34. Apa yang Terjadi?

3.9K 391 17
                                    

Berhubung gue orangnya pantang menyerah. Gue bulatkan tekad untuk ngebujuk Shafa agar mau mendengarkan penjelasan yang sebenarnya.

"Fa, tolong keluar dong. Plis," gue memelas sambil ngetuk-ngetuk pintu kamar Shafa.

Tidak ada tanggapan apa pun dari dalam kamar.

"Fa, kalau lo emang udah benci banget sama gue karena apa yang lo liat tadi, plis buka pintunya. Gue bakal jelasin semuanya. Termasuk ngejelasin perasaan gue ke elo," sekali lagi gue mengetuk pintu kamar Shafa.

Akhirnya. Shafa membuka pintu kamarnya, "Yaudah. Gue kasih lo waktu lima menit buat ngejelasin semuanya,"

Posisi kami sekarang saling berhadap-hadapan. Namun, dengan tinggi badan yang hanya se-dagu gue, Shafa sedikit mendongak ke atas untuk melihat wajah gue.

"Masa' cuma lima menit sih," gue mengeluh.

"Lima menit dimulai dari sekarang," sambungnya.

"Oke oke. Masalah yang lo liat tadi, itu nggak sesuai sama apa yang ada di pikiran lo. Karin meluk gue cuma karena refleks ngebaca surat dari gue, dan dia juga kayaknya nggak sengaja. Gue juga biasa aja, gue udah nggak ada rasa lagi sama dia. Itu karena sekarang ada lo," setelah menjelaskan itu gue hanya terdiam melihat Shafa yang begitu fokus memperhatikan gue.

"Udah gitu aja? Katanya mau ngejelasin soal perasaan lo juga," keluh Shafa.

"Emm... masalah perasaan gue ke elo ya? Gue nggak tau sih ngejelasinnya gimana. Yang pasti gue nyaman banget sama lo, mungkin gue sayang sama lo. Kenapa gue bilang mungkin? Karna gue sendiri nggak tau definisi sayang yang sebenernya itu apa. Intinya gue nggak mau lo ngejauh dari gue. Soal Karin? Gue udah nggak ada rasa lagi sama dia. Gue nggak mau merjuangin orang yang salah lagi. Karna gue udah tau, lo lah orang yang pantas gue perjuangin. Gue nggak mau dia, gue maunya elo," gue menunduk lesu setelah mengucapkan semua perasaan gue ke Shafa.

Happy birthday Arsyah...
Happy birthday Arsyah...

Tiba-tiba terdengar suara nyanyian beberapa orang dari arah tangga.

Gue ngelihat ke arah sumber suara nyanyian tersebut. Ada Karin, Ami, Reza, dan Sandra.

Shafa langsung berlari ke arah Karin, dan langsung memeluknya.

Ini ada apaan sih? Sandra kenapa jadi begini? Perasaan tadi antagonis banget ke gue. Reza kok ada di sini juga? Yang anehnya lagi, Shafa dan Karin bukannya lagi marahan? Tapi kenapa malah pelukan seolah nggak terjadi apa-apa.

Apa yang terjadi, sih?

***

Pemuja Rahasia Keluar KandangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang