#Gift

4.6K 324 12
                                    

Kau memandangi remaja laki-laki yang tengah duduk di taman dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya. Ia tampak begitu menikmati lagu yang terputar, membuatmu penasaran lagu apa yang ia dengarkan.

Meski sekarang sudah waktunya jam belajar, tetapi ia dengan santainya duduk di taman tanpa menghiraukan para guru bahkan kepala sekolah yang menegurnya untuk segera mengikuti jam pelajaran.

Kau menggelengkan kepalamu melihat kelakuannya, untuk apa pergi sekolah jika hanya duduk di taman dengan earphone di telinga?

Orang-orang dahulu sering mengatakan, 'Jika kau banyak uang maka kau akan hidup sesuai keinginan mu' mungkin itulah kata yang cocok untuk di sematkan pada Hansol atau yang lebih di kenal sebagai Vernon itu.

"(Y/n)! Yang kau perhatikan pelajaran atau jendela!?" Tegur guru yang tengah mengajar di depan.

Kau segera mengalihkan fokus ke depan, "Maaf pak, saya kurang fokus"

"Ck, lain kali jangan di ulangi! Ingat kau akan mengikuti lomba fisika Nasional Minggu depan! Jadi gunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin!"

"Baik, pak"

Kau memutar bola matamu malas, kesal harus mengikuti lomba fisika yang akan kau ikuti karena paksaan sekolah. Walau kau akan memenangkannya, tapi kau tetap harus beristirahat bukan?

Nampaknya Dewi Fortuna memihak padamu kali ini. Bel istirahat pertama berbunyi nyaring, kau menutup buku mu dan keluar meninggalkan kelas untuk menghampiri kekasihmu.

Oh, rupanya ia sudah menunggu mu di depan kelas mu. Kau menghampirinya, "Vernon"

"Apa?" Tanyanya dingin setelah melepas sebelah earphone nya.

"Apakah malam ini kita jadi berkencan?" Tanyamu.

"Berkencan? Apa maksudmu?"

"Ah, sepertinya kau melupakan nya. Bukankah kau sudah berjanji akan berkencan malam ini?" Sungguh, saat ini kau berusaha menahan kekesalanmu agar tak melunjak.

Namun pada akhirnya Vernon tetap tidak mengingatnya, kau pergi begitu saja tanpa peduli dengan nya. Lebih baik pergi dari pada harus adu mulut dengannya, tak baik jika orang lain melihat.

"Percuma saja aku mengingatkannya, dasar batu!" Gerutu mu.

Karena perasaan kesal pada Vernon begitu besar, kau tak sengaja menabrak seorang pria yang jauh lebih tinggi dari mu. Sehingga hidungmu harus merasakan sakit yang lumayan sakitnya, tampaknya kau menabrak nya terlalu kuat.

"Jun? Maaf kan aku"

Jun menatap mu sinis, "Bukankah aku ini tinggi? Tapi kenapa kau tak melihat orang tinggi di depanmu? Sebab itulah sedari kecil aku selalu menyuruhmu meminum susu dan vitamin, tapi kau malah menolaknya"

Kau menatap Jun tak kalah kesal saat fisik mu di hina olehnya yang bertampang sok tampan. Walaupun memang tampan.

"Siapa suruh kau terlalu tinggi? Kau itu tidak ideal, ranting berjalan"

Dengan cepat kau melarikan diri sebelum Jun dapat menyerap ejekanmu, tinggi Jun dua kali lipat dari tinggi mu, tentu saja dia akan menang jika lomba lari denganmu karena kaki panjangnya.

Dengan cepat kau melarikan diri sebelum Jun dapat menyerap ejekanmu, tinggi Jun dua kali lipat dari tinggi mu, tentu saja dia akan menang jika lomba lari denganmu karena kaki panjangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang