He Did it!

6 0 0
                                    



Penutup bulan April 2016, 21.30

Telpon berdering di atas meja. Aku yang masih di luar kamar mempercepat langkah ku menuju ke sana. Ku harap Alif Lam Mim. Meski ini bukan hari Sabtu. Tapi beberapa bulan ini Alif sedang dibebaskan untuk kapan pun membawa HP meski di dalam Pesantren. Maka aku tak perlu menunggu Sabtu untuk mendengar suaranya.

"assalamualaikum". Suara kami bersamaan.

"waalaikumsalam". Kembali bersamaan.

"alif, ada apa?"

"apa kamu sedang sibuk? Saya ingin membicarakan suatu hal kepadamu."

"ah tidak. Maaaf tadi tidak segera diangkat karena dari kamar mandi."

"annisa, saya ingin mengatakan hal ini sudah sejak lama. Mungkin juga memang inilah yang kamu tunggu sejak empat tahun lalu. "

"ada apa ih? Bikin penasaran saja kamu ini"

"sabar annisa, hehe. Tapi sebelumnya saya mohon sama kamu untuk tidak memberitahukan hal ini kepada siapapun nantinya."

"hm. Oke. Baiklah."

"jadi. Begini Annisa. Alhamdulillah, pada pertengahan bulan kemarin saya baru saja berhasil mengahafalkan hafalan saya."

Deg. Aku masih berusaha menerka maksud dari Alif Lam Mim. Jadi, mungkinkah?

"kamu sudah fal 30 Juz ? Alhamdulillah. Selamat ya Alif, aku ikut senang. Wah, ini bisa jadi hadiah ulang tahunmu yang ke 22 kali ini. Sekali lagi selamat."

"terima kasih Annisa. Sekali lagi saya mohon, tolong kamu jangan beritahu yang lain dulu ya. Baru Ibu saya dan kamu yang tahu tentang hal ini."

"iya inshaa Allah Alif. Hehe. Kalau tahupun kan tidak apa-apa. Ini kan kabar baik. Hehe"

Terbanglah Mimpi

Terbanglah, terbang

Kepakkan sayap setinggi mungkin

Menarilah di atas awan

Bergelayut dalam buih-buih udara

Terbanglah, terbang

Terbangkan mimpimu

Sampai kemanapun kau menuju

Semesta kan selalu turut serta

Jangan takut,

Saat suatu hari nanti

Satu sayapmu terluka

Karena aku akan mengobatinya

Terbanglah, terbang

Terbangkan semua asa

Kelak, di negeri Bulan Bintang itu

Akan menjadi landasan udaramu

Lukislah semua sketsa yang akan kau jalani

Terbanglah, terbang

Dan kepakkan sayapmu

Sesekali terjatuh, sesekali sayap terluka

Itulah warna kehidupan

Bangunlah, karena aku selalu mendoa

Untuk setiap kebaikanmu

Terbanglah, terbang

Setinggi mungkin

Sampai nanti saatnya kau kembali

Menuju sangkar tempatmu dulu berpijak

Dan di situlah, aku masih menunggu

Bila Dunia Hanya Dalam Sebuah CoretanWhere stories live. Discover now