22. Pergi, Hilang dan Lupakan

540 12 2
                                    

Begitu terkejutnya Raffi saat melihat kesamping, ternyata orang itu adalah...

"Mikha!" Seru Raffi terkejut.

Perempuan itu tersenyum saat melihat Raffi terkejut melihatnya.

"Hai Fi, Apa kabar?" Ucap perempuan itu masih dengan senyum manisnya.

"Baik." Jawab Raffi masih dengan keterkejutannya.

"Biasa aja kali Fi, gak usah kaget gitu." Ucap perempuan itu seraya terkekeh.

"Kemana aja? Gue baru liat lo lagi." Tanya Raffi yang memang sudah lama tak pernah bertemu dengan dia lagi.

"Gue sengaja menghilang waktu itu. Karena hati yang luka tidak akan pernah sembuh bila kita terus melihat orang yang secara perlahan telah melukai hati kita." Jawab perempuan itu dengan tatapan menerawang ke depan.

Raffi kembali mengingat masa SMAnya dan merasa bersalah setelah mendengar ucapan Mikha.

"Maaf, kalau waktu itu gue udah bikin hati lo terluka. Tapi beneran, waktu itu gue gak tau kalau lo cinta sama gue, gue baru tau dari anak-anak pas lo udah pindah sekolah." Jelas Raffi merasa bersalah.

Mikha terkekeh mendengar ucapan Raffi.

"Yaudahlah Fi, itu kan udah masa lalu. Jaman SMA." Ucapnya yang ternyata teman semasa SMA Raffi.

"Ya karena itu, sejak jaman SMA sampe sekarang gue jadi terus keinget dan ngerasa bersalah." Ucap Raffi masih dengan merasa bersalahnya.

"Yaelah lebay amat lo, santai aja kali." ucap Mikha terkekeh membuat Raffi juga ikut terkekeh mendengarnya.

"Gue kira seorang Maudy Mikha Tambayong si kutu buku yang cantik gak pernah suka sama cowok manapun, tapi ternyata lo suka sama gue." Ucap Raffi kemudian tertawa lepas.

Mikha mencibir ucapan Raffi.

"Alahh alesan lo Fi. Sekarang udah pinter ngegombal ya, secara dulukan lo cowok yang paling cuek seangkatan kita, bahkan satu sekolah." Ucap Mikha seraya terkekeh mengingat masa-masa SMA mereka.

Ternyata perempuan itu adalah Mikha, lebih tepatnya Maudy Mikha Tambayong, teman semasa SMA Raffi yang diam-diam mengagumi sosok Raffi yang tampan dan cuek.

Flashback on

Seorang gadis dengan pakaian putih abu-abunya saat ini sedang berjalan di koridor sekolahnya untuk mencari seseorang.

"Pokoknya hari ini aku harus ungkapin perasaanku sama Raffi." Ucap Mikha dengan sesekali memperbaiki letak kacamatanya.

"Nah itu Raffi." Seru Mikha semangat saat melihat Raffi bersama kedua temannya sedang duduk didepan perpustakaan.

Perlahan langkah Mikha melambat saat mendengar ucapan Raffi.

"Fi, kayanya Mikha suka sama lo deh." Ucap Billy jail.

"Iya Fi, gue liat dia sering merhatiin lo." Timpal Irwan.

Raffi terkekeh kecil mendengar ucapan kedua sahabatnya.

"Mana mungkin lah Mikha suka sama gue. Dia kan kutu buku, kacamatanya aja nangkring terus di mukanya. Udah gitu cupu lagi." Ucap Raffi lalu tertawa bersama kedua sahabatnya.

"Jangan gitu Fi, gak baik nilai orang cuma dari luarnya aja." Ucap Irwan setelah menghentikan tawanya.

"Tumben lo bijak wan. Jangan-jangan lo suka ya sama Mikha?" Ucap Billy disela-sela tawanya.

Tanpa mereka sadari, dibelakang mereka ada Mikha yang menahan sakit hati karena ucapan Raffi.

"Kamu bener Fi, aku emang cupu, kutu buku. Aku gak pantes suka sama kamu." Gumam Mikha seraya melangkah mundur.

Struggle × RANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang