9. Antara 2 Pilihan

508 22 2
                                    

"Lu serius?" tanya Irwan tak percaya.

"Lu gak lagi ngelindur kan?" tanya Billy meyakinkan.

"Gue bakal bales cinta Gigi." Ucap Raffi.

"Setelah gue pikir-pikir ternyata apa yang kalian katakan ada benernya juga. Gue gak bisa terus-terusan nunggu dia sedangkan dia terus-terusan ditunggu." Jelas Raffi sambil menatap langit-langit kamar Billy.

"Kita bakal bantu lu bikin moment yang romantis pas nanti lu nembak Gigi." Seru Billy semangat.

"Yo'i bro, pokoknya lu cuma pikirin kata-kata yang pas untuk mewakili perasaan lu buat Gigi nanti. Biar yang lainnya kita urus, nanti lu tau beres aja." Jelas Irwan.

.

"Makanannya dimakan dong ca, jangan di aduk-aduk gitu." Ucap Gigi pada Caca.

Malam ini mereka sedang makan malam, hanya berdua tanpa sang mamah.

"Gak nafsu." Jawab Caca singkat.

"Jangan gitu, harusnya kita bersyukur masih bisa makan malam ini." Nasehat Gigi.

Kini hanya keheningan yang menemani makan malam mereka, keheningan itu terpecahkan oleh Caca yang tiba-tiba mengeluarkan suara.

"Semenjak papah gak ada rumah makin sepi, cuma ada kita berdua." Lirih Caca dengan tatapan kosong.

Gigi yang mendengar Caca berbicara langsung menghentikan makannya.

"Mamah sibuk sama pekerjaannya." Lanjut Caca dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Gigi langsung berpindah duduk disamping Caca.

"Ca, percaya sama mba. Semua yang dilakukan mamah saat ini itu untuk kita semua, mamah rela pulang larut malam hanya karena ingin melihat kita anaknya bisa mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Semua itu untuk kita, untuk kamu dan mbak." Ucap Gigi panjang lebar sembari mengusap bahu Caca seolah menenangkan.

Air mata Caca mengalir begitu saja. Kini Caca sadar, ia telah melakukan kesalahan yang amat besar kepada ibunya.

"Bener kata kamu mba, gak seharusnya aku bersikap seperti tadi pagi ke mamah. Padahal mamah udah rela banting tulang buat kita semua, tapi aku malah gak ngehargain semua pengorbanan mamah. Aku malah marah-marah hanya karena mamah selalu pulang larut malam. Padahal mamah juga kelelahan dengan semua pekerjaannya." Ucap Caca dengan isak tangis yang tak tertahan lagi.

"Jangan nangis gitu dong. Udah ayo lanjutin makannya." Ucap Gigi sambil menghapus air mata Caca.

"Makasih ya mba." Ucap Caca tersenyum.

"Iya." Ucap Gigi dengan senyum manisnya dan memeluk Caca sekilas.

"Ayo lanjutin makannya." Ucap Gigi lagi.

"Iya. Oh iya, tadi pagi aku liat a Raffi di depan rumah." Ucap Caca sambil melanjutkan makannya.

"Kalo makan jangan sambil bicara." Ucap Gigi mengalihkan pembicaraan.

"Mba udah jadian ya sama a Raffi." Terka Caca dengan senyuman mengejeknya.

"Belum." Ucap Gigi singkat.

"Belum berarti mau dong." Ejek Caca lagi.

"Apaan sih Ca. Udah ayo lanjutin makannya." Ucap Gigi dengan pipi yang sangat merah bak tomat.

"Ciee yang blushing." Ejek Caca semakin jadi.

"Cacaa." Teriak Gigi.

.

Caca terkejut saat ia membuka pintu ternyata sudah ada Raffi yang sedang nangkring diatas motornya.

"A Raffi? Ngapain?" Tanya Caca heran melihat Raffi yang sudah ada didepan rumahnya pagi-pagi sekali.

Struggle × RANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang