15. Rahasia

532 14 0
                                    

Gigi kagum dengan Raffi, ia tak menyangka Raffi bisa sepaham dan semengerti ini dengan masalahnya.

Raffi bagaikan ibunya yang selalu menasehati di saat Gigi melakukan kesalahan, seperti ayahnya yang selalu menjadi pelindung Gigi dari bahaya yang menghadang, seperti sahabat yang setia mendengarkan keluh kesah Gigi dan Raffi adalah pacar yang sangat sempurna baginya.

Dan saat ini Gigi sangat beruntung memiliki kekasih seperti Raffi. Jika ada rasa yang melebihi rasa syukur, itulah yang Gigi rasakan semenjak menjabat menjadi kekasih Raffi.

(Kamu terlalu sempurna buat cewek pengeluh kaya aku Fi, yang dikit-dikit ngeluh.) gumam Gigi dalam hati.

"Terus aku harus gimana dong?" Tanya Gigi bingung.

Raffi kembali tersenyum kepada Gigi.

"Kamu harus minta maaf sama Kia, dan mulai sekarang kamu harus bisa bagi waktu kamu. Bukan cuma sahabat sama pacar, tapi kamu juga harus ada waktu buat keluarga dan kuliah kamu. Jangan cuma pacaran aja." Kekeh Raffi di akhir ucapannya Gigi juga ikut terkekeh mendengarnya.

"Pacar aku kan kamu." Cibir Gigi.

"Permisi mas, ini pesanannya." Ucap waiters yang tiba-tiba sudah menghidangkan pesanan mereka.

"Oh iya, makasih." Ucap Raffi tersenyum tipis seraya melepaskan genggaman tangannya dengan Gigi.

Kini merekapun sibuk dengan makanannya masing-masing

"Udahkan makannya?" Tanya Raffi seraya membersihkan sisa makanan di sekitar mulutnya menggunakan tisu.

Gigi hanya membalasnya dengan anggukan.

"Yaudah kita langsung pulang aja yuk." Ucap Raffi setelah membayar semuanya.

"Kok pulang?" Tanya Gigi.

Raffi mengerutkan keningnya bingung.

"Katanya mau ngajak aku ke suatu tempat?" Jelas Gigi.

"Ohh, kapan-kapan aja deh. Sekarang kita pulang, kamu harus tenangin pikiran kamu dulu biar gak sensi." Kekeh Raffi seraya mengacak pelan rambut Gigi.

Gigi mendengus kesal.
"Kebiasaan banget deh ngacakin terus rambut aku." Ketus Gigi.

"Tuh kan udah mulai sensi nya." Ejek Raffi.

"Ishh tau ah. Udah yuk pulang." Ucap Gigi kesal seraya berjalan keluar cafe duluan meninggalkan Raffi .

Kini Raffi dan Gigi sudah sampai di depan rumah Gigi.

"Jangan marah dong. Masa gitu aja marah sih." Ujar Raffi seraya berjalan mengikuti Gigi yang sejak tadi mendiaminya.

"Tadi kamu yang bilangkan kalau aku lagi sensi." Ucap Gigi sambil terus berjalan.

"Ya tapikan.. ehh." Ucapan Raffi terhenti karena Gigi yang tiba-tiba menghentikan langkahnya sehingga membuat Raffi menabrak tubuh Gigi.

"Kenapa sih berhenti mendadak." Rutuk Raffi tapi di abaikan oleh Gigi.

"Gi." Seru seseorang yang membuat Gigi menghentikan langkahnya.

"Kia." Pekik Gigi membuat Raffi yang sedang merutuki ulah Gigi langsung mendongakkan kepalanya.

Irwan yang berada di belakang Kia hanya tersenyum melihat kedua sahabat ini.

"Kalian ngapain kesini? Oh, pasti Irwan mau cari Raffi ya." Ucap Gigi seraya menggeser badannya agar tak menghalangi Raffi yang berdiri tepat di belakang Gigi.

"Kita kesini bukan mau ketemu Raffi kok. Tapi gue mau ketemu lo." Ucap Kia dengan senyum manisnya.

Gigi mengkerutkan keningnya bingung.

Struggle × RANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang