Menikah, mendengarnya saja sudah terasa mengerikan apalagi membayangkan. Sebuah janji suci yang hanya membuat siapapun terpenjara akibat larangan dan peraturan yang harus di taati. Tentu karena hal ini siapapun merasakan ketidak bebasan dalam melakukan suatu hal.
Itulah pikiran seorang gadis yang tengah menyirami tumbuhan cantik di taman belakang rumahnya. Ia terus menatap kosong seraya membayangkan bagaimana kehidupannya setelah menikah.
Sebagai anak raja, tentu saja ia harus menerima perjodohan walaupun ia dipaksa. Pernikahan seorang anak raja, sangat berbeda dengan pernikahan rakyat biasa. Ya, tentunya pernikahan kedua bangsawan ini akan mewah, namun di kenyataannya kedua pengantin menikah untuk keuntungan wilayah kerajaan mereka sendiri. Hal itu lah yang membuat Yong (y/n) sedih.
Kerajaan nya sangatlah makmur dan sejahtera, bahkan tak ada rakyat yang mengalami kemiskinan. Namun sang raja, Yong Mo merasakan kekurangan pasukan untuk menjaga perbatasan wilayah. Tentunya untuk memperbanyak ia harus menikahkan anak gadisnya itu pada pangeran kerajaan lain.
"Nona Yong (y/n), Raja memanggil anda untuk berkumpul di ruang tamu.." Beritahu pelayan yang telah di perintahkan oleh raja sendiri.
(Y/n) mengangguk pelan, ia segera memasangkan cadar bermotif bunga itu di wajahnya. Sudah menjadi tradisi keluarga untuk menutup wajah gadis sebelum di pertemukan dengan calon suaminya.
Di tengah perjalanan, beberapa kali (y/n) mengusap air matanya dan berusaha untuk terlihat anggun, seperti imagenya selama ini.
Kini ia sudah memasuki ruang tamu, ia melihat seorang raja dan pangeran muda tengah duduk berhadapan dengan ayahnya. Dengan segera ia menghampiri sang ayah untuk duduk di sampingnya, walau hatinya terus mengatakan untuk pergi dari tempat itu.
"Putri anda memiliki mata yang indah, seperti permaisuri" puji raja Jeon Ha.
Raja Yong Mo tertawa mendengar pujian tersebut, bahkan ia tak pernah menyadari mata permaisuri nya itu indah meski mereka selalu bersama sepanjang hari.
"Jadi bagaimana, apakah kau menyukainya pangeran?" Tanya Jeon Ha tanpa basa basi lagi.
Pangeran Jeon itu menatap (y/n) yang tengah tertunduk, kemudian ia tersenyum. "Aku menerimanya"
"Jika begitu kita akan merencanakan kapan pernikahannya di laksanakan" Usul Raja Yong Mo.
"Tapi.." Pangeran Jeon membuat suasana sedikit hening di ruang tamu itu. "Apakah aku boleh mengajaknya berkeliling malam ini? Aku ingin lebih mengenalnya" Minta Jeon.
"Tentu, kau boleh mengajak nya. Ia akan menjadi milikmu sebentar lagi"
Malam telah tiba, namun (y/n) tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupannya dari tadi. Bahkan Pangeran Jeon mulai kedinginan karena menunggu nya di pinggir sungai.Apakah gadis itu melarikan diri?
"Maafkan saya telah membuat anda menunggu lama." Ucap (y/n) setelah sekian lama ia tak menampakkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
Short StoryAku memang tidak dapat memiliki salah satu dari ketiga belas pria itu. Namun apa salahnya aku menghayal? [SEVENTEEN] Start: Selasa. 1-8-2017 End : ?? [ PROJECTS > Revisi ]