29. Hari yang Spesial

3.9K 380 23
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Gue langsung keluar kelas, kemudian langsung menuju ke kelasnya Shafa. Masih ada guru di kelas mereka.

Gue mengeluarkan handphone dari saku celana, langsung membuka aplikasi LINE.

Gue : Kok blm pulang? Ada materi tambahan lagi?

Gue : p

Gue : p

Shafa : Ada kuis dadakan. Kira-kira sejaman lagi baru pulang-_-

Shafa : Kalau lo mau pulang duluan, pulang aja

Shafa : Gapapa kok

Gue : Gak

Gue : Gue nunggu lo aja

Gue : Gue di depan kelas lo ya..

Shafa : Oyaudah

Sambil nunggu Shafa selesai kuis. Gue hanya bermain handphone. Membuka akun Mobile Legend gue.

Udah setengah jam gue duduk di depan kelas Shafa. Tenggorokan gue kering banget. Gue klik aplikasi LINE.

Gue : Fa, gue di kantin ya. Kalo udah siap kabarin aja

Gue : Biar nanti gue balik ke kelas lo

Tidak ada balasan dari Shafa, pesan gue juga belum terbaca. Mungkin kuisnya udah dimulai.

Gue bangkit dari posisi duduk gue, dan bergegas berjalan menuju kantin untuk membeli minuman.

Saat gue sedang berjalan menuju kantin. Dari arah yang berlawanan ada Ami dan Karin yang sedang berjalan ke arah gue. Sepertinya mereka habis dari kantin.

"Lo berdua kok belum pulang?" tanya gue saat mereka sudah berada di depan gue.

"Ini juga mau pulang kok. Kita abis dari kantin. Ami nraktir gue makan. Peje jadian sama Reza," jawab Karin sembil sedikit tertawa.

"Lo sendiri kok belom pulang?" tanya Ami ke gue.

"Gue lagi nunggu Shafa. Dia lagi kuis, bentar lagi juga pulang,"

"Cieeee yang makin dekat," ledek mereka berdua.

"Apaan sih lo berdua," jawab gue malu. "Oiya Rin, ini buat lo. Bacanya di rumah aja," sambung gue setelah mengeluarkan surat yang tadi malam gue tulis dari dalam tas.

"Apaan nih?" tanya Karin heran sambil membolak balik surat yang gue berikan tadi.

"Baca aja nanti di rumah," jawab gue sambil tersenyum. "Eeee.. jangan di baca sekarang," Karin membuka surat yang gue kasih, dan langsung membacanya.

Setelah membaca surat dari gue tersebut. Secara refleks Karin nangis dan langsung memeluk gue dengan erat.

Mimpi apa sih gue semalam? Tadi pagi dicium Shafa. Siang ini dipeluk Karin. Ah, pokoknya hari ini benar-benar hari yang spesial.

"Eh lo kenapa Rin?" bisik gue saat Karin meluk gue.

"Eee.. iya maap Syah. Gue refleks," Karin melepas pelukannya, kemudian mengusap air matanya sendiri. "Maap ya kalo selama ini gue jahat banget ke elo," lanjutnya.

"Iya nggak apa-apa. Lupain aja,"

Ami hanya terdiam ngelihat gue dan Karin. Seolah sedang melihat adegan ftv secara langsung.

"Gue ke kantin ya, haus banget gue dari tadi. Daah," gue berjalan meninggalkan mereka.

***

Pemuja Rahasia Keluar KandangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang