Aisy_3

2.2K 123 3
                                    

"Aisy" Dizah mengguncang Bahu Aisy pelan "Aisy.. Sayang heyy"

"Hmm eh...emm ada apa umi ?"

Aisy yang tersentak dari lamunannya langsung menghapus cairan yang entah sejak kapan sudah membasahi pipinya,Aisy memejamkan matanya lalu menghembuskan napasnya pelan seraya tersenyum ke arah Dizah.

Dizah yang baru sadar Aisy menangis lantas menatapnya lekat lalu merengkuhnya kedalam dekapannya tanpa bertanya apapun,setelah dirasa Aisy telah merasa tenang barulah Dizah menanyakan penyebab Aisy menangis.

"Sayang kenapa ?" ucap Dizah seraya mengelus pipi Aisy lembut.

Ditanya seperti itu Aisy hanya tersenyum lalu menggenggam tangan Dizah yang sedang mengelus pipinya lalu di ciumlah tangan itu.

'Ya Allah tangan ini yang selalu menggendongku semasa kecil,tangan ini yang selalu mengusap air mataku dikala sedih Dan tangan ini pula yang selalu merengkuhku di kala rapuh.
Ya Allah bebaskan lah pemilik tangan ini dari panasnya api neraka, karena wanita ini lah yang mengenalkan ku pada agamamu,wanita ini lah yang merawatku sampai sebesar ini dan wanita ini pula lah yang selalu melimpahkan kasih dan sayangnya kepadaku.
Ya Allah jika aku jauh darinya jagalah dia untuk ku sebagaimana ia selalu menjagaku semasa kecil,
Ya Allah sungguh cinta dan kasih ku begitu besar kepadanya maka ku mohon kasih dan sayangilah dia sebagaimana dia menyayangiku semasa kecil pula' Tanpa sadar Aisy telah kembali meneteskan Air matanya saat mencium tangan Dizah.

Sedangkan Dizah yang merasakan air mata Aisy di punggung tangannya ikut meneteskan air mata seraya mengusap kepala Aisy penuh kasih sayang dengan tangannya yang bebas.

Hiks hiks

Keduanya hanyut dalam tangis haru tanpa ada percakan dan saling meresapi tangis masing masing dengan segala perasaan yang campur aduk.

"Maafin Aisy ya umi hiks" Aisy masih mencium punggung tangan Dizah yang sudah basah dengan air matanya "maaf Aisy selalu merepotkan umi,Aisy yang suka membangkang sama umi,Aisy yang selalu membuat umi menangis dan segala kesalahan Aisy, Aisy minta maaf hiks"

Dizah yang mendengar permohonan maaf putrinya lantas mengangkat wajah Aisy dengan memegang dagunya seraya memandangnya lekat kemudian merengkuhnya kembali kedalam dekapan hangatnya.

"Umi sudah maafin Aisy sayang" ucap Dizah seraya mengecup kening Aisy dan mengelus-elus punggungnya dengan penuh kasih dan sayang.

Melepaskan pelukannya Dizah memandangi wajah putrinya yang sekarang sudah dewasa dan akan menjadi seorang istri sebentar lagi, merangkum wajah Aisy lalu mengecup kening Aisy dengan lembut dan penuh kehangatan begitu lama.

"Jadilah seorang istri yang berbakti,contohlah Bunda Khadizah dan Bunda Aisyah yang selalu setia kepada Rasulullah, teladanilah sifat mereka dalam mengurus suami maka insyaallah surga yang akan menantimu" ucap Dizah seraya mengusap air mata Aisy "umi akan selalu mendoakanmu dan selalu menyayangimu,ingat bagi umi kamu tetaplah Aisy putri kecil umi"

Cup

Sekali lagi Dizah mengecup kening Aisy dan merngkuhnya kembali.

"Udah Ah jangan nangis terus nanti suami kamu kaget lagi liat mata istrinya bengkak" ujar Dizah seraya terkekeh.

Sedangkan Aisy yang mendengar ucapan Dizah hanya mengerucutkan bibirnya dengan pipi merona merah.

Aisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang