6. Virus Kata yang Fenomenal

7K 656 40
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Reza ngajak gue ke kantin. Sebenarnya gue nggak mau ke kantin. Karena uang jajan gue pas-pasan buat beli bensin motor gue pulang sekolah nanti.

Karena ditawari tawaran yang luar biasa menggiurkan. Gue dan Reza pun menuju ke kantin. Reza janji bakal bayarin gue semangkuk bakso dan segelas es teh manis. Sebuah tawaran yang menggiurkan bukan?

"Lo bakso sama es teh maniskan? Biar gue yang mesen, entar kalo lo yang meseni, lo malah korupsi," Reza langsung mendatangi ibu kantin dan memesan pesanan kami.

Mata gue nggak sengaja ngeliat bidadari. Itu Karin, bidadari di hati gue. Gue langsung menghampiri Karin yang sedang bersama Ami. Kemudian gue duduk di salah satu kursi yang kosong.

"Loh, lo kok nggak makan Rin?" tanya gue perhatian. Karena memang Karin hanya meminum segelas jus jeruk. Sementara Ami begitu lahapnya memakan bakso yang ada di hadapannya.

"Lo nggak usah sok perhatian deh," jawab Karin sambil memainkan handphone-nya.

"Lo mau makan apa? Biar gue pesenin. Nasi goreng? Mie goreng? Bakso? Apa? Bilang aja,"

"Gue lagi nggak selera makan,"

"Terus lo maunya apa?"

"Gue maunya lo pergi jauh-jauh dari sini, oke?" salah apa hamba ya lord.

Ami yang sebelumnya begitu sibuk memakan baksonya, seketika terkekeh ketika Karin ngomong begitu ke gue.

Gue pun pergi meninggalkan mereka dan duduk di depan Reza yang ternyata sedang lahap memakan nasi goreng.

"Lo dari mana? Muka lo kok lecek amat, kayak kertas bungkusan nasi,"

"Dari situ," gue menunjuk ke arah dimana Karin dan Ami berada.

"Ngapain? Nyoba ngedeketin Karin? Pasti gagal, gue tau banget,"

"Gagal total malah,"

"Emang lo ngomong apa tadi ke dia?"

"Tadi gue cuma nanya kenapa nggak makan, terus gue mau mesenin dia makanan. Eh dia malah ngusir gue, sakit hati hayati mas,"

"Lah, katanya lo lagi nggak ada uang. Lo bohongi gue ya kampret,"

"Gue emang lagi nggak ada uang. Tadi cuma modus aja. Gue juga tau dia bakalan nolak tawaran gue,"

"Dasar norak!" Reza tertawa puas.

Reza udah terserang virus kata-kata fenomenal. Kalau sudah begini gue harus gimana?

***

Pemuja Rahasia Keluar KandangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang