-TWELVE-

373 26 2
                                    

Mozez menutup semua pintu rumahnya rapat-rapat. Semua lampu dimatikan tidak ada sedikitpun cahaya yang menerangi terkecuali cahaya bulan yang menembus gorden. Hal itu dilakkuan agar hatinya bisa redup terbawa cahaya.

Hatinya sebagai seorang ayah benar-benar gundah. Luccie berada ditangan pangeran kegelapan putra dari Lagos Deabhson seorang raja kegelapan yang dirinya segel sepuluh tahun yang lalu. Rasa tidak menyangka masih mendera dirinya, Mozez masih sangat ingat bagaimana kuatnya segel itu, tetapi mengapa itu masih bisa terlepas.

Mozez terdiam menenggelamkan kepalanya diantara kedua tangnya yang terkepal. Alkitab terbuka dihalaman yang sudah dibatasi. Alkitab itu terselip pembatas yang terdapat doa atau mantera yang dijadikan sebagai mantera penyegelan Calvaro dan penganutnya. Dewa kegelapan yang membuat dosa karena tidak dapat menerima takdir yang digariskan.

"Aku akan membantumu, paman. Biar bagaimana pun aku dan Calvaro memiliki hubungan darah," seru Axelous membuat Mozez terlonjak kaget. Selama ini yang Mozez ingat Calvaro tidak pernah memiliki seorang kakak atau pun adik.

"Maksud mu?,"Mozez menegakkan lehernya dan menatap wajah Axelous. Meskipun tidak ada cahaya, Mozez masih dapat melihat sekilas wajah Axelous dibalik remang-remangnya malam.

"Aku.. sejujurnya, aku adalah kakak kandung Calvaro Deabshon. Aku terlahir sebagai manusia karena memang Ayah dan Ibuku adalah pasangan yang berbeda. Ibuku manusia dan Ayahku seorang raja dewa kegelapan. Takdir ternyata berpihak kepada ku. Aku terlahir sebagai manusia dan adikku,  Calvaro sebagai dewa. Aku memiliki kekutan karena Ibuku. Aku bisa membantu mu paman, meskipun kekuatan ku tidak sehebat dirinya, tetapi aku akan mengarahkan semua kemampuan ku. Maafkan aku selama ini aku menyembunyikan identitasku. Aku masih belum bisa percaya adikku bebas dari penyegelan. Maaf kan aku. Tapi sungguh, sifat ku tidak seperti Calvaro, aku benar-benar berbeda," ujar Axelous menjelaskan. Kenyataan apalagi ini ! Mozez berdiri dari duduknya dan memejamkan matanya kesal.

"Kenapa banyak sekali misteri tentang adik mu itu!! Aku tidak peduli! Jika penyegelan sekuat itu dirinya bebas, maka aku akan membunuhnya!," geram Mozez dengan suara berdesir keras seperti ledakan atom.

Axelous terdiam, sejak kecil Calvaro terpisah dengannya, dan Axelous sudah sedikit lupa bagaimana paras adiknya itu. Apakah tampan seperti waktu usia sepuluh tahun atau sudah bertambah gagah dan dewasa.

Tapi, pertemuannya kali ini bukan untuk saling melepas rindu namun menyelesaikan takdir yang tertunda dan membongkar semua rahasia mapel beku yang tertanam.

"Apa kau merasa tidak rela adikmu kubunuh? Kau bermaksud membantu adik mu itu dan ikut adil dalam penculikan puteri ku, Sialan!," pekik Mozez menangkap wajah sendu Axelous yang menyimpan resah. Pria ini ikutan berdiri dan memberikan senyum kecil ke arah Mozez.

"Tidak! Aku rela adikku mati asalkan calon isteri ku kembali. Kita akan bekerja sama!," kata Axelous dengan yakin. Nada suaranya tidak bergetar, kenyakinan menyelimuti keduanya. Biarlah rahasia mapel beku yang tumbuh didiamkan, karena suatu saat jika sudah tiba waktunya pasti akan terbongkar.

👑👑👑

"Kau akan pergi?," tanya Caroline pada kekasihnya itu. Vyrlo hanya tersenyum dan mengelus pipi kekasihnya dengan sayang. Lelaki bermata sipit ini tersenyum membuat kelopak matanya tenggelam dilipatan mata.

"Aku ingin mengantar Qicley. Dia berkata ingin bertemu dengan teman lamanya," kata Vyrlo dan mendapatkan ekspresi wajah yang tidak bersahabat dari Caroline.

"Luccie tidak pulang hari ini. Paman Mozez berkata wanita itu menginap di rumah sepupunya yang jauh. Aku tidak memiliki teman untuk menemani diriku ke mall," seru Caroline  wajahnya terlihat masam. Pria ini lagi-lagi terseyum dengan perkataan kekasihnya.

The Frozen Maple (COMPLETE ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang