Hai, ketemu lagi dengan saya. Budayakan votmen ya, jangan jadi sider.
Yuk lanjut !Bukan maksud hati memberimu harapan palsu. Berkali-kali ku coba memantapkan hati. Untuk kesekian kali ku berusaha berjuang. Namun apalah dayaku. Masa lalu terus menghantuiku tanpa ampun. Masih sanggupkah kiranya kau menanti dan terus menanti cintaku.
Raditya Ahmad Fiansyah.
*****
"Maafkan aku Kanaya, maafkan aku."
Berkali-kali pria itu mengatakan kata itu pada dirinya sendiri. Ya, dialah Radit. Pria yang selama ini dikagumi oleh Kanaya. Radit yang selalu bisa membuat Kanaya terkagum-kagum padanya.
Ternyata, bukan hanya Kanaya yang kagum akan sosok Radit. Sebaliknya, Radit juga mengagumi Kanaya. Bukan sebatas mengagumi sebagai teman. Tetapi, ada rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata. Namun selalu bisa membuat hati berdesir.
Setiap saat Radit selalu memberikan sinyal kepada Kanaya, bahwa ia mencintai Kanaya. Namun di sisi lain, ia juga selalu mengelak untuk menjalin hubungan lebih jauh dengan Kanaya.
Tidak, Radit bukanlah tipe pria yang suka mempermainkan hati wanita. Ia hanya ragu akan perasaan di hatinya. Ragu apakah ia akan bisa membahagiakan Kanaya, atau hanya akan membuatnya menderita.
Radit merasa berdosa akan semua yang telah ia lakukan kepada Kanaya. Semua harapan dan angan yang ia janjikan kepada Kanaya.
Setiap kali Radit ingin serius dengan hubungan yang dijalaninya. Setiap kali ia ingin menjadi satu-satunya untuk Kanaya. Setiap saat ia berusaha meyakinkan hati dan perasaannya. Namun selalu saja gagal.
Selalu saja bayangan masa lalu menghantuinya. Masih terekam jelas di ingatan Radit akan beberapa tahun silam. Tahun yang begitu sulit ia lalui. Tahun yang memberikan banyak kesedihan dan kepedihan di hati Radit. Luka yang amat sulit terobati.
Ini sangat tidak adil. Tidak adil bagi Kanaya. Mau sampai kapan Kanaya harus menunggu kepastian dari Radit.
Sampai kapan ia harus memendam dosa yang semakin lama semakin tumbuh. Dosa kepada Allah, karena telah menduakannya.****
Flasback~
Radit yang sedang duduk di teras rumah dengan pikiran kalut, akan status hubungannya dengan Kanaya.
Tiba-tiba notifikasi di handphonenya berdering. Pesan yang ternyata dari Kanaya.*Kanaya
"Haruskah aku menunggumu, haruskah aku menantimu. Tak ingin ku berandai terlalu jauh akan hadirmu. Tak mampu ku bertahan dengan kepalsuan hatimu. Ku mohon jelaskan segalanya."
*Radit.
"Maafkan daku yang menyakitimu. Maafkan daku yang membuatmu terluka. Tak mampu ku jelaskan rasa di hati . Tak mampu ku katakan risau di kalbu. Lidah terasa kelu saat kata akan terucap."
*Kanaya.
"Jika senja mulai tenggelam. Bulan yang akan menggantikan. Cahaya bulan tak seindah senja namun cahanya selalu setia menemani malam. Tak seperti senja yang hanya menampakkan indahnya sesaat. Senja yang hanya sebatas lewat."
*Radit.
"Meski bulan menemani malam namun tak akan mampu melawan mendung. mendunglah yang akan menang. Dan akhirnya akan menjatuhkan butiran-butiran air ke bumi."
*Kanaya.
"Jikalau memang begitu adanya. Tak akan ku bertanya. Jika itu sudah takdirnya tak akan ku menolak. Akan ku terima dengan kesungguhan hati.""Tak ada gunanya ku berjuang bila tak ingin diperjuangkan. Tak ada gunanya ku bertahan bila tak akan ada kesempatan. Pergilah bila kau hanya bisa memberi angan. Menjauhlah bila kau hanya mampu memberi kepalsuan."
*Radit.
"Bukan maksud hati memberimu harapan palsu. Berkali-kali ku coba memantapkan hati. Untuk kesekian kali ku berusaha berjuang. Namun apalah dayaku. Masa lalu terus menghantuiku tanpa ampun. Masih sanggupkah kiranya kau menanti dan terus menanti cintaku."
*Kanaya.
"Tak ingin lagi ku menanti. Tak sanggup lagi ku menunggu. Tak mampu lagi ku berhenti. Cukup sampai di sini. Hapus semua angan dan harapan. Buang jauh-jauh memori tak terlupakan. Mungkin ini memang takdir."
"Jikalau suatu saat kita berjumpa. Jikalau takdir akan menyatukan kita. Jangan lagi kau memberi duka. Percayalah bila semua telah di gariskan. Percayalah semua telah diatur olehnya."
"Tak perlu lagi kau menghubungiku. Sudah cukup permainan yang kau buat. Ku 'tak ingin lagi bertahan. Cukup sampai di sini dan akan berakhir di sini."
Pecakapan terakhir antara Radit dan Kanaya melalui pesan. Semenjak itu Kanaya menghapus semua kontak yang berhubungan dengan Radit. Ia tidak ingin terlalu jauh terjerumus oleh cinta yang semu.
Kanaya tidak pernah lagi berhubungan dengan Radit, meski hanya sebatas pesan. Baginya sudah cukup semua kegundahaan ini. Sudah berkali-kali ia memberi kesempatan. Namun selalu saja hasilnya nihil.
Tak ada kemajuan ataupun kepastian. Hanya angan dan mimpi yang terus berkembang. Yang selalu membuat orang melayang-layang. Melupakan fakta dan kenyataan. Tak perduli akan syariat.
Tak ingin Kanaya berlama-lama berada dalam kegundahaan dan kegelisahaan yang tak pernah ada ujungnya. Ia ingin berhenti dan fokus dengan sekolah. Ia tak ingin mengecewakan ayah dan keluarganya.
Mungkin, Kanaya terlalu egois dengan perasaan yang ia pendam. Atau mungkin Kanaya terlalau naif untuk mengakui, yang pasti apa yang Kanaya putuskan tak lain demi kebaikan dirinya sendiri.
Tak ada untungnya ia terus mengingat pria itu. Kanaya benar-benar ingin melupakannya. Seluruh kesibukan ia jalani. Agar ia lebih mudah melupakan Radit. Apakah Kanaya akan mampu melupakannya atau tidak. Entahlah, hanya Allah yang mampu membolak balikan hati hamba-Nya.
~Semoga suka~
Thank kyu.
Salam manis.
♡♡Karina♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH DI USIA MUDA (Revisi)
SpiritüelCover by : @Eziall Seorang gadis SMA yang mempunyai banyak mimpi harus rela mengubur mimpinya hanya karena sebuah perjodohan. Perjodohan yang terjadi karena kematian ayahnya. Tak bisa menolak dan membantah . Hanya bisa merutuki semua nasibnya . Buru...