16. Sarapan

4.3K 431 7
                                    

Motor gue akhirnya selesai diperbaiki. Gue langsung menuju ke sekolah bareng cewe batu yang sedari tadi sama gue.

Semoga aja ada keajaiban yang ngebuat kami bisa masuk ke sekolah.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, gerbang udah terkunci dengan rapat. Pak satpam juga nggak mengizinkan kami buat masuk.

Gue benar-benar heran. Si cewe batu malah ngelihatin gue yang mondar-mandir nggak jelas di depan gerbang. Seolah sedang tidak terjadi apa-apa.

"Lo kok santai banget sih? Kita ini telat, loh. Nggak bisa masuk," gue sedikit kesal.

"Kan peraturan di sekolah kita kalau udah telat nggak boleh masuk. Jadi, ya santai aja kali,"

"Serah lo deh. Gue mau pulang. Mau tidur. Lo mau sekalian gue anterin pulang nggak?"

"Ih cepet amat pulangnya,"

"Jadi lo mau kemana?"

"Lo udah sarapan belum? Sarapan yuk? Gue laper, nggak sempet sarapan tadi,"

"Belum. Mau sarapan dimana?"

"Lo maunya dimana? Di rumah gue juga boleh," sambil tertawa kecil.

"Di sana aja. Ya kali gue sarapan di rumah lo. Gue aja nggak kenal sama lo,"

"Yaudah serah lo. Lo beneran nggak kenal gue?"

"Gimana ya. Gue tau elo, tapi gue nggak tau nama lo,"

"Oh gitu. Panggil aja gue Shafa,"

"Shafa? Oh oke. Ini jadi nggak sarapannya? Kok malah ngobrol,"

"Jadi dong,"

"Yaudah naik,"

Kami menuju ke tempat sarapan yang tidak terlalu jauh dari sekolah.

Shafa dan gue memesan makanan yang sama, yaitu nasi uduk dan segelas teh manis hangat.

Kami makan dengan lahapnya. Perut gue benar-benar minta diisi karena ngedorong motor tadi. Shafa juga kelihatan lahap banget makannya. Sepertinya dia beneran kelaparan.

Sehabis makan gue langsung ngajak Shafa pulang. Sebenarnya dia menolak untuk pulang. Tapi karena gue maksa akhirnya dia mau.

Gue ngantar dia sampai depan rumah. Rumahnya kelihatan sepi.

"Nggak mau singgah dulu?"

"Nggak usah, makasih. Gue mau langsung pulang aja,"

"Yaudah, hati-hati ya. Makasih udah mau nganterin gue pulang,"

"Iya,"

Gue pun pulang ke rumah. Sampai di rumah mama gue sempat nanyain kenapa gue udah pulang jam segini. Gue jelasin aja yang sebenarnya, mama gue jadi ngerti.

***

Pemuja Rahasia Keluar KandangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang