Gue memasuki kelas dengan santainya. Nggak gue sangka, gue disambut saat memasuki kelas. Berasa jadi Harry Styles gue.
Seluruh penghuni kelas menyalami gue satu per satu. Tanpa terkecuali Karin. Karin yang selama ini dingin banget ke gue, kali ini benar-benar jauh berbeda. Jadi lebih manis dan ramah ke gue.
Penghuni kelas sibuk menyalami gue satu per satu. Sementara Reza yang sedang duduk di kursinya, malah kelihatan sangat fokus dengan handphone miliknya.
Gue memukul meja, "Woi. Webtoon mulu lo tutup toples. Temen lo ulang tahun ni, ucapin kek kayak anak-anak yang lain,"
"Ah lo mah ganggu aja sih. Lagi seru nih," masih tetap fokus dengan handphone-nya.
"Gue mau nanya sesuatu sama lo," gue mengambil handphone dari genggaman Reza.
"Ganggu aja ni bocah datang-datang. Nanya apaan?" ketus Reza.
"Lo udah jadian ya sama Ami? Parah lo nggak cerita-cerita sama gue. Segini aja pertemanan lo," gue mengembalikan handphone Reza.
"Bukan gitu maksud gue Syah. Mulut lo kan suka bocor, entar lo kasih tau sama anak satu kelas kalo gue jadian sama Ami. Repot gue kalo satu kelas minta peje,"
"Gue bocor? Lo tuh yang bocor. Semua tentang gue lo ceritain ke Ami. Ngilangin wibawa seorang Arsyah aja lo. Pokoknya gue nggak mau tau, lo harus pejein gue,"
"Iya, gampang. Eh ngomong-ngomong, lo sama Shafa makin deket aja. Lo emang niat mau macarin dia atau cuma lo jadiin pelarian dari Karin aja?" tanyanya serius, seperti Polisi yang lagi nilang.
"Kayaknya otw," jawab gue santai.
"Otw apaan njir? Nggak nyambung amat. Gue nanya apa, lo jawab apa," mimik wajah Reza terlihat kesal.
"Otw jadian,"
"Selamat pagi," Pak Rahmat, guru Biologi memasuki kelas, membuat obrolan gue dan Reza terhenti.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemuja Rahasia Keluar Kandang
Short StorySuka sama teman sekelas? Mungkin kebanyakan orang pernah merasakannya, begitupun dengan Arsyah. ©2017