#Poison

4.8K 364 16
                                    

Aku menghela nafas di saat komplotan gadis duduk di sebelah ku dengan tidak sopannya, mereka berbisik-bisik dan menimbulkan suara yang tak ku inginkan dengan jelas. Bagaiamana bisa gadis seperti mereka pergi ke perpustakaan hanya untuk bergosip?!

Ya, itulah yang sedang ku alami sekarang. Bukannya membaca dengan tenang, mereka membuat suara gaduh. Mentang-mentang penjaga perpustakaan sedang keluar, dengan seenak jidatnya mereka.. sudahlah.

Seandainya penjaga perpustakaan tidak memberikan kepercayaannya padaku untuk menjaga perpustakaan, pasti aku sudah pergi ke balkon untuk sekedar bermain game.

"Lihat Wonwoo oppa, sumpah wajahnya itu lho!"

"Aku merasa seperti di drama, dia begitu tampan dan dingin. Seandainya aku dekat dengannya"

Apa? Dekat dengannya?! Hell, percayalah kalian akan menyesal setelah berteman dengannya. Aku sudah merasakannya sedari kecil, Wonwoo bukan pria yang seperti kalian kenal!

"Eh iya, ku dengar-dengar dari kelas sebelah, Wonwoo sedang mendekati gadis"

Semua gadis yang mendengar itu pun memukul mejanya, tak terima dengan kenyataan pahit itu. "Kita harus cari gadis itu!"

"Aku akan mengerjainya!"

"Buat dia seperti kuchisake onna!"

Aku bergidik ngeri, membayangkan ruam di bibir saja sudah mengerikan, apalagi mulut sobek? Gadis ini benar-benar keterlaluan, melukai orang hanya karena terobsesi pada pria sejelek Wonwoo.

Bel masuk telah berbunyi, gadis-gadis itu pergi dari perpustakaan dengan umpatan kesal. Sedangkan aku terjebak berdua bersama Wonwoo di ruang ini, sampai penjaga perpustakaan kembali baru aku boleh pergi.

Menjadi langganan perpustakaan membuatku di kenal oleh penjaga perpustakaan, setiap istirahat aku pergi kemari dan tak jarang penjaga perpustakaan memintaku untuk menggantikan nya sebentar. Hm, akan terasa menyenangkan jika Wonwoo tidak ada di sini.

"Hai cantik, sendirian?" Ah, anak itu mendekatiku. Ia duduk tepat di sampingku, membuatku gerah namun tak dapat menjauh karena aku terpojok di antara dirinya dan dinding.

Wonwoo menyandarkan kepalanya di bahuku. Tidak tinggal diam, aku menggerakkan kasar bahuku supaya kepalanya tak bersandar di bahuku yang sangat berharga.

"Tak bisakah kau kembali ke tempatmu?!" Usir ku.

"Tidak"

"Kalau begitu biarkan aku pergi ke sana" ucapku kesal. Tanganku bergerak untuk memundurkan kursi, namun tangan itu menahan pergerakan ku.

Matanya yang tajam menatap ku intens, "Kemana pun kau pergi, maka aku akan tetap menempel padamu"

Sial, sekarang aku tak bisa pergi kemanapun karena pria sinting ini. Ku coba untuk menenangkan diri, membuang rasa amarahku agar tak ada sesuatu yang mungkin akan rusak karena kemarahan ku ini.

Akhirnya penjaga perpustakaan datang, aku segera memundurkan kursiku kasar. Sang penjaga perpustakaan berterimakasih padaku, namun aku segera berlari dari Wonwoo. Keamanan ku begitu bahaya sekarang.

Aku memasuki kelas dengan nafas tak beraturan, guru yang mengajar pun sudah masuk terlebih dahulu. Aku membungkuk, meminta maaf padanya lalu di ijinkan untuk duduk.

Tak lama kemudian Wonwoo tiba dengan langkah santainya, ia mulai berakting sebagai anak baik lagi di depan semua orang.

Sikapnya membuatku muak.

Sikapnya membuatku muak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang