6. Sehari Bersama Raffi

555 19 0
                                    

"Gue ikut ya. Gue mau nemenin lu takut nanti kenapa-kenapa."Ucap Kia khawatir seraya ikut membenahi tas nya.

Lalu mereka segera berlalu dari kantin dengan langkah yang tergesa-gesa.

"Lu udah tahukan di Rumah Sakit mana?" Tanya Kia disela-sela langkahnya.

"Iya, di Rumah Sakit Ransfatar." Jawab Gigi masih terisak.

"Itu ada taksi. Kita naik taksi aja biar cepet." Ucap Kia saat mereka sudah ada digerbang kampus dan nelihat taksi yang kebetulan lewat.
Merekapun segera menyetop taksi dan naik.

.

Ketika Raffi dan Tyas sudah ada diparkiran tiba-tiba ponsel Raffi bergetar tanda panggilan masuk.

*drtt *drtt

"Halo nas, kenapa?" Sapa Raffi.

Tyas hanya menunggu dan memperhatikan Raffi yang sedang berbicara ditelepon.

"Aa lupa ya jemput nanas?" Ucap Syahnaz kesal.

"Bukannya kamu mau belajar bareng lagi ya?" Tanya Raffi balik.

"Ihh semalem kan Nanas udah bilang hari ini ga belajar bareng dulu, lagian aa kan udah janji hari ini mau temenin Nanas ke toko buku." Jelas Syahnaz.

"Duh gimana ya.." Ucapan Raffi belum selesai sudah dipotong terlebih dahulu oleh Syahnaz.

"Pokoknya sekarang cepetan jemput Nanas, terus temenin ke toko buku. Kalo ngga Nanas bakal marah semarah-marahnya sama aa." Setelah mengucapkan itu Syahnaz langsung mematikan teleponnya begitu saja.

Beginilah jika sifat manja sang adik muncul apapun yang diinginkannya harus segera dituruti. Jika tidak ia akan marah dan tak akan menyapa Raffi berhari-hari sebelum Raffi merajuk minta maaf dan melakukan apa yang diinginkan Syahnaz.

Menyusahkan memang, tapi bagaimanapun Syahnaz ia akan tetap menyayangi adik satu-satunya itu dan akan melakukan apa saja agar melihat adiknya bahagia. Karena bagi Raffi keluarga adalah nomer satu.

"Kenapa fi?" Tanya Tyas yang sejak tadi hanya memperhatikan Raffi yang menelpon.

"Surveynya nanti aja ya. Gue ada urusan mendadak." Ucap Raffi segera memakai helmnya dan menaiki motornya.

"Gak bisa gitu dong." Protes Tyas tidak setuju dengan ucapan Raffi.

"Yaudah kalo lu gamau. Biar nanti gue aja sendiri yang ngerjain tugasnya." Ucap Raffi seraya menyalakan motornya dan melesat perlahan menjauhi area parkir dan meninggalkan Tyas sendirian diparkiran.

"Siall. Susah banget sih deketin tuh cowok." Gumam Tyas kesal.

"Tyas. Kok lu masih disini? Raffi mana?" Tanya Irwan heran karena Tyas masih ada diparkiran sedangkan Raffi dan motornya sudah tidak ada.

"Tau." Ucap Tyas ketus lalu pergi dengan kekesalan.

"Kenapa tuh cewe. Garang bener." Ucap Billy heran.

"Mungkin ditinggal sama Raffi." Jawab Irwan santai.

"Kaya cabe-cabean aja ditinggal ditengah jalan." Kekeh Billy diikuti Irwan.

.

"Permisi mba. Ruang mawar no. 17 dimana ya?" Tanya Gigi kepada staff resepsionis Rumah Sakit Ransfathar bersama dengan Kia disampingnya.

"Ruang mawar no. 17 atas nama Bapak Gideon?" Tanya Resepsionis memastikan setelah mencari dibuku pasien.

"Iya mba." Jawab Gigi tak sabar.

"Ada dilantai 2 sebelah kiri lift.Silahkan lewat sini." Beritahu Resepsionis ramah seraya menunjukkan arahnya pada Gigi.

"Makasih mba." Ucap Gigi tergesa-gesa seraya menarik Kia untuk masuk lift menuju lantai 2.

Struggle × RANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang