Mikayla Tambayong

1K 32 7
                                    

5 Tahun kemudian

Raffi segera terbang ke Indonesia karena mendapat kabar bahwa papah Munawar mengalami kecelakaan saat mengendarai mobilnya menuju kantor. Ternyata Tuhan berkehendak lain, papahnya meninggal ditempat karena mengeluarkan darah cukup banyak sehingga ia kekurangan darah.

"Daddy?" Tanya keyla kepada Raffi dengan wajah imutnya.

Saat ini Raffi sedang berada diperjalanan dari bandara menuju rumah yang telah ia tinggali sejak kecil bersama keluarga yang sangat ia cintai. Sungguh, Raffi sangat rindu dengan keluarga yang telah menemaninya sejak kecil, ayah dan ibunya yang slalu membimbing Raffi menjadi seperti ini, Syahnaz yang slalu manja terhadapnya, dan semua kenangan manis bersama keluarganya. Ia menyesal karena empat tahun terakhir ini ia tak pernah meluangkan waktunya untuk sekedar pulang ke Indonesia dan berkumpul dengan keluarga kecilnya. Raffi menyesal karena saat ini ia pulang bukan untuk melihat senyum manis keluarga yang menanti kedatangannya, melainkan melihat mereka menangis pedih karena papah yang telah pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.

"Iya sayang." Jawab Raffi lembut.

"Kita mau kemana?" Tanyanya.

"Kita mau kerumah orang tua Daddy, opa oma kamu." Jawab Raffi dengan sesekali melihat keyla yang duduk disampingnya yang sedang mengemudi.

"Key mau ketemu oma opa." Pekik Keyla semangat dengan suara khas anak kecilnya.

"Iya. Nanti key juga bakal ketemu aunty nanas, adik Daddy." Ucap Raffi mengusap rambut depan Keyla penuh kasih sayang.

"Nanas? Kaya nama buah." Gumam Keyla lucu. Raffi hanya tersenyum menanggapinya.

Kini, Raffi telah sampai dirumahnya dan segera memarkirkan mobilnya diparkiran yang tersedia. Dirumahnya sudah ramai oleh kerabat maupun rekan kerja papahnya di perusahaan ataupun rumah sakitnya.

Raffi melirik kearah Keyla yang tertidur pulas, Raffi yang tak ingin mengganggu tidur Keyla segera menggendongnya keluar.

Raffi pov. On

"Mas Raffi? Apa kabar?" Seru mang ujang yang sudah lama menjadi supir pribadi keluarga kami. Mang ujang menatap penuh tanya kearah Keyla yang berada dalam gendonganku.

"Baik." Jawabku singkat disertai senyum tipis.

"Mari masuk, bapak lagi dishalatkan." Beritahu mang ujang kepadaku.

Aku segera melangkahkan kakiku menuju pintu rumah walaupun sedikit ragu karena aku sudah lama tak mengunjungi rumah ini.

"Mamah." Seruku.

Raffi pov. Off

"Mamah." Seru Raffi yang sudah berdiri di ambang pintu.

Mamah Amy langsung berdiri saat melihat siapa yang memanggilnya.

Raffi menghampiri mamah Amy dan langsung memeluknya dengan posisi masih menggendong Keyla.

"Papah kamu Fi." Ucap Mama Amy bersama isak tangisnya.

"Mamah yang tenang ya, ada aku disini." ucap Raffi lembut berusaha menenangkan.

Raffi dengan lembut melepaskan pelukan mamah Amy lalu dengan perlahan mendekati jasad papahnya yang sudah terbujur kaku.

Saat ini Raffi sudah duduk bersimpuh dengan menatap kosong kearah jasad papahnya dengan Keyla yang masih tertidur di gendongannya tanpa terusik sedikitpun.

"Harusnya papah jangan pergi sekarang. Papah belum liat aku sukseskan? Bahkan papah juga belum liat Kayla." gumam Raffi dengan suara seraknya.

"Aku belum siap gantiin posisi papah di keluarga ini pah.  Tapi Mulai sekarang Affi harus gantiin tugas papah di keluarga kita. Siap gak siap Affi harus melakukannya kan? Affi janji sama papah, Affi akan jaga mamah sama Nanas semampu Affi. Affi janji pah hiks." Raffi mulai terisak.

Struggle × RANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang