kejutan

387 26 7
                                    

Selamat Malam kalian🤗

Entah kenapa hari ini Yadpa kangen sama kalian dan keinget sama Aisy 😂

Ada yang kangen Aisy juga ? 🙈🙈

Gak ada ya ? Huhu syedihhh 😔

_________________________________

Aisy tengah menangis tanpa suara di depan cermin, hanya terdengar isakan lirih yang keluar dari bibirnya. Cukup lama Arsya memandangi istri cantiknya itu tanpa mau menegur ataupun mengganggu acara bercermin bidadari syurganya itu.

Hahh

Arsya menghela napasnya pelan.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Arsya beranjak dari ranjang yang tengah di dudukinya, merasa tidak tahan saat mendengar isakan Aisy yang menyayat hatinya padahal hal ini sudah ke sekian kalinya terjadi.

Ya, bukan sekali dua kali Aisy menangis di depan cermin seperti ini, bahkan Arsya merasa menyesal kenapa meletakan cermin yang lumayan besar di kamarnya dan rasanya Arsya ingin melenyapkan semua cermin  di rumah nya saja jika keadaannya akan seperti ini.

"Sttt sayangg.."

Arsya memeluk Aisy dari belakang lalu menumpukan dagunya di bahu Aisy, sedangkan Aisy masih saja mengeluarkan air mata tanpa terganggu sedikitpun oleh keberadaan Arsya.

Arsya menelusupkan tangannya kedalam baju Aisy kemudian mengelus perut buncit Aisy dengan sayang.

"Kenapa lagi hmm ?" Ucap Arsya dengan tangan yang masih setia mengelus perut buncit Aisy dan beberapa kali mendaratkan kecupan di pelipis Aisy.

"Hiks hiks Mas..." rengek Aisy kemudian mengubah posisinya sehingga berhadapan dengan sang suami.

"Kenapa sayang ?"

Tangan Arsya dengan sigap menghapus bulir bulir air mata di pipi Aisy dengan lembut.

"Aku makin jelek ya ?" Tanya Aisy dengan mata yang mulai berkaca kaca lagi.

Pertanyaan itu lagi.

Pertanyaan yang selalu Aisy lontarkan semenjak perutnya terlihat semakin membuncit dan Arsya demi apapun membenci pertanyaan itu.

"Heyy sayang, dengar. Dimata aku kamu adalah perempuan paling cantik di dunia, katakan siapa yang bilang kamu jelek hmm ?" Ucap Arsya seraya menangkup pipi tembam Aisy yang semakin menggemaskan di mata Arsya.

"Kamu bohong, liat badan aku makin bengkak. Bahkan berat badan aku udah naik 16 kg di masa kehamilan aku yang baru 7 bulan" ucap Aisy lalu kembali menangis di depan Arsya.

Arsya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, memang benar Aisy terlihat lebih berisi tapi bahkan tidak pernah terbesit sedikitpun dalam pikiran Arsya bahwa Aisy terlihat jelek, bagi Arsya Aisy semakin terlihat hmm... Sexy. Apalagi di bagian yang... Akhh Arsya menggelengkan kepalanya saat sekelebat pikiran mengarah pada hal yang tidak seharusnya Arsya pikirkan di saat seperti ini.

"Tuh kan, Mas pasti sedang membenarkan ucapan aku kan?" Rajuk Aisy kemudian memukuli dada bidang Arsya.

Ctak

Arsya menyentil dahi Aisy pelan, kemudin mengecupnya perlahan penuh kasih sayang.

"Jadi kebiasaan berpikir buruk kamu belum ilang juga nih ? Dengar, bentuk tubuh perempuan yang sedang mengandung memang akan berubah dan berat badannya akan bertambah apalagi kamu tidak hanya mengandung satu bayi tapi dua sekaligus, wajar saja jika berat badan kamu naik sebanyak itu dan aku tidak masalah sedikitpun dengan perubahan bentuk tubuh kamu selagi orang itu masih kamu, bidadari syurgaku " ucap Arsya menjeda dengan kecupan di kedua kelopak mata Aisy yang masih basah "Daripada kamu nebak nebak mendingan kamu tanya apa yang sedang aku pikirkan" lanjut Arsya.

Aisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang