Aisy_12

1K 75 5
                                    

Cukup lama mereka berpelukan sampai  kemeja yang Arsya kenakan terasa basah karena tangisan Aisy.

"Sekarang kamu mandi dulu ya, sudah hampir maghrib. Nanti setelah sholat maghrib kamu boleh menanyakan apapun sama aku ya sayang"

Aisy tidak menjawab dan hanya diam bahkan mengangguk pun tidak.

Arsya merenggangkan sedikit pelukan nya kemudian mengusap kepala Aisy dan mengecupnya pelan sebelum meninggal kan Aisy untuk pergi membersihkan diri.

Arsya memilih untuk mandi di kamar Aisyah dan membiarkan Aisy membersihkan diri di kamar mandi kamar mereka, memberikan ruang untuk Aisy sedikit menenangkan pikiran nya.

Setelah membersihkan diri lantas Arsya memasuki kamar nya untuk berganti baju yang ternyata sudah Aisy siapkan di tempat biasa Aisy menyimpan pakaian ganti untuk nya. beberapa menit lagi sudah waktunya Adzan magrib, Arsya memutuskan untuk sholat berjamaah di masjid. Bukan karena dia tega meninggalkan istrinya dalam keadaan seperti itu tapi Arsya hanya ingin memberi ruang untuk Aisy meredakan emosi nya.

Arsya tau semarah apapun Aisy dia tidak akan melupakan kewajiban nya, buktinya ia masih mau menyiapkan pakaian untuk Arsya. Betapa mulia nya wanita yang menjadi kekasih halal nya itu.

"Sayang aku berangkat ke masjid dulu ya, Assalamualaikum..." ucap Arsya saat keluar dari dalam kamar nya.

Ia tahu, ia telah membuat Aisy nya sedih maka dari itu iya sudah bertekad untuk membeberkan semua rahasia yang selama ini ia sembunyi kan.

'aku janji akan menjelaskan semuanya sama kamu karena aku gak bakalan sanggup untuk memendam ini lebih lama lagi' ucap Arsya didalam hati sebelum beranjak pergi dari depan pintu kamarnya menuju masjid terdekat.

_______________________________________

Setelah Aisy membersihkan diri dan sholat magrib juga Arsya  yang sudah kembali dari masjid, disini lah mereka. duduk berdua di ruang tengah tanpa ada pembicaraan apapun yang keluar dari mulut mereka, mereka berdua terlarut dalam pikiran mereka masing-masing.

Begitu banyak pertanyaan dalam benak Aisy sedangkan Arsya sedang menebak nebak apa yang kira kira sedang Aisy pikirkan sampai berulang kali membuang nafas kasar seperti itu.

"Mas..."

"Sayang..."

Mereka berdua bertatapan kemudian kembali hening seakan keheningan dapat memecahkan masalah mereka.

Arsya menggenggam tangan Aisy dan meremas nya pelan.

"jadi apa yang kamu pikirkan" Arsya lebih dulu memecahkan keheningan diantara mereka.

Aisy hanya menatap Arsya tanpa ekspresi, hal itu semakin membuat Arsya takut. Bukan, bukan karena tatapannya tapi teringat pesan ayah mertua nya saat ia melamar Aisy beberapa bulan lalu.

"nak Arsya tolong jangan pernah buat Aisy tertekan karena Aisy sempat terganggu psikis nya, Abi sangat menyayangi Aisy karena bagi Abi dia adalah kehidupan Abi. Maka dari itu Abi mohon jaga dia baik baik seperti kamu menjaga diri kamu sendiri" Abi mengatakan hal itu dengan wajah sendu mengingat kejadian beberapa tahun lalu sebelum Aisy pergi keluar negeri.

"Arsya akan menjaga Aisy dengan nyawa Arsya sekalipun Bi" jawab Arsya penuh keyakinan.

"Abi percaya padamu" Abi menepuk bahu Arsya pelan dengan senyuman di wajahnya.

Dan Saat Ini Arsya merasa sudah mengingkari kata-kata nya, ini semua salahnya Andaikan Arsya berterus terang terlebih dahulu, Aisy tidak akan mengetahui kenyataan ini dari orang lain.

Aisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang