21. Terbongkar

16.5K 714 38
                                    

Adnan sedang duduk menatap bintang-bintang yang berjejer dilangit. Angin malam yang menusuk relung kalbu. Ia duduk sendiri di taman rumah sakit. Termenung dalam kegelisahan dan masih setia menunggu di rumah sakit. Berselang beberapa menit kemudian, ada seorang perawat yang memberitahunya kalau pasien yang ia tunggu sudah sadar dan ingin bertemu dengan Adnan.

"Maaf pak Adnan, pasien sudah sadar dari qoma."

"Benarkah, Sus? Baiklah aku akan segera ke sana."

Adnan berlari menuju ruang di mana pasien itu di rawat. Senyum bahagianya terpancar jelas di wajahnya. Sesampainya di depan kamar pasien, Adnan membuka knop pintu perlahan. Yang pertama kali Adnan lihat adalah senyum seseorang yang lama tidak ia temui.

"Akhirnya, kau sadar juga."

"Aku begitu khawatir dengan keadaanmu."

Pasien itu tertawa dan sesekali memegangi rahangnya yang masih sakit karena luka diwajahnya belum sembuh.

"Yaela, biasa aja kenapa sih?" ujar pasien.

"Lagian nih ya, ini cuman luka kecil, gak seberapa dengan luka di hati!" ujar pasien dengan menepuk-nepuk pelan dadanya. Dia benar-benar merasakan sakit di hati saat ia tahu berita pernikahan Adnan.

"Kamu ini ya, bisanya cuman bikin aku khawatir. Untung saja aku belum cerita apa-apa soal keadaanmu kepada orang rumah!"

"Kalau gak, ibu sama ayah pasti lebih khawatir lagi. Kamu 'kan anak kesayangan ibu sama ayah."

Pasien yang terbaring lemah itu hanya tersenyum dengan terpaksa menanggapi Adnan berbicara. Sesungguhnya ia tersenyum miris mendengar semua perkataan Adnan.

"Harusnya 'kan aku yang jadi kesayangan karena aku anak paling tua," lagi-lagi Adnan berujar panjang lebar dan tak henti-hentinya menjelaskan semuanya.

"Ah, kakak ini bisa saja. Lagian ini kan cuman kecelakaan kecil," ujar pasien mencoba bersikap tenang.

"Kamu itu Radit, gak bersyukur masih bisa hidup. Bisanya cuman nyepelehin setiap masalah," ujar Adnan dengan nada naik satu oktaf.

"Kemana aja sih kamu enam bulan ini ? Gak ada kabar sama sekali. Tau gak sih kalau ibu ngehawatirin kamu."

"Ya maaf kak," ujar Radit dengan wajah tertunduk. Sungguh, Radit merasa bersalah karena ia telah membuat ibunya khawatir.

"Coba kamu jelaskan apa alasanmu menghilang?" ujar Adnan.

"Kapan-kapan aja radit jelaskan kak!"

"Baiklah, sekarang kamu istirahatlah. Aku mau pulang dulu. Seharian kakak belum pulang ke rumah. Besok pagi-pagi kakak akan kesini," ujar Adnan.

Radit hanya tersenyum membalas ucapan kakaknya. Ya, pasien itu adalah Radit. Raditya Ahmad Fiansyah, adik angkat Adnan yang notabennya adalah pria yang pernah di kagumi oleh Kanaya.

Radit memang sengaja pergi dari rumah karena mendengar ucapan Ayah dan Ibunya. Kemudian Radit mencari tahu kebenarannya dan tahu kalau kakanya itu akan di jodohkan dengan Kanaya yang ia kenal.

Flasback ~

"Assalamu'alaikum."

Radit memasuki rumahnya dengan salam. Namun tak ada jawaban.
Seperti biasa keadaan rumah yang sepi. Kakaknya pasti sedang sibuk sedangkan adiknya pasti sedang di sekolah. Karena sekarang masuh terbilang cukup pagi jam 09.00. Bukannya Radit tidak punya kesibukan hanya saja jadwal kuliahnya di batalkan karena dosen yang sedang ada Acara dan diganti dengan lain waktu.

Ternyata rumah ini tidak sepi ada Ayah dan ibu Radit.
Sebenarnya Radit bukanlah anak kandung dari keluarga ini. Tapi ayah dan ibunya tak pernah membeda-bedakan Radit dengan anak kandungnya yang lain. Ayah dan ibu Radit juga memberikan nama keluarga mereka. Dan hanya mereka sekeluarga yang tahu kalau Radit hanyalah anak angkat dari keluarga Fiansyah. Meski keluarga mereka adalah keluarga terpandang tetapi mereka tidk pernah membuka masalah keluarga di depan umum.

Ayah dan ibu Radit berada di ruang tamu. Dan sepertinya mereka sedang membicarakan hal penting.

"Aku mau menikahkan Adnan dengan gadis pilihanku," ujar Ayah

"Terserah ayah, tapi kita harus bicarakan semua ini dengan Adnan dulu dan meminta persetujuannya," ujar ibu.

Radit tidak mau menguping, hingga akhirnya Radit datang di tengah-tengah pembicaraan ayah dan ibunya.

"Assalamu'alaikum yah, bu."

"Waalaikumsalam nak."

"Sini duduk, ikut kasih pendapat."

"Pendapat apa yah?"

"Ini lo nak, ayah
ini mau Adnan itu cepet menikah".

"Hemmm, emang kak Adnan sudah punya calon lagi ya yah?"

"Belum, nak. ayah punya calon buat dia."

"Ayah ketemu gadis itu dimana?"

"Ayah itu dulu pernah punya pemikiran sama teman ayah waktu sekolah buat ngejodohin anak kita!"

"Oh, jadi gitu. Dan apa sudah pernah bertemu dengannya."

"Sudah nak, Kanaya itu gadis yang cantik, sopan baik lagi!"

"Kanaya????"

"Iya, Kanaya. Besok kamu akan ayah kasih tau seperti apa Kanaya itu!"

"Ya, terserah ayah sama ibu aja dech."

"Kalau gitu, Radit pamit ke kamar dulu ya yah!"

Setelah percakapan itu Radit meninggalkan ruang keluarga dan pergi ke kamar. Radit terkejut mendengar nama Kanaya. Jika benar yang akan menikah dengan kakaknya adalah Kanaya yang ia kenal.

****

Semenjak hari itu Radit mencari tahu siapa Kanaya yang ayah dan ibunya maksud. Betapa terkejudnya Radit bahwa Kanaya yang ia kenal sama dengan Kanaya yang akan menikah dengan kakaknya.

Setelah sesaat Kanaya menyetujui pernikahan itu hati Radit hancur berkeping-keping. Semua yang sudah ia pikirkan matang-matang telah sia-sia. Padahal sebelum percakapan itu Radit sudah memantapkan hatinya untuk Kanaya dan hanya menunggu waktu yang tepat menceritakan semuanya kepada ayah dan ibunya. Sebenarnya Radit berniat melamar Kanaya setelah pecakapan lewat pesan antara dia dan Kanaya.

Tali semua sudah terlambat! Mungkin ini semua adalah karma untukknya. Karma karena terlalu membuat hati wanita terluka. Karma atas sikapnya yang tidak bertanggung jawab. Itu semua pantas Radit dapatkan.

Semenjak itu Radit memutuskan untuk pergi beberapa bulan hingga pernikahan itu selesai di laksanakan. Alasannya Radit tidak ingin membuat pernikahan itu gagal. Dan ia juga tidak ingin membuat Kanaya kembali terluka. Karena Radit percaya bahwa kakaknya adalah laki-laki yang cocok bersanding dengan Kanaya dan bukan dia.

Lagi pula Radit tak pernah marah dan menyalahkan kedua orang tuanya. Toh ini kesalahan dia sendiri. Meski kenyataannya Radit bukanlah anak kandung tapi kedua orang tuanya selalu memberikan kasih sayang yang berlimpah untuk Radit. Selalu membahagiakan Radit. Lalu bagaimana mungkin Radit bisa menghancurkan kebahagiaan kelurganya hanya demi cinta yang belum pasti. Lagi pula bagi Radit, apapun pilihan Ayah dan ibunya itu adalah hal yang terbaik.

Nah lo, bukan mantan Adnan 'kan.

Hayo, hayo gimana ini Radit come back.

Tungguin part selanjutnya ya. Jangan lupa votmen.

Maaf, up datenya lama 😢. Kemarin aku sakit seminggu lebih dan aku mager untuk ngapa-ngapain 😭😭😭.

Thank kyu.
Salam manis.
♡♡Karina♡♡

JODOH DI USIA MUDA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang