#Contrite

4.9K 367 62
                                    

"Akh!"

Rintihan itu keluar langsung dari bibirku di saat tangan dari seorang siswa bermata sipit itu menampar wajahku dengan kuat, rasanya begitu sakit dan perih. Hal ini sudah dilakukan entah berapa kali, tapi tetap saja aku belum terbiasa dengan aksinya.

Pria sialan yang tak di rahmati itu menampar kembali pipiku, bahkan cairan kental berwarna merah keluar dari sudut bibirku. Ia tersenyum dengan puasnya, menatapku tanpa rasa bersalah sedikitpun. Dasar psikopat!

"Itulah sebabnya jika hutang itu mengerikan, tapi kau malah meminta sejumlah uang pada keluargaku. Sampai sekarang, aku tidak menerima uang sepersen pun darimu" ujarnya, kakinya menendang kuat tubuhku. "Jika miskin, ya miskin saja. Tidak perlu sok-sokan untuk berhutang"

"Hoshi! Kau terlalu kasar padanya, bisakah kau hentikan kelakuan burukmu?" Akhirnya dia bersuara, Joshua si pria berhati malaikat. Dialah satu-satunya yang berani menolongku, padahal dirinya salah satu anggota Hoshi.

"Kau itu di pihak mana, huh?!" Teriak Hoshi, tampak ada amarah membara di wajahnya.

Hoshi berlalu begitu saja tanpa pamit atau mengajak Joshua pergi bersama. Tangisnya langsung pecah di detik itu juga, rasanya badanku remuk akibat tendangannya. Joshua menghampiri ku, ia membawaku ke dalam dekapan hangat, dan di sanalah tempatku menumpahkan segala air mata kepedihan ini.

"Maaf aku tidak dapat berbuat hal lain padamu, (y/n).."

Pulang sekolah telah tiba, keadaanku mulai membaik karena Joshua memberikan beberapa salep di punggungku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pulang sekolah telah tiba, keadaanku mulai membaik karena Joshua memberikan beberapa salep di punggungku. Untung saja dia bukan pria mesum uang yang menerkam tiba-tiba, sehingga aku dapat percaya padanya bahwa ia tidak akan menyerang tiba-tiba.

Ku buka kunci gembok pada sepedaku, hari ini toko bunga milik ibu membutuhkan ku, jadi aku harus cepat.

Namun, aku dihadang oleh komplotan Hoshi yang tampak sangar. Mereka menghadanku, tubuh tinggi mereka membuatku tampak begitu mungil. Salah satu dari mereka yang di sapa Seungcheol menggendongku seperti membawa karung dan kembali menuju gudang itu lagi.

Dapat ku dengar suara Hoshi yang terdengar sedang membicarakan sesuatu di handphonenya. Ia mematikkanya langsung di saat aku duduk di kursi jabuk ini, untung saja tidak rubuh. Tapi keuntungan itu akan berubah kembali menjadi kesialan, karena di depanku ini adalah sekelompok alijin, tentu tidak untung.

Hoshi mendekatiku yang menatapnya kesal, "Lepaskan aku.."

"Melepas mu? Hell, tidak mungkin sebelum teman-teman ku mengerjaimu" jawab Hoshi.

Aku melihat komplotan yang terdiri dari Seungcheol, Mingyu dan yang paling ku benci di dunia ini, Wonwoo. Pria yang mempermainkan perasaanku seenaknya, aku membencinya lebih dari rasa benciku pada Hoshi. Dia pria pertama yang berstatus pacarku, kami putus akibat kelakuannya yang tidak dapat di toleransi. Bagaimana bisa dia menyakiti seorang gadis miskin yang meminta bantuannya? Gadis itu bukan aku, melainkan orang lain semacam gelandangan yang pergi kesana kemari untuk meminta uang. Bahkan Wonwoo melecehkannya dengan ucapan-ucapan yang begitu sarkas.

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang