Berlari dengan tangisan ketakutan, membuatmu terlihat konyol. Tidak peduli dengan rambut yang telah acak-acakan, yang paling terpenting sekarang adalah kau berlari menghindari kejaran anjing Bulldog yang menyeramkan.
Rasanya tentu saja menegangkan. Bisa kalian bayangkan betapa sakitnya gigitan anjing ketika menganggap kita sebagai orang jahat? Tentu saja sangat sakit, terlebih jika anjing itu rabies, tentu lebih menakutkan lagi.
Namun beruntunglah yang mengejarmu bukan anjing rabies yang berkeliaran entah kemana, anjing yang mengejarmu tidak lain adalah anjing tetangga. Lee Seokmin, dialah pemilik anjing Bulldog yang ia beri nama Mairo.
"SEOKMIN!!" Teriakmu histeris.
Seokmin hanya tertawa lebar di belakang sana, ia sangat kejam membiarkan seorang wanita di kejar seekor anjing.
Tawanya yang lebar itu berubah menjadi panik saat melihat mobil yang melaju ke arahmu, kau pun langsung memejamkan matamu karena yakin setelah ini kau akan tertabrak.
Berharap waktu berhenti agar kau bisa menghindari kecelakaan itu, namun dirimu hanyalah manusia biasa. Tidak ada istilah seorang manusia dapat mengendalikan waktu, sungguh ajaib jika ada manusia yang bisa memberhentikan waktu.
Setelah semenit tidak terjadi apa-apa, kau membuka matamu perlahan. Aneh, mobil tadi melewati mu begitu saja tanpa menabrak mu. Seharusnya kau tertabrak karena mobil tadi berhadapan denganmu, tapi untunglah hal itu tak terjadi.
"Hhh, syukurlah.." legamu.
Seokmin menghampirimu cepat, ia tersenyum konyol seakan mentertawakan mu. "Ck, kau percaya diri sekali mobil tadi akan menabrakmu"
"Yak! Seharusnya kau khawatir padaku karena anjingmu itu bisa membuatku mati!" Bentak mu padanya.
Kau segera pergi menjauh darinya untuk menenangkan dirimu sejenak di rumah, sungguh teman yang keterlaluan. Bagaimana bisa ia tersenyum seperti itu saat kau hampir menemui ajalmu?
"Maafkan aku (y/n).. sungguh aku tidak sengaja mengatakannya.." mohonnya.
Seokmin terus mengikutimu sedari tadi, ia merasa bersalah atas kejadian kemarin sehingga membuatmu marah.
"(Y/n)..." Rengeknya.
Kau terus melangkah maju, berusaha pergi dari Seokmin namun pria itu tetap saja mengejarmu kemanapun kau pergi.
Saat Vernon berada di dekatmu, kau segera menghampirinya. Ia adalah adik kelas yang lumayan dekat denganmu karena satu organisasi, kau sangat bersyukur ada Vernon yang tengah asik dengan teman sekelasnya di dekatmu.
Seokmin pernah mengatakan bahwa ia tidak bisa mendekati Vernon karena takut kalah saing dalam hal ketampanan. Alasan yang konyol, namun kenyataannya memang Seokmin tidak sebanding dengan pria blesteran Amerika-korea seperti Vernon.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
Short StoryAku memang tidak dapat memiliki salah satu dari ketiga belas pria itu. Namun apa salahnya aku menghayal? [SEVENTEEN] Start: Selasa. 1-8-2017 End : ?? [ PROJECTS > Revisi ]