambah dosa ia," jawab Kanaya tanpa ragu.
"Sumpah, beneran ini cowok ganteng banget. aku baru lihat cowok sekeren ini Kanaya," Safira yang melihat foto Adnan langsung memuji.
"Adnan ini benar-benar ciptaan Allah yang paling sempurna menurut aku," puji Dini yang kagum melihat ketampanan Adnan.
"Iya, kamu benar, Din. Adnan ini lebih cocok kalau tinggal di luar negeri dengan wajahnya yang kebarat-baratan. Bahkan lebih ganteng dari Maher Zain. Artis indonesia pun kalah ganteng sama Adnan. Itu menurut aku sih," ujar Anisya dengan kalimat yang bertubi- tubi tanpa ada jeda sedikitpun membuat Kanaya dan yang lain kewalahan mendengarkan kalimat Anisya. Bukan Hanya Anisya, nyatanya Safira dan Dini juga memuji Adnan.
"Aduh, kalian itu berlebihan. Lagian aku juga belum pernah bertemu dengannya secara langsung. Siapa tahu dia cuman tampan di foto. Aslinya malah jelek," ujar Kanaya tanpa berpikir.
"Apa? Kamu belum pernah bertemu dengan Adnan?" ujar Anisya terkejut dan langsung berdiri dari tempat dimana Anisya duduk. Lagi-lagi semua mata memandang mereka. Tatapan yang lebih horor dari sebelumnya.
Dini, Safira dan Kanya hanya menggelengkan kepala melihat satu temannya yang aneh ini. Selalu saja membuat mereka malu Tapi tetap saja mereka bahagia. Bagi mereka kalau tidak ada Anisya di sekolah serasa bosan. Setiap percakapan yang mereka bicarakan akan terasa hambar dan garing tanpa kehadiran Anisya.
"Aduh, Anisya ini malu-maluin aku saja. Kalau saja dia bukan sahabat yang selalu ngedukung aku, pasti udah aku pecat jadi sahabatku." ujar Kanaya dengan sedikit tertawa dan mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Hahaha, memang kamu berani pecat aku ha?" jawab Anisya seraya tertawa jahat. Dilanjutkan dengan Dini dan Safira yang tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Anisya Bahkan mereka sudah tidak perduli dengan tatapan horor dari orang lain.
Tak berselang lama setelah canda tawa. Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing karena mereka sudah satu jam lebih berada di taman. Ini waktunya mereka pulang.
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan commen ya.
Thank kyu.
Salam manis.
♡♡Karina♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH DI USIA MUDA (Revisi)
SpiritualCover by : @Eziall Seorang gadis SMA yang mempunyai banyak mimpi harus rela mengubur mimpinya hanya karena sebuah perjodohan. Perjodohan yang terjadi karena kematian ayahnya. Tak bisa menolak dan membantah . Hanya bisa merutuki semua nasibnya . Buru...