Kau menatap pantulan dirimu dicermin. Cantik, itulah yang ada di pikiranmu saat ini. Mini dress dengan rambut yang kau biarkan terurai menambah kesan anggun padamu. Malam ini, seseorang yang kau cinta mengajakmu makan malam bersama di sebuah restoran cepat saji. Tentu saja kau menerimanya, siapa yang tidak ingin di ajak dating dengan pacar sendiri?
"Sudah selesai?" Tanya pria yang berdiri tepat di depan pintu. Ia tampak sangat tampan dengan tuxedo yang dikenakannya.
"Apakah aku terlihat cantik?"
Wonwoo menatapmu dari bawah hingga atas, ia tersenyum simpul. "Tentu, kau belum makan seharian. Ini, aku belikan coklat'
"Wah, terimakasih. Tapi akan kumakan nanti setelah kencanku selesai" ujarmu.
"Ya, terserah lah.."
Wonwoo mengajakmu masuk kedalam mobilnya, ia akan mengantarmu kali ini karena ia memiliki keperluan di tempat yang sama denganmu. Banyak orang yang mengira, Wonwoo lah kekasihmu, namun pada kenyataannya kekasihmu adalah Jun, si pria kaya yang menggilai bakat aktingnya.
Selama di perjalanan, Wonwoo tampak gelisah. Ia terlihat tidak nyaman saat duduk, dan arah matanya tidak bisa fokus ke satu titik. Dengan pelan kau menepuk pundaknya, memastikan jika Wonwoo baik-baik saja.
"Won? Ada apa?"
"Entahlah, tapi perasaanku benar-benar buruk sekarang"
"Itu hanya perasaan tidak jelasmu Wonwoo, mungkin kau khawatir akan presentasi nanti?"
"Ya, kau benar. Mungkin itulah yang ku takutkan" ungkapnya.
Namun ia tetap gelisah. Sungguh, Wonwoo yang biasanya sangat tenang jika akan menghadapi berbagai situasi, tapi kali ini ia tidak setenang biasanya.
Akhirnya, kalian sampai dengan selamat. Wonwoo tampak menghela nafas berkali-kali, ia merasa sesak kali ini. Namun kau tak ambil pusing karena kau yakin Wonwoo akan membaik dengan sendirinya.
Kau berpisah dengan Wonwoo di lantai dasar restoran. Tujuanmu kemari untuk makan malam bersama di ruang yang telah di pesan Jun, sedangkan Wonwoo akan rapat di ruang yang telah di sewa pihak kantornya. Untuk ke ruangmu dan ruangnya pun cukup jauh karena restoran yang kalian datangi tidak sekecil restoran kebanyakan.
Sebelum kau membuka pintu, kau merapikan rambutmu, tidak ingin tampil buruk rupanya.
"Hhh, semangat! Jun oppa, apa kau sudah la-" Seruanmu terhenti sesaat ketika melihat Jun sedang berciuman dengan wanita seksi di sampingnya."(Y/n)?"
"Inikah yang kau lakukan selama ini? Bermain di belakangku?" Kau menahan tangismu.
Jun menjawabmu dengan terbata-bata, ia bingung ingin mengatakan apa padamu. Tentu kau tau bahwa ia tengah berbohong padamu untuk menutupi kejadian yang sebenarnya. "Sungguh, aku-"
"Sudahlah, kita akhiri saja" Mintamu dingin.
Kau melempar cincin di tanganmu dan pergi dengan rasa yang teramat menyakitkan. Kebetulan saat itu Wonwoo lewat, ia terlihat bingung saat tau kau menangis. Dengan cepat ia menghampirimu.
"(Y/n)? Kau menangis?" Tanya Wonwoo namun kau tak dapat menjawabnya karena isakan dari mulutmu.
Wonwoo langsung memelukmu begitu saja, ia menenggelamkan wajahmu di bahu lebarnya. Membiarkan kau membasahi tuxedo yang baru saja ia beli.
"J-jun..."
"Ada apa dengannya?"
"Di-dia se-"
"Ya?"
"Dia se-"
"Bicaralah yang jelas!" Tegasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
Short StoryAku memang tidak dapat memiliki salah satu dari ketiga belas pria itu. Namun apa salahnya aku menghayal? [SEVENTEEN] Start: Selasa. 1-8-2017 End : ?? [ PROJECTS > Revisi ]