- NINETEEN -

269 21 0
                                    

Hari yang menjelang waktu senja ini Calvaro memilih berdiri di lantai paling atas dekat dengan sebuah ayunan besi yang di buat. Di tempat ini dia akan melihat betapa besar bola matahari dengan kekuatan sinarnya yang begitu terang.

Warna kejinggaan yang pekat mulai terlihat memenuhi permukaan langit. Angin bulan ini begitu kencang dan itu membuat rambutnya menari-nari sedari tadi. Dia saat ini mencoba memikirkan cara, cara apalagi untuk menaklukan Qicley. Sebenarnya itu bukanlah hal sulit, hanya saja Luccie sulit untuk di kurung. Akan tiba masa di mana kedua dewi itu beserta Pein,
Mozez beserta Axelous menemukan keberadaannya dengan mendengus keberadaan sang janin.

Calvaro mendongakkan kepalanya. Tidak ada apapun di atas kepalanya. Langit di atas sepi dengan warna jingga yang semakin pekat. Di atap ini dia dapat melihat pula bahwa bumi itu memang benar berbentuk lingkaran.

"Kau memikirkan sesuatu?," tanya Maxemod yang berdiri di sisi Calvaro. Pria ini ikut memandang apa yang pengeran kegelapan itu pandang.

"Lakukan sesuatu untuk mencegah Axel dan Pendeta itu untuk merebut Luccie, Max. Masalah Heidan Spoler akan aku hadapi sendiri begitu pula dengan kedua dewi dan Pein Tettler yang mulai aku sadari bahwa telah sampai di bumi," Saat kalimat itu terhenti, saat itu pula Maxemod mengalihkan pandangannya.

Heidan Spoler! Pein Tettler! Ada apa dengan mereka berdua. Jika kejahatan Pein Tettler dirinya sudah tahu. Tapi jika Heidan, dia masih perlu waktu untuk mendapatkan kejelasan.

"Heidan? Sebenarnya ada apa dengan pria berambut kuning itu?," tanya Maxemod menghiraukan ekspresi wajah Calvaro. Dewa ini berdiri dan menggulung kemeja lengan panjangnya.

"Aku mencurigai sesuatu pada pria kuning itu. Heidan mendekati Luccie dengan segala cara setelah mengetahui ada benihku di sana. Aku pernah memergokinya menyiapkan segala sesuatu untuk wanita itu seperti menggeser posisi Daegor," alis Maxemod kembali mengkerut. Bukankah itu hal yang baik jika Heidan memperlakukan Luccie dengan begitu peduli. Apa yang di permasalahkan sebenarnya.

"Kelak kau akan tahu. Aku dalam masalah saat ini. Aku ingin membunuh janin itu, tapi ketika aku ingin menghancurkan di malam itu, janin itu..." Calvaro menghentikan perkataannya sejenak dan hal itu membuat Maxemod menanti dengan rasa penasaran mendalam.

Calvaro menerawang jauh ke depan. Keadaan sekitar sudah gelap dan dewa ini mengangkat tangannya, menunjuk ke salah satu pilar yang terdapat lilin besar lalu dalam seketika keadaan menjadi penuh cahaya temaram.

"Janin itu menepis kekuatan ku. Aku tercekat di kala itu karena dia adalah sebuah janin. Janin aneh yang membuatku gila! Bayangkan! Aku di tepis seperti dijatuhkan dengan seseorang yang disebut, JANIN KECIL!" pekik Calvaro mengingat malam itu. Malam di mana ketika dirinya mencumbu sebelum pergi menemui Hannamor. Maxemod selalu mengerutkan keningnya dan kali ini mulutnya terbuka. Menganga karena tidak percaya.

"Aku akan menyegel kekuatannya sebelum usianya menginjak tujuh bulan. Akan aku ambil kekuatan itu sementara waktu," Maxemod melihat raut di wajah Calvaro. Kenapa sulit sekali hanya meminta kebebasan seorang ayah. Dan kali ini tugas dewa kegelapan itu terlihat berkali-kali lipat.

Masalah ruh-ruh yang lepas menjadi hantu yang bergentayangan belum terselesaikan. Dan sekarang ditambah harus menyegel kekauatan cikal bakal bayinya kelak. Itu pasti akan ditolak Luccie. Wanita itu pasti menolak jika anaknya disegel.

"Luccie pasti akan menolaknya. Aku yakin dia tidak akan ingin melahirkan dengan cara operasi dan bayinya tidak aktif lagi," ujaran Maxemod menimbulkan senyum kecil di bibir Calvaro. Itu semua benar adanya, Luccie akan lompat dari gedung lagi jika dirinya berani menyegel keaktifan gerak anaknya kelak.

Tapi jika tidak disegel maka ketika lahir anak itu bisa merobek kewanitaan Luccie atau bahkan dapat merobek perut wanita itu. Kekuatan Ametis dan Spektrum yang bergabung akan sangat besar.

Calvaro tidak akan membiarkan anaknya menjadi pembunuh ibunya sendiri dengan sadis. Dia sudah berjanji hanya meminjam diri Luccie, MEMINJAM! Ia harus mengembalikan wanita itu pada alamnya nanti.

"Jika memang itu terjadi, di mana Luccie bersikukuh tidak mengijinkan aku menyegel keatifan janin itu, maka wanita itu akan melahirkan dengan bantuan tanganku sendiri! Aku yang akan menarik anak itu keluar dari perutnya!!," hening, suasana menjadi hening yang lama ketika sosok Calvaro telah menghilang.

Maxemod masih di tempat. Apakah telinganya barusan bermasalah. Calvaro Deabshon, dewa itu berkata akan menjadi seorang suster yang membantu proses bersalin? Dengan cara apa? Dengan merobek perut Luccie?! Ya Tuhan.. Tubuh pria ini untuk pertama kalinya lunglai dan terasa bergetar berat.

"Janin tanpa nama, kau telah berhasil membuat ayahmu kacau!," pekik Maxemod. Ingatannya kembali berputar ke masalah lain. Masalah kehadiran Pein Tettler di bumi yang telah mengendus jiwa Calvaro!

Dewa kesucian yang menyegel ayah Calvaro entah di mana! Masalah semakin pelik, kepalanya terasa berdenyut. Bagaimana cara menyelesaikannya. Di mulai dari mana!! Dia ingin berteriak kencang saat ini.

♛♛♛

Calvaro masih memikirkan perkataan Maxemod beberapa jam lalu. Perihal bagaimana jika Luccie memang bersikukuh menolak dirinya untuk menyegel keaktifan janin itu sejangka waktu sampai janin itu berusia tiga tahun nanti. Dilihatnya wanita itu duduk santai disampingnya dan membuka majalah terbaru. Majalah yang mengenai kehamilan dari Heidan.

Pria berambut kuning itu seperti ingin menjadi sosok ayah untuk calon bayinya. Ada hal busuk sepertinya.

"Sudah hampir tengah malam. Tidurlah," ujar Calvaro merampas majalah itu dan membaringkan tubuh wanita itu dengan sedikit kasar. Luccie selalu menolak jika disentuh.

"Aku belum mengantuk!," masih saja wanita ini keras kepala padahal waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam lebih tiga puluh. Sudah waktunya istirahat utuk manusia. Jika dirinya tidak tidur itu bukan maslah. Tapi jika Luccie tidak tidur, maka itu akan menjadi masalah besar.

Calvaro memaksa Luccie tidur satu kamar dan satu ranjang dengannya setelah Qicley berhasil mengendus kehadiran janin ini. Harus lebih berhati-hati mencegah wanita ini keluar di malam hari atau dini hari dari kamarnya. Kamar ini terdapat mantera khusus, tidak ada yang dapat mengendus keberadaan Luccie maupun sijanin sendiri. Tapi sekali lagi, ada masa di mana semua akan terbongkar!

"Aku akan membuatmu mengantuk jika itu yang kau inginkan," Luccie langsung terbelalak. Harusnya dia pura-pura mengantuk saja jika Calvaro yang membuatnya mengantuk itu akan mengerikan.

Dewa kegelapan ini akan memaksa untuk bercinta dan pada akhirnya membuat dirinya kelelahan dan tertidur. Luccie baru akan angkat bicara namun bibir ranumnya direggut oleh bibir Calvaro. Dihisapnya dengan kasar bibir wanita ini, seperti menghisap minuman dengan dahaga.

"Ssshhh... Le.," ucapannya terputus kembali ketika Calvaro menindih tubuhnya dan merapatkan kedua kaki wanita itu yang bergerak kasar dengan di jepit selangkangannya.

Luccie merasakan lidah Calvaro bertarung dengan lidahnya. Giginya menyatu saling bergesakan dengan milik dewa ini. Tangannya yang berontak tadi telah ditangkap oleh Calvaro. Sialan! Sepertinya malam ini wanita ini sekali lagi telah membuat kesalahan dalam strategi.


To Be Continue




Terbit,

Sabtu, 24 Febuari 2018

The Frozen Maple (COMPLETE ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang