Eight

3K 277 13
                                    

Setelah bel tanda pelajaran telah berakhir berbunyi, Soojung segera merapikan buku dan alat tulisnya lalu memasukkan ke dalam tasnya.

"Jung ayo kita pulang bersama" Ajak Sulli
"Oh ne Sulli kajja ah aku lapar sekali aku ingin makan hotdog dan juga ice cream Sulli!"

"Hai calon pacar, mau kemana kau?"

Damn! Makhluk satu ini kenapa harus selalu mengganggu Soojung? Lagipula sedang apa dia berdiri didepan kelas Soojung? Soojung seperti anak ayam saja karna Sehun menarik tas Soojung untuk mencegah ia pergi.

"Pabbo, apakah kau lupa jika hari ini jadwalnya kita berkencan? Apa kau pura-pura lupa? Aduh calon pacarku sepertinya terlalu cepat menua. Sayangku jangan terlalu cepat menua, kau tau aku masih ingin menikmati masa mudaku bersamamu. Jadi jangan cepat menua ya. Aku tidak ingin saat berkencan harus membawa nenek-nenek peyot padahal aku masih rupawan. Sungguh membayangkannya saja membuat hatiku teriris".

Lihatlah Soojung benar-benar muak dengan sifat Sehun saat ini. Apakah Soojung harus menyematkan tittle Drama King kepada Sehun? Atau apakah Soojung benar-benar harus mencari batu bata dan memukul kepala Sehun? Sehun terkenal akan sifatnya yang seperti es batu tapi lihatlah sekarang dia terlihat seperti induk ayam yang sedang menjaga anak ayamnya agar tidak tersesat. Cih menyebalkan!

"Sehun berhentilah menarik tasku. Aku memang tadi lupa tapi sekarang sudah ingat. Berhentilah menganggap dirimu adalah makhluk paling rupawan. Jangan terus menerus memanggilku dengan sebutan calon pacar itu benar-benar merusak telingaku".

Ouh lihatlah kuping Soojung mulai memerah. Sehun sangat menikmati perubahan ekspresi Soojung saat ini. Entahlah Sehun seperti melihat kesedihan di mata Soojung sedikit menghilang. Selama ini Sehun hanya melihat mata sendu milik Soojung. Walaupun kenyataannya Soojung ceria di sekolah, tetapi matanya memancarkan cahaya yang redup. Sehun ingin sekali melihat cahaya di mata Soojung bersinar terang menambahkan kecantikan Soojung.

"Baiklah baiklah. Sulli aku pinjam Soojung dulu yaa. Hati-hati dijalan dan pilihlah transportasi yang aman ne? Oppa akan menjaga Soojung dengan baik".
"Oppa pantatmu. Sulli pulanglah kabari aku jika sudah sampai di rumah ne? "
"Eoh, oppa aku titip Soojung oke? Jangan terus menerus membuatnya kesal. Aku duluan yaa". Sulli pun beranjak meninggalkan Soojung dan Sehun menuju gerbang sekolah.

"Aigo lihatlah Sulli saja bisa memanggilku oppa.  Kau kapan akan memanggilku oppa? Kenapa calon pacarku ini begitu keras kepala? "
"Sudah aku bilang berhenti memanggilku calon pacar! Cepat jalan aku tidak bisa pergi lama-lama!" Soojung pun pergi meninggalkan Sehun menuju ke halaman tempat Sehun memakirkan mobilnya tadi pagi.

"Oh baiklah mulai sekarang aku akan memanggilmu Jungieku tersayang. Jungieku tersayang tunggu oppa! Eh kau berhenti melirik Jungieku!  Tutup matamu! " Sehun pun mengejar Soojung dan memarahi setiap namja yang ketahuan melirik Soojung. Oh memang benar seharusnya Sehun memasang pagar pembatas untuk Jungie. Kenapa mata mereka harus melihat ke arah Jungienya? Dasar genit!

Sehun pun melajukan mobilnya. Soojung hanya terdiam mengamati pemandangan Seoul dari balik kaca mobil Sehun. Sehun tidak bisa memungkiri lagi. Ini adalah kali pertama Sehun merasakan jantungnya berdetak tidak beraturan. Hanya dengan duduk berdampingan seperti ini dengan Soojung saja sudah dapat membuat jantungnya berdetak tidak beraturan. Selama ini tidak ada wanita yang benar-benar bisa membuatnya jatuh cinta. Oh ayolah! Padahal Soojung tidak pernah melakukan hal-hal spesial. Justru Sehun yang seperti menjatuhkan harga dirinya demi mendapatkan perhatian dari Soojung. Sial Soojung benar-benar seperti menghipnotisnya.

"Jungie, kita kencan di taman saja ya? Oppa tau taman yang indah di dekat sini. Disana juga banyak anak-anak kecil. Jungie ingin bermain dengan anak-anak kan? "
"Hei idiot darimana kau tau aku suka anak-anak? Kau stalker ya? "
"Eiii kenapa selalu berburuk sangka?aku tau karna kau kan masih seperti anak-anak jadi kau pasti suka anak-anak hahahaha".

Unfair (SESTAL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang