#Hate U Or Love U

5.4K 391 48
                                    

Pria yang tengah memainkan game di handphonenya itu menjadi pusat perhatian ku dari semenit yang lalu. Memikirkan hal yang mungkin seperti semua istri di dunia ini pikirkan, bagaimana bisa ia menjadi suamiku? Ya, ba-gai-ma-na bi-sa?

Tentu bisa karena adanya paksaan dari wali kedua belah pihak. Aku tidak tau pasti bagaimana bisa orang tuaku ingin menikah kan putrinya ini pada pria sejenis Hoshi. Ku akui dia memiliki wajah manis, tinggi yang cukup dari kata ideal dan pekerja keras. Namun hatinya itu, ah.. sudahlah.

Jika saja perjodohan itu tidak terjadi, pasti aku akan menikahi pria lain yang jauh lebih tampan, manis, romantis dan pengertian. Choi Seungcheol mungkin? Aku tidak peduli ia telah memiliki kekasih, selagi belum sah apa salahnya untuk merebut pria itu?

Apakah aku gila? Ya, aku gila karena pria sipit itu.

"(Y/n), ambilkan jus jeruk" suruhnya Tanpa melepaskan pandangannya itu dari handphone yang ia pegang.

Dengan malasnya, aku berjalan ke dapur. Tidak ingin menerima konsekuensi jika aku mengatakan tidak mau. Pasti ia akan mengomel panjang lebar dan hanya memperkeruh keadaan, sungguh cerewet.

"Ini" ku sodorkan jus jeruk tadi dengan cepat, lalu menjauh.

Perasaanku masih kesal, terlebih dia tidak mengucapkan terimakasih padaku. Heish, sudah ku katakan sebelumnya, pria jenis Hoshi ini benar-benar...

"Jika ingin mengumpat, lakukanlah"

"Menjengkelkan.."

Hari sudah sore, tapi pria itu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah sore, tapi pria itu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Setelah Wonwoo datang tadi pagi untuk mengajaknya bermain di warnet, Hoshi belum pulang sampai sekarang. Aku takut ia terkena radiasi dari komputer yang ia gunakan untuk bermain.

Kalau tidak salah, beberapa hari yang lalu aku membaca sebuah artikel. Seorang anak mengalami kebutaan karena terus bermain game tanpa henti, dan tentunya hal tersebut sangat menakutkan.

Setiap hari Hoshi selalu bertemu dengan paparan radiasi, mengingat pekerjaan nya sebagai pegawai kantoran. Kalau saja ia sudah terkena dampaknya, aku akan menghajarnya di tempat.

Ting!

Akhirnya pria itu pulang juga..

"Akh, kepalaku benar-benar pusing" keluhnya.

Dengan cepat aku menghampiri Hoshi, ia terlihat sempoyongan saat berjalan. Ketika di dekatnya, aku tak dapat mencium aroma alkohol sama sekali. Lantas, kenapa orang ini pusing?

"Dimana Jeon Wonwoo?" Tanyaku setelah membantunya untuk berjalan.

"Di tarik istrinya.."

"Tiba-tiba saja nenek lampir itu datang dan memukul kepala kami dengan sangat keras. Ia mengomeli ku dari A ke Z, memaki ku di depan pemain lain. Menuduhku bahwa aku yang mengajak suaminya ke warnet, padahal Wonwoo lah yang mengajakku!" Lanjutnya.

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang