- TWENTY TWO -

221 19 5
                                    

Tidak ada yang bisa dilakukan Axelous saat ini karena tiba-tiba hati dan tubuhnya terasa tidak dalam keadaan baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak ada yang bisa dilakukan Axelous saat ini karena tiba-tiba hati dan tubuhnya terasa tidak dalam keadaan baik. Kegiatannya sepanjang pagi ini hanya berdiri di bawah langit biru dengan semilir angin yang berhembus menembus pori-pori tebalnya.

Di depan halaman rumahnya yang jauh dari Kasino dan tempat maksiat itu terasa begitu sunyi. Ada beberapa kelopak bunga berterbangan memenuhi udara yang luas. Di bawah telapak kakinya terdapat rumput basah sisa-sisa embun beberapa jam lalu.

Jika saja Calvaro menyukai hal-hal yang beku maka Axelous menyukai hal-hal hangat dan lembab. Inilah mengapa mereka tidak bisa bersatu layaknya saudara lainnya.

"Apa terjadi sesuatu padamu, Luccie? Mengapa hatiku begitu sesak. Atau terjadi sesuatu pada dirimu dan dewa keparat itu?," seberapa bencinya pria ini pada adiknya itu, hati kecilnya masih mengharapkan mereka berdamai sampai makam ibunya ditemukan nantinya.

Langit cerah yang dipandangnya seperti cakrawala yang buram dan terlihat kabur di mata. Axelous tidak dapat menikmati keindahan itu sebabnya lensanya hanya melihat kabur kebiruan langit dan putihnya awan bergerak.

"Aku merindukanmu, Luc.. Aku sangat merindukanmu. AKu merindukkan tubuh mungilmu yang selalu kupeluk," perkataan yang terdengar lirih. Kelirihan yang disambut dengan suara dedaunan dari pohon rindang. Axelous kembali menurunkan kepalanya dari yang memandang langit kini menunduk memandang ke bawah memerhatikan kalung yang terpasang di lehernya. Kalung yang berbandul sepasang cincin putih polos dengan ukiran sastra China.

Ia berniat memberikan cincin itu akhir tahun nanti berdekatan dengan natal kepada Luccie. Namun semua itu sepertinya akan tertunda atau bahkan batal untuk selama-lamanya setelah hadirnya Calvaro Deabshon merebut miliknya yang menjadi jantung hatinya sejak dulu.

Siapakah yang kejam saat ini? Air mata yang menetes membasahi kalung seolah menunjukkan betapa besar luka yang ditimbulkan akibat perpisahan yang terjadi. Andai saja ia tahu di mana Luccie, dia bersumpah akan menembus apa pun untuk bisa membawa wanita itu kembali pulang. Meskipun ia harus membunuh adiknya sendiri, dia bersumpah akan melakukannya. Luccie Naither teramat penting di banding adik kandungnya sendiri.

"Percuma kita pernah berikar dulu! Nyatanya kau memilih Calvaro! Kenapa kau tidak pernah bercerita padaku jika kau mengenal keparat itu!! Kenapa kau menyembunyikan ini, Luc!! Kau membuatku terluka!!!," Pekikan Axelous menggema di halaman luas miliknya. Sesak yang ditanggung meluap begitu saja. Bagaikan relung yang sempit dan gelap tidak terlihat, begitu pula hati pria ini yang terasa pengap. Yang dia sesali bukanlah penculikan ini, tapi kenapa sejak awal wanita itu tidak ingin jujur bahwa dirinya mengenal adijnya dan justru menghampiri pria itu enggan langkahnya sendiri.

Pria ini benci menerima kenyataan yang terjadi. Jika dirinya harus menyalahkan Calvaro, rasanya akan terdengar tidak adil karena Luccie sendirilah yang mengejar pria itu.

Axelous mengetahui hal ini dari Caroline beberapa hari yang lalu ketika mulai curiga tidak pernah melihat kekasihnya. Pada akhirnya rahasia mengenai dewa yang lepas terkuak. Sebagai manusia tentu Caroline akan menganggap semua itu hanya bualan gila. Hal mistik di muka bumi.

The Frozen Maple (COMPLETE ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang