Mie ayam yang kami pesan telah habis 'tak bersisa. Ada waktu beberapa menit dimana kami berdua hanya terdiam tanpa ada yang mencoba membuka percakapan.
"Gue jadi kepikiran. Masalah apaan yang ngebuat hubungan lo sama Karin renggang?" tanya gue penuh penasaran.
"Cie kepo banget ya mas,"
"Ih gue serius. Gue penasaran banget,"
"Kenapa bisa penasaran? Karna ada sangkut pautnya sama Karin kan?" dengan ekspresi wajahnya yang nggak bisa gue tebak. Semacam ekspresi wajah pesimis.
"Nggak juga sih. Pengen tau aja," balas gue santai.
"Ntar lo juga bakal tau kok," sambil mengeluarkan senyuman manis yang menurut gue senyuman yang tidak begitu tulus.
"Yaudah yuk pulang, udah jadwalnya gue bobok siang nih," lanjut Shafa sambil mengeluarkan selembar uang berwarna biru dari saku bajunya, "Nih uang mie ayam gue,"
"Udah. Gue aja yang bayar, kan gue yang ngajak lo makan,"
Kami langsung bergegas menuju rumah Shafa. Sesampainya di rumah Shafa, ia langsung masuk ke dalam rumah dan menyuruh gue buat nunggu sebentar.
Shafa keluar dari rumah dengan membawa sebuah buku dan memberinya ke gue. Buku kumpulan puisi.
"Buat apaan?" tanya gue heran.
"Lo lagi suka baca puisi kan? Yaudah ini gue kasih buat bacaan lo di rumah,"
"Lo kok tau?" tanya gue semakin heran.
"Ya taulah, apa yang gue nggak tau dari lo," jawabnya sambil tertawa.
"Yaudah, gue balik ya. Jangan kangen," gue pamit sebelum bergegas pulang.
"Iya hati-hati. Kalo kangen ya tinggal ketemu,"
'Kalau kangen ya ketemu'. Benar juga kata Shafa. Kalau kangen ya ketemu, jangan cuma diucapin doang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemuja Rahasia Keluar Kandang
Short StorySuka sama teman sekelas? Mungkin kebanyakan orang pernah merasakannya, begitupun dengan Arsyah. ©2017