30. Gawat

3.9K 394 18
                                    

Sesampainya di kantin gue langsung memesan segelas jus jeruk. Niatnya cuma mau minum, tapi kenapa jadi pengen makan ya? Yaudah deh, gue pesan semangkuk siomay juga.

Keadaan kantin saat ini sepi. Wajar aja, ini 'kan udah lewat jam pulang sekolah. Hanya ada beberapa murid aja yang terlihat di kantin ini.

Setelah selesai melahap siomay yang gue pesan tadi. Gue mengeluarkan handphone dari saku celana. Membuka aplikasi LINE dan meng-klik obrolan dengan nama Shafa. Belum ada balasan dari Shafa. Pesan terakhir gue tadi cuma diread aja. Tumben-tumbenan.

Gue bergegas kembali ke kelas Shafa. Sudah tidak ada guru, kuis telah selesai. Di kelas tersebut hanya ada beberapa murid, mungkin mereka sedang piket harian.

Salah satu diantara mereka ada Sandra, teman semeja Shafa.

"Sandra," gue memanggilnya dari depan pintu kelas.

Sandra datang menghampiri gue, "Mau ngapain lo kesini? Mau nyari Shafa? Dia udah pulang," dengan ekspresi khas orang yang sedang marah.

Sandra membalikan badan dari gue dan berjalan menuju ke salah satu kursi. Kemudian mengambil sesuatu dari dalam tas yang ada di kursi tersebut.

"Nih kado dari Shafa, katanya semoga lo suka," memberikan sebuah benda berbentuk kotak yang dibungkus dengan kertas kado berwarna biru langit dengan corak bunga-bunga. "Dan ini kado dari gue," Sandra menampar pipi kiri gue dengan tangan kanannya.

"Lo kok nampar gue sih?" tanya gue sambil meringis kesakitan.

"Lo mau tau kenapa gue nampar lo? Gue sama Shafa tadi ngeliat lo pelukan sama Karin. Lo belum bisa move on dari Karin, iya? Terus lo deketin Shafa cuma buat jadi pelarian lo doang, iya?" ekspresi Sandra benar-benar sangat marah.

"Itu nggak kayak apa yang kalian liat. Gue sama Karin pelukan karena...." belum selesai gue menjelaskan yang sebenarnya, Sandra memotong omongan gue.

"Mending lo pulang. Jauh-jauh dari hadapan gue. Dasar cowok sampah," Sandra mendorong gue, kemudian menutup pintu kelas.

Shafa ngelihat gue pelukan sama Karin? Terus gue harus gimana? Gawat.

Tadi pagi dicium sama Shafa. Sebelum ke kantin dipeluk Karin. Barusan gue ditampar Sandra. Dan yang lebih parahnya, Shafa ngelihat gue pelukan sama Karin.

Ternyata hari ini nggak spesial-spesial banget.

***

Pemuja Rahasia Keluar KandangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang