5. Selalu Salah

7.8K 743 38
                                    

Gue memasuki kelas dengan santainya. Masih beberapa orang aja yang udah datang. Reza juga belum datang. Kalau anak itu mah wajar aja jam segini belum datang. Di situ bel masuk berbunyi, di situ jugalah dia baru datang. Dasar tutup toples.

Gue duduk di kursi gue. Gue lihat di barisan seberang, Karin duduk sendirian sambil sibuk bermain handphone.

Yes, tas Ami nggak ada. Berarti Ami belum datang. Gue membulatkan tekad menghampiri Karin. Sebulat itu Miyabi. Sebulat jempol tangan Miyabi maksud gue.

Gue duduk di sebelah Karin, "Tumben lo dateng sendirian? Biasa bareng Ami?"

"Eh, lo ngapain sih duduk di sini?"

"Yaelah, Ami juga belum dateng. Gapapa kali gue duduk di sini,"

"Serah lo deh. Asalkan lo jangan berisik!" Karin begitu sangat jutek ke gue. Ya lord, apa salah Arsyah. Begini amat dah.

"Oke oke. Lo udah sarapan belum?" gue menurunkan volume suara gue. Kira-kira volumenya empatlah kalau disamain sama volume tv di rumah gue.

"Dih, kenapa lo jadi bisik-bisik nggak jelas gitu?" Karin memasang wajah seolah-olah jijik ngeliat gue.

"Salah mulu Harry Styles,"

Gue pun kembali ke tempat duduk gue saat Ami datang dan mengusir gue dari singgasananya.

Mungkin gue harus cari cara biar bisa dekat sama Karin, seperti saat kerja kelompok semalam. Kenapa kerja kelompoknya nggak tiap hari aja? Kenapa harus satu hari langsung selesai? Ah, sial.

***

Pemuja Rahasia Keluar KandangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang