10. Serpihan Hati

490 18 0
                                    

(Gue gak tau apa alasan lu menjauhi gue, tapi gue akan cari tau semua alasan itu) janji Raffi dalam hati.

"Yaudah kalo gitu gue juga pulang duluan ya." Pamit Kia kepada Billy dan Irwan.

"Gue anter ya?" Ucap Irwan menawarkan tumpangan kepada Kia.

"Gausah, gue bisa naik taksi kok." Ucap Kia menolak tawaran dari Irwan.

"Apa mau dianter sama gue?" Gurau Billy.

"Apaan sih Bill, lagian gue lagi pengen sendiri." Ucap Kia sedikit terkekeh.

"Yaudah kalo gitu. Gue temenin nunggu taksinya yuk." Ucap Irwan.

"Lu tunggu dulu ya Bill." Lanjut Irwan kepada Billy.

"Iya." Jawab Billy singkat.

"Gue duluan ya Bill." Pamit Kia seraya berjalan menuju trotoar jalan diikuti Irwan dibelakangnya.

Kini Irwan dan Kia sedang berdiri di trotoar jalan menunggu taksi yang akan mengantarkan Kia sampai kerumahnya.

"Sebenernya lu sama Raffi ada hubungan apa?" Tanya Irwan tiba-tiba karena sejak dulu dirinya sudah tak tahan ingin menanyakan hal itu dan sekarang ada kesempatan untuk menanyakannya.

*deg

(Irwan kok nanya itu) ucap Kia dalam hati.

"Pertanyaan lu aneh banget deh Wan. Ya hubungan sebagai sahabat lah, kaya Gigi, lu dan Billy. Semuanya sahabat gue." Ucap Kia sambil terkekeh.

"Kok gue ngerasanya kalian seperti menyembunyikan sesuatu ya." Ucap Irwan seraya menggaruk dagunya dengan pandangan menerawang jauh.

"Hubungan apaan coba, gue kan deket sama Raffi baru-baru ini." Alibi Kia dengan fake smile nya.

"Hmm.. yaudahlah mungkin itu cuma perasaan gue aja." Ucap Irwan dengan seulas senyumnya walaupun masih ada yang mengganjal dihatinya seolah menyangkal kalau Kia dan Raffi tidak ada hubungan apa-apa.

"Udah ada taksi, gue duluan ya." Ucap Kia seraya menyetop taksi dan membuka pintu bagian penumpang.

"Hati-hati, nyampe rumah langsung kabarin ya." Pesan Irwan saat Kia sudah duduk dibangku penumpang dan menutup pintunya.

"Siap." Hormat Kia diakhiri dengan kekehannya dan taksipun mulai jalan dan menjauh dari pandangan Irwan.

"Kok nyesek ya." Gumam Irwan seraya memegang dadanya.

.

"Mbak baru pulang?" Tanya Caca saat melihat Gigi sedang duduk bersandar di sofa ruang tamu seraya menutup matanya.

"Iya, tadi abis bantuin dosen dulu." Jawab Gigi membuka matanya dan menatap kearah Caca yang sudah duduk disampingnya.

"Mbak inget gak ini tanggal berapa?" Tanya Caca semangat.

"Tanggal 22 Desember. Kenapa?" Tanya Gigi seraya mengerutkan keningnya.

"Tau gak ini hari apa?" Tanya Caca lagi.

"Hari Kamis." Ucap Gigi santai dan kembali memejamkan matanya.

"Mbak gak inget ini hari apa?" Tanya Caca gemas.

"Caa jangan ngajak main tebak-tebakan deh." Ucap Gigi kesal.

"Ishh siapa juga yang mau ngajak tebak-tebakkan. Hari ini tuh hari ibu mbaa." Ucap Caca tak kalah kesal.

"Ohh iya. Mbak lupa, jadi kita mau ngasih suprise buat mamah?" Ucap Gigi seraya menegakkan duduknya dan menghadap Caca.

"Dasar pelupa." Cibir Caca dengan mata mendelik kearah Gigi.

Struggle × RANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang