10. Kesedihan

13.4K 660 8
                                    

Di ruang tamu sedang berkumpul keluarga sederhana yang bahagia. Mereka menonton tv bersama dan duduk bersebelahan. Tidak ada yang mengeluarkan suara. Semua fokus dengan tayangan yang ditonton.

"Nak, jika ayah sudah tidak ada di sini, berbahagialah kalian meski tanpa ayah." Tiba-tiba Ayah bersuara saat semua sedang fokus menonton.

Seisi keluarga terkejut dan heran dengan ucapan itu, begitupula dengan Kanaya. Pasalnya selama ini tidak pernah ada pembicaraan seperti itu.

"Ayolah Yah, bercandanya gak lucu, memang ayah mau pergi kemana?" jawab Kanaya.

"Tahu Ayah ini, kalau Ayah mau pergi Riris ikut ya, Yah!" pekik Riris.

Namun ayah Kanaya hanya tersenyum dan tidak melanjutkan pembicaraan itu lagi. Begitupula dengan Kanaya dan Riris yang hanya diam.

Sudah berhari-hari Kanaya mendapat firasat buruk. Pikirannya selalu saja terfokuskan kepada sang ayah. Entah kenapa sang ayah sedikit berubah akhir-akhir ini . Sang ayah yang biasanya humoris kini menjadi lebih pendiam.

****

~ Dua minggu kemudian~

Suara Ambulance terdengar nyaring, membelah kemacetan jalan. Suara isak tangis terdengar di dalam Ambulance.

"Ayah bangun, Ayah kenapa? Hiks hiks hiks ...." Kanaya menangis tersedu-sedu dan mengoyang-goyangkan badan ayahnya.

Suara tangisnya pecah melihat ayah kesayanganya terbaring tak sadarkan diri. Kanaya, Riris dan Ibunya membawa Ayah ke rumah sakit menggunakan Ambulance Setempat.

Setibanya di rumah sakit, air mata terus berjatuhan di mata tiga perempuan itu. Raut wajah kekhawatiran terlihat jelas. Tak bisa terbendung oleh apapun. Lelaki paruh baya itu segera dimasukan ke ruang UGD. Lantunan doa terus terucap dari mulut ketiganya. Tak ingin sesuatu yang buruk terjadi. Namun tiba - tiba dokter keluar dari ruangan itu.

"Maafkan saya, saya sudah berusaha sebisa mungkin. Tapi semuanya sudah terlambat. Nyawa suami dan ayah anda sudah tidak tertolong."

Deggghh ....

Bagai disambar petir di siang bolong. Tanpa hujan, tanpa angin, tanpa mendung. Rasa sakit yang tidak terkira.
Perempuan paruh baya itu tiba-tiba terhuyung dan tidak sadarkan diri . Mendengar berita duka yang amat sangat terluka.
Sedangkan Riris menumpahkan segala kesedihan dan amarahnya . Menangis dan berteriak seperti orang yang kehilangan kendali.

"Ini tidak mungkin dokter, ini tidak mungkin. Semua ini hanya bercanda 'kan," ujar Riris sambil berteriak di sertai tangis. Ia terus memukul dokter itu agar sang dokter mengatakan, kalau semua itu hanya bohong semata. Tapi tidak, semua itu nyata dan benar- benar terjadi.

Kanaya berusaha membangunkan ibunya, agar ia tersadar kembali . Setelah ibunya sadar ia berlari ke ruangan berdinding putih itu. Di sana telah terbaring ayahnya terbujur kaku, di tutupi oleh sehelai kain putih.

"Bangun ayah, bangun. Ayah ingin lihat Kanaya sukses bukan. Ayo Ayah bangun," teriak Kanaya sambil menggoyang- goyangkan badan ayahnya. Berharap ayahnya akan terbangun.vNamun, semua itu sia-sia saja.

Beberapa saat kemudian ia berusaha bangkit dan tegar . Kalau bukan Kanaya lalu siapa lagi . Kanaya mengurus semua keperluan pemakaman dan dibantu oleh beberapa saudara. Ibunya masih menangis. Meskipun sudah duduk di depan jasad ayah dan membacakan surat Yasiin. Sementara Riris sudah tidak menangis, namun ia masih tekulai lemas di pojok ruangan .

Pemakaman berlangsung dengan lancar. Tidak ada kendala yang terjadi hingga pemakaman selesai. Setelah pemakaman selesai, kami pulang ke rumah dan berdiam diri. Tidak ada suara ataupun canda tawa. Hanya ada duka.

Bukankah Allah telah menjelaskan tentan kematian yang sudah jelas menjadi ketentuannya.

Sebuah pepatah mengatakan setiap perjumpaan pasti ada perpisahan. Setiap sesuatu yang datang pasti akan pergi. Setiap yang lahir pasti akan mati. Tidak ada yang tetap di dunia ini, semuanya akan berubah. Yang Maha Kekal hanyalah Allah SWT. Hal itu sudah ditetapkan oleh Allah SWT:

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ ﴿٢٦﴾ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ﴿٢٧﴾

Artinya: "Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan (yang) tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (Q.S. Ar-Rahmaan (55):26-27)

****

Satu minggu setelah kepergian ayahnya ia kembali melanjutkan aktifitas seperti biasa . Hanya satu perbedaanya, ia tidak lagi diantar ayah seperti biasa. Dalam seminggu terakhir Kanaya mengambil izin tidak masuk sekolah. Alasannya karena kesedihan masih menggelutinya. Percuma saja ia masuk sekolah, namun tidak fokus dengan pelajaran yang ia terima.

Beberapa jam sebelum ayah Kanaya dibawa ke rumah sakit. Ia menyampaikan sesuatu kepada Kanaya. Namun sama sekali tidak digubris oleh Kanaya. Ia hanya menganggap semua itu hanya gurauan semata .

Sekarang Riris tidak seperti dulu lagi. Ia lebih banyak diam dan melamun . Tidak seperti sebelum kematian ayah nya yang selalu ceria dan tidak pernah bisa . Semua nya telah berbeda.

Semua yang sudah berlalu tidak akan bisa kembali. Tinggal bagaimana kita menjalani hidup selanjutnya dengan langkah yang baru, dengan lembaran baru yang lebih penuh warna.

Jangan lupa votmen ya.

Thak you .

Salam manis.

♡♡Karina♡♡

JODOH DI USIA MUDA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang