29. Malam pertama

25.5K 790 19
                                    

Sesuai judul ungkin part ini akan sedikit ada unsur malam pertama.
Tapi aku tegaskan adegan tidak akan melebihi batas usia 17 tahun.  Artinya masih di atas wajar. 

Dan Author tidak bisa memberi adegan lebih karena Author tidak bisa mem private bab story. Karena Author hanya menggunakan media hp jadul. Jadi mohon di maklumi ya.  Sekali lagi Author minta maaf ya bila menurut kalian adegan sedikit tidak senonoh.

Ok langsung saja baca. 👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Adnan mengajak Kanaya pergi ke Panti Asuhan milik keluarganya. Tiga jam lamanya perjalanan Adnan dan Kanaya menuju ke Panti, ini karena letak panti yang lumayan jauh dari kota.

Adnan dan Kanaya sudah sampai di Panti. Kanaya membuka pintu mobil dan berjalan dengan menarik nafas panjang untuk menikmati udara yang masih segar.

Di sana Kanaya bermain dengan semua anak-anak Panti. Dengan kegembiraan dan senyuman mereka bermain. Setelah letih bermain Kanaya hanya duduk dengan anak Panti yang lain.

Senja mulai terlihat. Adnan dan Kanaya bergegas pulang ke rumah.
Di tengah perjalanan mereka sempatkan berhenti untuk sholat Maghrib dan Isya' terlebih dahulu baru melanjutkan perjalanan lagi. Sesampainya di rumah mereka langsung beristirahat.

Setiap minggu mereka selalu sempatkan untuk ke Panti. Apalagi Kanaya begitu menyukai anak-anak. Dan dia terlihat begitu akrab dengan anak-anak itu.

****

Seperti biasa, sepulang dari panti mereka duduk-duduk di balkon kamar untuk sekedar bercengkrama. Membicarakan hal-hal yang sebenarnya tidak penting. Tapi mereka menyukai saat-saat seperti ini.

"Apa Mas ingat, besok adalah tanggal pernikahan kita?"

"Oh ya, apa kita sudah setahun?"

"Belum Mas, besok tepat 11 bulan usia pernikahan kita!"

"Hemm, aku saja tidak ingat kalau besok tanggal pernikahan!"

"Ishhh, kalau mas Adnan mana pernah ingat soal itu!"

Kanaya beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke dalam dengan menghentak-hentakkan kakinya. Adnan terkekeh melihat tingkah istrinya yang seperti anak kecil itu. Adnan bergegas berjalan menyamai Kanaya dan berada di samping Kanaya. Kanaya memanyunkan bibirnya dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Adnan berdiri di depan Kanaya menghadangnya.

"Maaf, aku benar-benar tidak ingat!"

"Jadi apa kamu mau hadiah dariku?"

"TIDAAK!" seru Kanaya.

"Baiklah, kalau begitu aku yang butuh hadiah!"

Kanaya langsung menoleh ke arah Adnan dengan tatapan tajam dan heran.

"Butuh hadiah apa? mas Adnan kan bisa beli sendiri!"

"Hadiah yang aku inginkan tidak bisa di beli tapi diberikan olehmu!" Adnan diam menatap Kanaya intens.

"Maksudnya? Aku tidak mengerti!"

Adnan langsung menuntun Kanaya untuk duduk di tepi ranjang, sedangkan Adnan duduk di bawah dengan memegang tangan Kanaya.

"Gini, kamu kan sudah lulus, dan tinggal menunggu Ijasah keluar!"

"Apa kamu mau memberikan sesuatu yang berharga milikmu?" Ada rasa takut di wajah Adnan saat berkata itu.

Wajah Kanaya semakin terlihat bingung. Kanaya benar-benar tidak tahu apa yang di maksud Adnan. Karena mingkin dia bukan wanita yang peka dengan ucapan laki-laki. Atau mungkin Kanaya terlalu polos untuk itu.

JODOH DI USIA MUDA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang