7: Dilema

6.1K 620 28
                                    

Hari sudah sore, dan aku berencana untuk pergi kerumah Guanlin dan Seonho untuk mengembalikan sapu tangan milik Guanlin. Dengan pakaian santai, aku pergi kerumahnya. Tidak perlu berdandan cantik, bisa saja Guanlin mengira kalau aku ingin genit padanya. Padahal aku hanya ingin mengembalikan sapu tangannya.

Aku memencet bel rumahnya, kemudian seorang wanita tua berusia sekitar 50 tahun membukakan pintunya. Disampingnya ada seorang wanita yang lebih muda darinya, namun kedua mata wanita itu tertutup.

"Ah, ada gadis cantik disini, Boyoung-ah." Ucap wanita tua itu.

"Benarkah? Tumben sekali.." Wanita dengan mata tertutup itu tersenyum lembut, bahkan suaranya juga sangat lembut.

"Ada yang bisa ahjumma bantu, nak?" Tanya wanita tua itu.

"Ah, annyeonghaseyo." Aku lupa untuk mengucapkan salam, aigoo. "Nam Suyeon imnida, aku adalah teman Guanlin dan Seonho, aku disini untuk bertemu Guanlin."

"Teman Guanlin?" Senyum wanita dengan mata tertutup itu merekah.

"Masuklah, nak." Wanita tua itu mempersilahkanku untuk masuk, dan aku dengan senang hati melangkahkan kakiku masuk kedalam rumah milik keluarga Guanlin dan Seonho itu.

"Kalau begitu aku pulang dulu ya, Boyoung-ah." Ucap wanita tua itu.

Eh? Kukira Ia juga tinggal disini.

"Hati - hati dijalan, Ibu. Terima kasih sudah datang," Ucap wanita dengan mata tertutup itu sambil membungkukkan dirinya hormat.

Kemudian, wanita tua itu pergi meninggalkan kami berdua.

"Jadi, kau teman dari anak - anak ahjumma? Kau bisa memanggilku Boyoung ahjumma, aku adalah Ibu mereka." Ucapnya memperkenalkan diri.

"Ne, ahjumma."

"Suyeon?" Aku mendengar suara Seonho, aku langsung menoleh dan melihatnya yang sedang menuruni tangga bersama Guanlin. Ah, Guanlin terlihat tampan sekali dengan pakaian santai!

"Annyeong, Seonho-yah, Guanlin-ah!" Sapaku.

"Karena Suyeon sudah disini, bagaimana kalau bergabung dengan kami untuk makan siang? Guanlin baru saja datang jadi kami menunggunya untuk makan siang bersama. Kau bisa bergabung dengan kami," Ucap Boyoung ahjumma.

Woah, kalau begini aku jadi merasa sungkan.

"Eh, tidak perlu, ahjumma. Aku disini hanya untuk.."

"Andwae, Suyeon-ah. Kau harus bergabung dengan kami!" Sahut Seonho.

Aku jadi tidak bisa menolak, melihat senyum tulus dari Boyoung ahjumma, juga sahutan memaksa Seonho, apalagi pertama kalinya makan bersama Guanlin, bagaimana bisa menolak?

"Baiklah, ahjumma." Ucapku.

"Kalau begitu ayo, Sook halmeoni sudah memasak makanan untuk kita." Ucap Boyoung ahjumma.

Guanlin datang untuk menggandeng tangan Boyoung ahjumma dan aku mengikuti mereka dari belakang bersama Seonho. Melihat mereka, aku jadi berasumsi.. apakah Boyoung ahjumma tunanetra?

Guanlin membantu Boyoung ahjumma untuk duduk dengan hati - hati, lalu duduk disampingnya. Seonho menyuruhku untuk duduk disampingnya, membuatku duduk berhadapan dengan Guanlin.

Aigoo, bagaimana aku bisa makan dengan tenang jika Ia duduk dihadapanku seperti ini? Jantungku saja berdegup kencang saat mata kami bertemu dalam diam.

"Ayo dimakan, Suyeon-ah. Kalian juga, Guanlin, Seonho." Ucap Boyoung ahjumma dengan lembut.

"Ne, Eomma!" Sahut Seonho.

ICE PRINCE || Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang